Keju Tertua di Dunia Berasal dari Kepala dan Leher Mayat Manusia

Selasa, 01 Oktober 2024 - 10:48 WIB
loading...
Keju Tertua di Dunia...
Keju Tertua di Dunia. FOTO/ DAILY
A A A
BEIJING - Sekelompok ilmuwan berhasil ungkap DNA yang diyakini sebagai keju tertua di dunia, menariknya itu berasal dari mumi Zaman Perunggu di kuburan China , sekitar 2.000 SM.



Kenikmatan susu tersebut adalah keju kefir pengganti kesehatan krim keju modern dan ditemukan secara aneh dioleskan atau “ditaburkan” di sekitar kepala dan leher mayat yang diawetkan, yang berasal dari antara 3.300 hingga 3.600 tahun yang lalu, di Cekungan Tarim di China barat laut, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell.

Secara khusus, zat tersebut telah melapisi leher dan kepala beberapa anggota almarhum di dalam kuburan suku Xiaohe. Meskipun zat berwarna putih tersebut pertama kali ditemukan dua dekade lalu, baru-baru ini dipastikan bahwa zat tersebut merupakan topping pasta favorit.

“Makanan seperti keju sangat sulit diawetkan selama ribuan tahun, sehingga ini menjadi peluang yang langka dan berharga,” kata peneliti Qiaomei Fu seperti dilansir dari Wion News.

“Mempelajari keju kuno secara mendetail dapat membantu kita lebih memahami pola makan dan budaya nenek moyang kita.”

Ekstrak mitokondria yang ditemukan mengandung DNA sapi dan kambing diambil dari tiga makam berbeda setelah mengetahui preferensi kuliner Xiaohe. Tidak seperti adat istiadat di Yunani dan Timur Tengah, berbagai jenis susu hewani dipisahkan menjadi beberapa kelompok keju.

Keberadaan bakteri jamur yang sesuai dengan biji kefir modern juga ditemukan, yang memungkinkan tim untuk melacak garis keturunannya.

Salah satunya, bakteri Lactobacillus pembuat keju saat ini, tampaknya berasal dari Tiongkok dan Rusia. Keyakinan sebelumnya menyebutkan bahwa strain tersebut hanya ditemukan di Pegunungan Kaukasus Rusia.

“Ini adalah penelitian yang belum pernah terjadi sebelumnya, bagaimana bakteri berevolusi selama 3.000 tahun terakhir. Selain itu, dengan meneliti produk susu, kami memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan manusia purba dan interaksi mereka dengan dunia,” kata Fu.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4041 seconds (0.1#10.140)