Menelusuri Jejak Penggunaan Obat-obatan di Gua Afrika 15.000 Tahun Lalu

Sabtu, 09 November 2024 - 07:31 WIB
loading...
Menelusuri Jejak Penggunaan...
Gua di Maroko yang membuktikan bahwa sejak 15.000 tahun lalu manusia sudah memahami obat-obatan. Foto: ist
A A A
AFRIKA - Ternyata penggunaan obat-obatan sudah dikenal sejak zaman manusia purba, tepatnya 15 ribu tahun lalu.

Ini terungkap di sebuah gua di Afrika Utara. Sekitar 15.000 tahun yang lalu, seorang manusia dimakamkan bersama tanaman obat yang tidak biasa dan bahkan istimewa: Ephedra.

Ephedra adalah semak sederhana yang masih digunakan sampai sekarang dalam beberapa pengobatan tradisional.

Ini adalah bukti paling awal yang diketahui tentang manusia yang menggunakan tanaman ini, dan berpotensi untuk menjelaskan misteri praktik pemakaman dan pengobatan prasejarah.

Penemuan ini terjadi di La Grotte des Pigeons (Gua Merpati), yang secara lokal dikenal sebagai Taforalt, dekat kota Berkane di timur laut Maroko.

Antara 2005 dan 2015, para arkeolog menemukan kerangka beberapa orang dewasa dan bayi yang ditempatkan dalam posisi duduk atau berbaring di bagian belakang gua.

Salah satu kerangka, seorang pria dewasa berusia 19 hingga 20 tahun yang diberi nama Individu 14, ditemukan dimakamkan bersama banyak barang langka dan istimewa, termasuk tulang hewan, batu, dan benda-benda berwarna.

Di antara tulang-tulang dan barang-barang kuburannya, para peneliti yang dipimpin oleh tim di Universitas Las Palmas de Gran Canaria baru-baru ini mengidentifikasi ratusan sisa-sisa tujuh spesies tanaman berbeda.

Yang paling menarik adalah penemuan Ephedra, tanaman obat terkenal yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional India dan Cina selama ribuan tahun.

Ilustrasi Individu 14 (biru) bersama dengan inti tanduk domba Barbary (abu-abu), batu dengan oker (abu-abu tua dan merah), tulang hewan (kuning), dan potongan tanaman Ephedra (bintik-bintik merah).

Tanaman ini memiliki banyak manfaat kesehatan yang diakui – banyak di antaranya belum terbukti secara ilmiah – seperti mengobati pilek dan penyakit pernapasan.

Itu juga disebut-sebut karena kemampuannya untuk meningkatkan energi dan membantu menurunkan berat badan.

Salah satu bahan aktif utamanya adalah efedrin, stimulan yang sering digunakan untuk mencegah tekanan darah rendah selama anestesi, serta untuk mengobati asma, narkolepsi, dan obesitas.

Mengingat berbagai potensi penggunaannya, para peneliti di balik penemuan terbaru di Maroko ini tidak sepenuhnya yakin mengapa pria itu dimakamkan dengan sisa-sisa tanaman yang hangus, meskipun mereka memiliki beberapa gagasan.

"Ephedra mungkin merupakan 'makanan obat' yang dikonsumsi untuk khasiat nutrisi dan terapeutiknya, dan dapat dimanfaatkan untuk memberikan beberapa manfaat secara bersamaan seperti mengurangi rasa lapar dan menjaga kesehatan," tulis penulis penelitian tersebut.



"Bukti keberhasilan pemulihan dari operasi, seperti pencabutan gigi dan trepanasi tengkorak, yang dilakukan oleh penghuni Iberomaurusian di Grotte des Pigeons menunjukkan bahwa Ephedra dapat digunakan untuk tujuan pengobatan. Ephedra adalah vasokonstriktor, dan dapat digunakan untuk mengurangi jumlah kehilangan darah selama prosedur pembedahan ini dan sebagai bantuan untuk pemulihan," tambah mereka.

Para peneliti mengakui bahwa kita tidak pernah dapat sepenuhnya memahami niat orang yang hidup 15.000 tahun yang lalu. Namun, mereka menekankan bahwa jelas tanaman yang "tidak biasa dan istimewa" ini dikonsumsi dalam konteks pemakaman, menunjukkan bahwa mereka memahami pentingnya dan sifat-sifatnyayangunik.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)