Dinosaurus Paling Buas yang Pernah Hidup di Afrika Ditemukan
loading...
A
A
A
"Klasifikasi awal Stromer tidak tepat. Kami mengidentifikasi spesies dinosaurus predator yang sama sekali berbeda dan sebelumnya tidak dikenal di sini dan menamakannya Tameryraptor markgrafi," kata Dr. Kellermann.
Jika kita jabarkan makna di balik nama genus "Tameryraptor Markgraf", bagian "Tamery" adalah nama kuno Mesir sedangkan "markgrafi" adalah nama untuk menghormati kolektor fosil Dr. Stromer, Richard Markgraf, yang menggali kerangka dinosaurus tersebut.
Dari foto-foto tersebut, para ahli mencatat bagaimana dinosaurus itu memiliki gigi yang simetris dan tanduk hidung yang menonjol.
Rekonstruksi markgrafi Tameryraptor Joshua Knüppe
Penemuan terbaru ini menunjukkan terdapat lebih banyak jenis dinosaurus di wilayah dunia ini daripada yang kita duga.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa ahli paleontologi dapat melakukan penggalian tidak hanya di dalam tanah, tetapi juga di arsip-arsip lama,” kata Oliver Rauhut, penulis lain penelitian tersebut.
“Namun, penilaian yang lebih komprehensif terhadap fauna dinosaurus predator Zaman Kapur dari Oasis Bahariya akan memerlukan pemulihan lebih banyak fosil dari situs tersebut,” kata Dr. Rauhut.
Jika kita jabarkan makna di balik nama genus "Tameryraptor Markgraf", bagian "Tamery" adalah nama kuno Mesir sedangkan "markgrafi" adalah nama untuk menghormati kolektor fosil Dr. Stromer, Richard Markgraf, yang menggali kerangka dinosaurus tersebut.
Dari foto-foto tersebut, para ahli mencatat bagaimana dinosaurus itu memiliki gigi yang simetris dan tanduk hidung yang menonjol.
Rekonstruksi markgrafi Tameryraptor Joshua Knüppe
Penemuan terbaru ini menunjukkan terdapat lebih banyak jenis dinosaurus di wilayah dunia ini daripada yang kita duga.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa ahli paleontologi dapat melakukan penggalian tidak hanya di dalam tanah, tetapi juga di arsip-arsip lama,” kata Oliver Rauhut, penulis lain penelitian tersebut.
“Namun, penilaian yang lebih komprehensif terhadap fauna dinosaurus predator Zaman Kapur dari Oasis Bahariya akan memerlukan pemulihan lebih banyak fosil dari situs tersebut,” kata Dr. Rauhut.
(wbs)