Gempa dan Tsunami 20 Meter Mengancam, Ini Panduan Evakuasinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Informasi mengenai Pulau Jawa akan dihantam gempa besar dan berpotensi tsunami setinggi 20 meter membuat heboh sekaligus mengkhawatirkan. (Baca juga: Mau Beli Gadget Baru? Ini Dia Barisan Ponsel Terbaru di Pekan Ini )
Hasil riset dari Institut Teknologi Bandung ( ITB ) sebenarnya sebagai pengingat agar masyarakat terus waspada, bukan menebar ketakutan. BACA JUGA - Toyota Innova 2021 Meluncur, Indonesia Kembali Kalah Cepat dari Tetangga
Panduan evakuasi diri saat terjadi gempa dan potensi tsunami di wilayah pesisir sudah dibagikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dalam panduan itu, ketika merasakan gempa atau mendapatkan informasi resmi gempa yang berpotensi tsunami, masyarakat harus segera mengevakuasi diri. (Baca juga: Uji Coba Lancar, Dirut Bio Farma: Insya Allah Akhir Januari Bisa Vaksinasi )
Pasalnya, gelombang air bervolume besar bisa datang hanya dalam hitungan menit setelah gempa terjadi.
"Hanya menunggu atau melihat pantai yang surut, akan membuang banyak waktu berharga untuk evakuasi," jelas BMKG.
Selain itu, masyarakat diimbau harus segera berlari menjauhi pantai ketika mendapat informasi atau merasakan gempa yang berpotensi tsunami.
“Jangan sejajar atau dekat dengan aliran sungai. Karena tsunami lebih cepat menerjang lewat sungai," imbuhnya.
Bila proses evakuasi dari rumah sudah dilakukan, selanjutnya masyarakat harus mencari wilayah yang lebih tinggi untuk menghindar dari air yang kemungkinan datang.
Jika tak menemumkan wilayah lebih tinggi, dapat berlindung di bangunan bertingkat tinggi dan cukup kuat. Misalnya menara, tower antena, pohon tinggi, atau gedung evakuasi sementara.
Semua masyarakat harus cepat tanggap ketika ada peringatan bahaya tsunami dan harus bekerja sama demi keselamatan bersama.
Di sisi lain, BMKG mengimbau masyarakat yang berada di daerah pesisir harus bisa membuat sistem evakuasi diri yang baik dan terencana.
Misalnya membuat peta, jalur dan rambu evakuasi, kemudian menyosialisasikan hal ini kepada seluruh masyarakat.
“Temukan tempat evakuasi terbaik dan terdekat dari tempat kita berada," tandas BMKG.
Hasil riset dari Institut Teknologi Bandung ( ITB ) sebenarnya sebagai pengingat agar masyarakat terus waspada, bukan menebar ketakutan. BACA JUGA - Toyota Innova 2021 Meluncur, Indonesia Kembali Kalah Cepat dari Tetangga
Panduan evakuasi diri saat terjadi gempa dan potensi tsunami di wilayah pesisir sudah dibagikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dalam panduan itu, ketika merasakan gempa atau mendapatkan informasi resmi gempa yang berpotensi tsunami, masyarakat harus segera mengevakuasi diri. (Baca juga: Uji Coba Lancar, Dirut Bio Farma: Insya Allah Akhir Januari Bisa Vaksinasi )
Pasalnya, gelombang air bervolume besar bisa datang hanya dalam hitungan menit setelah gempa terjadi.
"Hanya menunggu atau melihat pantai yang surut, akan membuang banyak waktu berharga untuk evakuasi," jelas BMKG.
Selain itu, masyarakat diimbau harus segera berlari menjauhi pantai ketika mendapat informasi atau merasakan gempa yang berpotensi tsunami.
“Jangan sejajar atau dekat dengan aliran sungai. Karena tsunami lebih cepat menerjang lewat sungai," imbuhnya.
Bila proses evakuasi dari rumah sudah dilakukan, selanjutnya masyarakat harus mencari wilayah yang lebih tinggi untuk menghindar dari air yang kemungkinan datang.
Jika tak menemumkan wilayah lebih tinggi, dapat berlindung di bangunan bertingkat tinggi dan cukup kuat. Misalnya menara, tower antena, pohon tinggi, atau gedung evakuasi sementara.
Semua masyarakat harus cepat tanggap ketika ada peringatan bahaya tsunami dan harus bekerja sama demi keselamatan bersama.
Di sisi lain, BMKG mengimbau masyarakat yang berada di daerah pesisir harus bisa membuat sistem evakuasi diri yang baik dan terencana.
Misalnya membuat peta, jalur dan rambu evakuasi, kemudian menyosialisasikan hal ini kepada seluruh masyarakat.
“Temukan tempat evakuasi terbaik dan terdekat dari tempat kita berada," tandas BMKG.
(wbs)