Tiga Hal yang Ganggu Penerbangan Pesawat, Salah Satunya Musik Dangdut

Minggu, 25 Oktober 2020 - 08:32 WIB
loading...
Tiga Hal yang Ganggu Penerbangan Pesawat, Salah Satunya Musik Dangdut
Ada beberapa hal yang mengganggu penerbangan pesawat sehingga membahayakan para penumpangnya. Salah satunya gangguan frekuensi yang diakibatkan radio all band. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Penerbangan pesawat kerap kali mengalami gangguan yang disebabkan banyak faktor. Misalnya, cuaca buruk dan benda terbang seperti layang-layang yang diberitakan baru-baru nyangkut di pesawat yang akan mendarat di Bandara Yogyakarta . (Baca juga: Warga yang Tambeng Main Layangan di Sekitar Bandara Bisa Dipidana )

Selain gangguan di atas, ada hal-hal yang ternyata ikut membahayakan pesawat yang sedang terbang. Berikut tiga hal yang menganggu penerbangan pesawat:

1. Sinas laser
Sinar laser yang sengaja disorot ke atas dapat memberikan gangguan dan membahayakan penerbangan pesawat.

Mengutip keterangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, sinar laser sangat menganggu konsentrasi pilot ketika hendak melakukan pendaratan. (Baca juga: Insiden Layangan Nyangkut di Pesawat Citilink, Bisa Menimpa Semua Maskapai )

Dampak sinar leser jika diarahkan ke pilot pesawat pun berbeda-beda. Jika pada ketinggian 106 meter, sinar laser dapat menyebabkan kebutaan sementara.

Sedangkan pada ketinggian 365 meter sinar leser membuat silau dan gangguan pengelihatan ke luar kokpit. Sementara pada ketinggian 1.127 meter dapat menyebabkan kehilangan konsentrasi.

2. Musik dangdut
Para pilot penerbangan asing sering mengeluhkan adanya gangguan komunikasi yang ditimbulkan oleh inferensi dari frekuensi radio yang digunakan oleh para nelayan Indonesia, termasuk di wilayah perairan Pantai Utara Jawa Tengah.

Ini karena nelayan Indonesia kerap memutar musik dangdut menggunakan radio sebagai acara penghibur kala mencari ikan di laut lepas. Fatalnya, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, gelombang frekuensi radio secara tidak sengaja tersangkut di frekuensi pesawat.

Dirjen SDPPI Kominfo Ismail, menjelaskan, penggunaan frekuensi radio dan perangkat telekomunikasi yang tidak sesuai standar atau peruntukkannya dapat menimbulkan gangguan atau interferensi bagi pengguna lain. Bahkan bisa membahayakan keselamatan jiwa manusia.

Penyebab radio yang digunakan para nelayan ini menimbulkan interferensi atau gangguan. Sebab yang digunakan adalah radio all band.

Oleh karena itu, Ismail mengimbau nelayan untuk menggunakan perangkat radio yang sesuai dengan peruntukannya, yakni radio marine.

Dengan radio marine, ketika nelayan sedang dalam kondisi bahaya pun bisa langsung mengirimkan pesan permintaan bantuan dengan hanya menekan tombol tanpa harus bersuara.

3. Menabrak Burung
Bird strike, adalah tabrakan yang terjadi antara burung dan pesawat yang sedang terbang. Serangan burung merupakan ancaman yang signifikan bagi keselamatan penerbangan.

Biasanya kejadian tersebut terjadi saat pesawat akan lepas landas (take off) atau mendarat (landing). Mayoritas serangan burung (65%) menyebabkan kerusakan pada pesawat, dan tabrakan tersebut biasanya berakibat fatal bagi burung yang terlibat.

Kebanyakan kecelakaan terjadi ketika seekor burung bertabrakan dengan kaca depan atau terhisap ke dalam mesin pesawat jet.

Secara khusus, angsa Kanada telah menempati peringkat ketiga spesies satwa liar paling berbahaya bagi pesawat dengan sekitar 240 tabrakan pesawat angsa di Amerika Serikat setiap tahun. 80% dari semua serangan burung tidak dilaporkan. (Baca juga: Ilmuwan: Alien Penghuni 1.000 Bintang Terdekat Bisa Lacak Kehidupan di Bumi )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1780 seconds (0.1#10.140)