Cacing di Chernobyl Secara Misterius Kebal Radiasi, Apa Sebabnya?

Rabu, 25 Desember 2024 - 11:28 WIB
loading...
A A A
Salah satu cara untuk mendapatkan wawasan tentang pertanyaan ini adalah dengan melihat nematoda – cacing gelang mikroskopis yang hidup di berbagai habitat (termasuk tubuh organisme lain). Nematoda bisa sangat kuat; ada beberapa kasus nematoda yang bangun kembali setelah ribuan tahun membeku di permafrost.

Mereka memiliki genom yang sederhana, dan hidup berumur pendek, yang berarti banyak generasi dapat dipelajari dalam waktu singkat. Ini menjadikan mereka organisme model yang sangat baik untuk mempelajari berbagai hal, mulai dari perkembangan biologis, hingga perbaikan DNA dan respons toksin.

Inilah sebabnya mengapa Tintori dan rekan-rekannya menggali di Chornobyl untuk menemukan nematoda dari spesies Oschieus tipulae, yang biasanya hidup di tanah.

Mereka mengumpulkan ratusan nematoda dari buah busuk, serasah daun, dan tanah di CEZ, menggunakan penghitung Geiger untuk mengukur radiasi sekitar dan mengenakan pakaian pelindung terhadap debu radioaktif.

Para peneliti membiakkan hampir 300 cacing CEZ mereka di laboratorium, dan memilih 15 spesimen O. tipulae untuk pengurutan genom.

Genom yang diurutkan ini kemudian dibandingkan dengan genom yang diurutkan dari lima spesimen O. tipulae dari tempat lain di dunia – Filipina, Jerman, Amerika Serikat, Mauritius, dan Australia.

Cacing CEZ sebagian besar lebih mirip secara genetik satu sama lain daripada dengan cacing lainnya, dengan jarak genetik sesuai dengan jarak geografis untuk seluruh sampel 20 strain.
Tetapi tanda-tanda kerusakan DNA dari lingkungan radiasi kurang.

Tim dengan hati-hati menganalisis genom cacing, dan tidak menemukan bukti penataan ulang kromosom skala besar yang diharapkan dari lingkungan mutagenik. Mereka juga tidak menemukan korelasi antara tingkat mutasi cacing, dan kekuatan radiasi sekitar di lokasi asal setiap cacing.

Akhirnya, mereka melakukan tes pada keturunan masing-masing dari 20 strain cacing untuk menentukan seberapa baik populasi mentolerir kerusakan DNA. Meskipun setiap garis keturunan memiliki tingkat toleransi yang berbeda, ini juga tidak memiliki korelasi dengan radiasi sekitar yang terpapar nenek moyang mereka.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0949 seconds (0.1#10.140)