Teknologi Biometrik Karya RI Masuk 25 Besar Kategori NIST
loading...
A
A
A
JAKARTA - The National Institute of Standards and Technology (NIST) mengumumkan update terbaru terkait ranking developer dengan algoritma tercepat dan terakurat di dunia, dimana teknologi biometrik PT Akurat Satu Indonesia (AKURAT SATU 'AS') berhasil menjadi salah satu yang lolos seleksi dengan ranking 25 besar di beberapa kategori di NIST.
BACA JUGA - Teliti Aktivitas Seismic Gap, ITB Ungkap Potensi Gempa Besar dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa
NIST adalah lembaga standarisasi yang juga merupakan laboratorium ilmu sains tertua bergengsi yang bermarkas di US, dengan misi untuk mendukung kreasi inovasi dan persaingan industri secara global. Perusahaan yang terdaftar dan mendapatkan peringkat dari institut ini berarti telah diakui secara global dan resmi, bahwa produknya telah memenuhi standar internasional serta berkualitas tinggi.
BACA JUGA - Ancaman Tsunami 20 Meter, BMKG Minta Mitigasi Bencana Terburuk Dipersiapkan
Ranking 25 besar yang didapat oleh AS, perusahaan Teknologi Biometrik tanah air ini mengacu pada kategori Wild Photos False Non-Match Rate (FNMR) @FMR ≤ 0.00001.
Hal ini merupakan pencapaian yang cukup membanggakan, mengingat saat ini jarang perusahaan atau developer asal Indonesia yang berhasil lolos seleksi oleh NIST, dan AS menjadi perusahaan lokal karya anak bangsa yang mendapatkan peringkat tinggi dari Indonesia.
“Sebenarnya sistem dan teknologi biometrik kami sudah ada sejak tahun 2011 silam dan sudah terbukti dipakai oleh banyak lembaga negara, lembaga penegak hukum serta perusahaan, seperti BNN, Polri, BNPT, ASLI RI, VeriJelas dan lain-lain. Tapi ternyata ya ibaratnya orang Indonesia, tidak afdol kalau belum tersertifikasi lembaga dunia. Nah akhirnya kami ajukanlah sertifikasi. Gak main-main, langsung ke lembaga standarisasi nya yaitu NIST di USA, biar afdol sekalian, dan akhirnya lolos seleksi dan mendapatkan peringkat yg cukup tinggi”, ujar Christian Kurniawan, Direktur AS.
Dengan ter sertifikatnya teknologi biometrik AS pada NIST membuat ASLI RI dan VeriJelas, afiliasi dan pengguna terbesar teknologi biometrik AS, semakin mantap dalam membantu perusahaan penyedia layanan jasa keuangan dan perusahaan berbasis teknologi dari dalam negeri dan juga secara global untuk mencegah tindak kejahatan di dunia digital yang kini marak terjadi.
“Mudah-mudahan kedepannya ada lebih banyak lagi pihak yang terbantu dengan teknologi biometrik ini. Sehingga tingkat kejahatan di dunia digital bisa ditekan, bahkan ditiadakan”, tutup Christian.
BACA JUGA - Teliti Aktivitas Seismic Gap, ITB Ungkap Potensi Gempa Besar dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa
NIST adalah lembaga standarisasi yang juga merupakan laboratorium ilmu sains tertua bergengsi yang bermarkas di US, dengan misi untuk mendukung kreasi inovasi dan persaingan industri secara global. Perusahaan yang terdaftar dan mendapatkan peringkat dari institut ini berarti telah diakui secara global dan resmi, bahwa produknya telah memenuhi standar internasional serta berkualitas tinggi.
BACA JUGA - Ancaman Tsunami 20 Meter, BMKG Minta Mitigasi Bencana Terburuk Dipersiapkan
Ranking 25 besar yang didapat oleh AS, perusahaan Teknologi Biometrik tanah air ini mengacu pada kategori Wild Photos False Non-Match Rate (FNMR) @FMR ≤ 0.00001.
Hal ini merupakan pencapaian yang cukup membanggakan, mengingat saat ini jarang perusahaan atau developer asal Indonesia yang berhasil lolos seleksi oleh NIST, dan AS menjadi perusahaan lokal karya anak bangsa yang mendapatkan peringkat tinggi dari Indonesia.
“Sebenarnya sistem dan teknologi biometrik kami sudah ada sejak tahun 2011 silam dan sudah terbukti dipakai oleh banyak lembaga negara, lembaga penegak hukum serta perusahaan, seperti BNN, Polri, BNPT, ASLI RI, VeriJelas dan lain-lain. Tapi ternyata ya ibaratnya orang Indonesia, tidak afdol kalau belum tersertifikasi lembaga dunia. Nah akhirnya kami ajukanlah sertifikasi. Gak main-main, langsung ke lembaga standarisasi nya yaitu NIST di USA, biar afdol sekalian, dan akhirnya lolos seleksi dan mendapatkan peringkat yg cukup tinggi”, ujar Christian Kurniawan, Direktur AS.
Dengan ter sertifikatnya teknologi biometrik AS pada NIST membuat ASLI RI dan VeriJelas, afiliasi dan pengguna terbesar teknologi biometrik AS, semakin mantap dalam membantu perusahaan penyedia layanan jasa keuangan dan perusahaan berbasis teknologi dari dalam negeri dan juga secara global untuk mencegah tindak kejahatan di dunia digital yang kini marak terjadi.
“Mudah-mudahan kedepannya ada lebih banyak lagi pihak yang terbantu dengan teknologi biometrik ini. Sehingga tingkat kejahatan di dunia digital bisa ditekan, bahkan ditiadakan”, tutup Christian.
(wbs)