Canggih, Ukraina Ciptakan Balon Pendeteksi Drone Rusia
loading...
A
A
A
Ancaman yang dihadirkan oleh drone, terutama jenis first-person view (FPV) yang berkembang pesat menjadi sesuatu yang nyata di medan perang. Meskipun telah banyak upaya untuk menciptakan penangkal drone, Aero Azimuth versi darat bermanfaat untuk memperingatkan pasukan Ukraina tentang operator drone, bukan drone individu. Dengan cara ini, operator drone Rusia atau pos komando medan perang yang mungkin bertanggung jawab atas puluhan drone dapat diidentifikasi.
Bahkan kehadiran Aero Azimuth cukup untuk memaksa operator drone Rusia mengubah taktik, bergerak lebih jauh dari medan perang serta mengurangi efektivitas dan dapat mengakibatkan ketergantungan pada pengulang udara. Untuk menghindarinya, operator drone Rusia kemungkinan akan membatasi jumlah waktu drone mereka berada di udara dan komunikasi dengan mereka semakin menurunkan efektivitas mereka.
Aero Azimuth telah dikerahkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina. Tahun lalu, dilaporkan versi massal pertama dari Azimuth berbasis darat kemungkinan akan siap pada akhir Desember 2023.
Sementara itu, penggunaan balon secara umum bukanlah hal baru dalam perang di Ukraina. Aerostat dari Aerobavovna dilaporkan telah digunakan dalam peran termasuk pengintaian, relay sinyal, kontrol drone, dan membawa muatan peledak.
Di sisi lain, Rusia juga memiliki sejarah panjang dalam penggunaan aerostat untuk pengintaian dan telah ada banyak laporan tentang balon Rusia yang dilengkapi dengan radar dan peralatan pengawasan di Ukraina untuk memantau perbatasan dengan negara-negara NATO, khususnya Finlandia dan Baltik.
Minggu lalu, Rusia menerbangkan aerostat - pada dasarnya sebuah balon besar - dengan huruf Z di perbatasan Estonia-Rusia. Huruf Z telah menjadi simbol dukungan untuk perang Rusia di Ukraina dan dilarang di Estonia.
Laporan tentang balon Rusia yang dilengkapi dengan reflektor radar untuk membingungkan sistem pertahanan udara Ukraina, serta klaim Rusia bahwa Ukraina telah menggunakan 'bom balon' berbiaya rendah untuk menyerang target di perbatasan.
Menariknya, pejabat AS selaku sekutu Ukraina juga telah berbicara tentang kemungkinan Ukraina menerima aerostat terikat dengan kemampuan untuk mendeteksi drone yang lebih besar, seperti jenis Shahed.
Kepala Angkatan Udara AS di Eropa (USAFE) Jenderal James Hecker serta Angkatan Udara Afrika (AFAFRICA) dan Komando Udara Sekutu NATO berharap aerostat semacam ini akan terekspose dalam waktu enam bulan hingga satu tahun.
Bahkan kehadiran Aero Azimuth cukup untuk memaksa operator drone Rusia mengubah taktik, bergerak lebih jauh dari medan perang serta mengurangi efektivitas dan dapat mengakibatkan ketergantungan pada pengulang udara. Untuk menghindarinya, operator drone Rusia kemungkinan akan membatasi jumlah waktu drone mereka berada di udara dan komunikasi dengan mereka semakin menurunkan efektivitas mereka.
Aero Azimuth telah dikerahkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina. Tahun lalu, dilaporkan versi massal pertama dari Azimuth berbasis darat kemungkinan akan siap pada akhir Desember 2023.
Sementara itu, penggunaan balon secara umum bukanlah hal baru dalam perang di Ukraina. Aerostat dari Aerobavovna dilaporkan telah digunakan dalam peran termasuk pengintaian, relay sinyal, kontrol drone, dan membawa muatan peledak.
Di sisi lain, Rusia juga memiliki sejarah panjang dalam penggunaan aerostat untuk pengintaian dan telah ada banyak laporan tentang balon Rusia yang dilengkapi dengan radar dan peralatan pengawasan di Ukraina untuk memantau perbatasan dengan negara-negara NATO, khususnya Finlandia dan Baltik.
Minggu lalu, Rusia menerbangkan aerostat - pada dasarnya sebuah balon besar - dengan huruf Z di perbatasan Estonia-Rusia. Huruf Z telah menjadi simbol dukungan untuk perang Rusia di Ukraina dan dilarang di Estonia.
Laporan tentang balon Rusia yang dilengkapi dengan reflektor radar untuk membingungkan sistem pertahanan udara Ukraina, serta klaim Rusia bahwa Ukraina telah menggunakan 'bom balon' berbiaya rendah untuk menyerang target di perbatasan.
Menariknya, pejabat AS selaku sekutu Ukraina juga telah berbicara tentang kemungkinan Ukraina menerima aerostat terikat dengan kemampuan untuk mendeteksi drone yang lebih besar, seperti jenis Shahed.
Kepala Angkatan Udara AS di Eropa (USAFE) Jenderal James Hecker serta Angkatan Udara Afrika (AFAFRICA) dan Komando Udara Sekutu NATO berharap aerostat semacam ini akan terekspose dalam waktu enam bulan hingga satu tahun.