Ilmuwan Kanada Hadirkan Pedang Star Wars ke Dunia Nyata

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 10:15 WIB
loading...
Ilmuwan Kanada Hadirkan Pedang Star Wars ke Dunia Nyata
Ilmuwan dari Kanada, James Hobson, telah menciptakan lightsaber atau sebuah pedang yang terkenal dalam film Star Wars. Foto/TheRecord
A A A
ILMUWAN dari Kanada, James Hobson, telah menciptakan lightsaber atau sebuah pedang yang terkenal dalam film Star Wars . Ia menciptakan lightsiber menggunakan gas propana yang terbakar pada suhu sekitar 4.000 °C.

Dalam dunia fiksi, berbagai baju pahlawan dan item senjata yang digunakan sering diminati oleh para penggemarnya. Tidak sedikit orang yang membeli replika baju atau item senjata dengan harga yang berbeda. Tinggi rendanya harga menentukan kualitas dari bahan yang digunakan. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)

Para penggemar dunia fiksi dapat menghabiskan dana hingga miliaran rupiah hanya untuk mendapatkan kepuasan. Sejumlah item fiksi itu biasanya mereka gunakan dan pertontonkan di muka umum apabila terdapat even atau karnaval super hero.

Ilmuwan Kanada Hadirkan Pedang Star Wars ke Dunia Nyata


Sejauh ini, sudah banyak baju pahlawan dalam film fiksi yang dijual dipasaran. Namun, sebagian besar penggemar film fiksi masih bertanya-tanya tentang apakah item senjata yang digunakan dalam dunia fiksi dapat terwujud di dunia nyata, khususnya beberapa item yang mustahil untuk diciptakan.

Salah satu item yang menjadi perhatian banyak orang adalah lightsaber dalam film Star Wars . Lightsaber merupakan senjata fiksi yang paling sering digunakan untuk bertarung. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembnagkan SMK untuk Bangun Desa)

Lightsaber berbentuk seperti tabung kecil dengan panjang sekitar 30 cm dan memiliki tombol untuk mengeluarkan energi seperti sinar laser. Energi yang dikeluarkan memiliki panjang sekitar 1 meter dan mampu merobek benda keras sekalipun.

Para insinyur terkenal di internet telah mencoba membuat item fiksi ini untuk dihadirkan ke dunia nyata. Mereka menggunakan gas minyak bumi cair yang sering digunakan untuk menyalakan barbekyu.

Semua perlengkapan disimpan dalam ransel yang dibuat khusus dan berjalan ke perangkat melalui tabung. Ini terlihat lebih mirip dengan "proto-saber" yang merupakan generasi awal daripada senjata yang digunakan oleh Luke Skywalker dan Obi-Wan Kenobi.

“Desain bebas ransel tersebut saat ini berada di luar jangkauan teknologi kami, karena akan membutuhkan baterai berukuran D yang mampu menghasilkan lebih banyak daya daripada pembangkit listrik tenaga nuklir,” kata Mr Hobson, dikutip dari Dailymail. (Baca juga: Perkuat Imunitas Agar Tetap Sehat Selama Pandemi)

Terinspirasi oleh kecintaanya pada Star Wars , Hobson telah membuat berbagai lightsaber. Namun, ia ingin membuat lighsaber berbasis plasma yang dapat di tarik dan menjadi yang pertama di dunia. Salah satu pertanyaan mendasar adalah bagaimana cara menciptakan lightsiber berbasis plasma?

Hobson menjelaskan bahwa ada terori yang mengatakan tentang plasma baik akan ditahan oleh medan magnet dalam sebuah berkas yang secara ilmiah dapat diperiksa. Teori ini dapat menggambarkan bagaimana plasma dapat keluar dari tempat yang telah disediakan.

“Masalahnya adalah menghasilkan medan elektro-magnetik yang cukup kuat untuk menampung energi seperti lightsaber harus benar-benar dibangun di dalam kotak yang dilapisi elektromagnet, yang mengubahnya menjadi semacam proyek sains,” kata Hobson.

Dikenal sebagai 'the Hacksmith', Hobson sudah memiliki sepuluh juta pelanggan dan bekerja untuk mengubah item fiksi ilmiah populer menjadi kenyataan. YouTuber populer ini telah menciptakan lightsaber pertama kali di dunia yang dapat berfungsi, menggunakan gas propana yang terbakar pada suhu sekitar 4.000 °C. (Baca juga: Kejagung Dalami Dugaan Kasus Korupsi Maryono)

Hobson dibantu dengan tiga rekannya, Dave Bonhoff, Ian Hillier dan Darryl Sherk, dalam mencari alternatif dan memilih bahan bakar gas cair. Mereka semua bekerja untuk menghitung tingkat efektifitas dalam pembuatan lightsaber.

Bahan bakar yang dicampur dengan oksigen diubah menjadi berkas plasma super panas melalui aliran laminar. Fenomena fisik ini memungkinkan cairan mengalir dengan lancar.

“Kami membutuhkan sejumlah besar nosel aliran laminar untuk menciptakan aliran gas yang sangat terkonsentrasi dalam membuat sinar plasma,” Hobson.

Nosel seperti ini sudah ada di industri khusus seperti peniupan kaca sehingga dapat menghemat biaya dan menjadi jalan keluar bagi tim yang kesulitan di awal pembuatannya. Sedangkan, estetika dan casing steampunk dirancang dan dibangun sedemikian rupa agar aman bagi penggunanya. Lightsaber di jual dengan harga sekitar USD 4.000.

Jet plasma diproduksi dari LPG yang memiliki diameter dan panjang hampir sama dengan sinar lightsaber ikonik. Jet Plasma juga di atur dengan halus dan pengujian secara cermat. (Baca juga: Hilirisasi Tambang Harus Memperhatikan Hak Rakyat)

lightsaber buatan Hobson berbeda dengan pembuatan lightsaber pada umumnya dalam kehidupan nyata yang sering menggunakan batang logam sebagai intinya. Hobson membuat lightsaber yang dapat ditarik sepenuhnya dan dapat memotong bahan keras seperti lembaran baja.

Umumnya, pancaran gas yang dikeluarkan berwarna putih tapi dapat juga ditambahkan dengan bahan kimia untuk membuatnya jadi berwarna. Eksperimen ini dapat dikatakan sebagai versi populer di sekolah yang menggunakan pembakaran garam logam padat. Logam yang berbeda melepaskan ion dengan jumlah energi yang berbeda sesuai dengan warna tertentu.

Contohnya adalah menambahkan natrium klorida (garam meja) dapat mengubah cahaya menjadi warna kuning. Lightsaber ini mirip dengan warna yang digunakan oleh Rey dalam Star Wars : The Rise of Skywalker. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengeai Undang-Undang Cipta Kerja)

Selain itu, menambahkan asam borat akan mengubahnya menjadi hijau Yoda yang terkenal dan strontium klorida mengubah sinar menjadi merah, mirip dengan yang dimiliki oleh Sith lord Darth Maul dan Darth Sidious. Setiap perubahan warna yang diinginkan dapat disesuaikan dengan zat kimia tertentu. (Fandy)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)