Jejak Kaki Berusia 1,5 Juta Tahun, Ungkap Sesuatu yang Tak Terduga
loading...
A
A
A
LONDON - Hampir 1,5 juta tahun yang lalu , dua spesies manusia hidup berdampingan, mungkin menyadari keberadaan satu sama lain, dan bahkan berinteraksi.
Sebuah penelitian telah mengungkap bahwa kedua spesies manusia purba itu berpapasan di tepi danau di tempat yang sekarang disebut Kenya modern. Tepi danau kuno itu merupakan bagian dari situs fosil Koobi Fora.
Pengungkapan ini dilakukan berdasarkan jejak kaki yang membatu di pasir di area tersebut yang telah menyimpan momen yang tak terduga dan luar biasa tersebut.
Para ilmuwan mengatakan mereka kemungkinan besar hidup sebagai tetangga yang bersahabat alih-alih bertengkar karena perbedaan pendapat.
"Kehadiran mereka di permukaan yang sama, yang terbentuk berdekatan dalam waktu yang lama, menempatkan kedua spesies tersebut di tepi danau, menggunakan habitat yang sama," kata geolog dan antropolog Craig Feibel dari Universitas Rutgers di Amerika Serikat seperti dilansir dari Wion News.
Jejak kaki itu dibuat sangat berdekatan sehingga menunjukkan bahwa kedua spesies itu berpapasan di area ini dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari.
Kevin Hatala, penulis pertama studi ini dan profesor madya bidang biologi di Universitas Chatham di Pittsburgh, mengatakan, "Kami melihat mereka berada di lingkungan tepi danau yang sama, dan melewati area ini dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari."
"Mereka mungkin menyadari keberadaan satu sama lain. Mereka melihat satu sama lain dan mungkin berinteraksi," imbuh Hatala.
Jejak kaki di Koobi Fora pertama kali ditemukan pada tahun 2007. Jejak kaki tersebut merupakan contoh tertua hominin yang berjalan tegak seperti manusia modern. Di wilayah yang sama, sisa-sisa kerangka beberapa kerabat manusia purba juga telah ditemukan.
Baca Juga
Sebuah penelitian telah mengungkap bahwa kedua spesies manusia purba itu berpapasan di tepi danau di tempat yang sekarang disebut Kenya modern. Tepi danau kuno itu merupakan bagian dari situs fosil Koobi Fora.
Pengungkapan ini dilakukan berdasarkan jejak kaki yang membatu di pasir di area tersebut yang telah menyimpan momen yang tak terduga dan luar biasa tersebut.
Para ilmuwan mengatakan mereka kemungkinan besar hidup sebagai tetangga yang bersahabat alih-alih bertengkar karena perbedaan pendapat.
"Kehadiran mereka di permukaan yang sama, yang terbentuk berdekatan dalam waktu yang lama, menempatkan kedua spesies tersebut di tepi danau, menggunakan habitat yang sama," kata geolog dan antropolog Craig Feibel dari Universitas Rutgers di Amerika Serikat seperti dilansir dari Wion News.
Jejak kaki itu dibuat sangat berdekatan sehingga menunjukkan bahwa kedua spesies itu berpapasan di area ini dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari.
Kevin Hatala, penulis pertama studi ini dan profesor madya bidang biologi di Universitas Chatham di Pittsburgh, mengatakan, "Kami melihat mereka berada di lingkungan tepi danau yang sama, dan melewati area ini dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari."
"Mereka mungkin menyadari keberadaan satu sama lain. Mereka melihat satu sama lain dan mungkin berinteraksi," imbuh Hatala.
Jejak kaki di Koobi Fora pertama kali ditemukan pada tahun 2007. Jejak kaki tersebut merupakan contoh tertua hominin yang berjalan tegak seperti manusia modern. Di wilayah yang sama, sisa-sisa kerangka beberapa kerabat manusia purba juga telah ditemukan.