Algoritma AI Tingkatkan Keamanan Pesawat Udara Hadapi Badai
loading...
A
A
A
Jakarta - START, sebuah proyek penelitian Eropa yang dipimpin oleh Universitas Carlos III de Madrid (UC3M), Spanyol, telah menggabungkan Big Data (data sains) dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan algoritma pengoptimalan jaringan lalu lintas udara selama badai. Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan ketepatan waktu penerbangan serta mengurangi kerugian ekonomi yang diakibatkan penundaan dan pembatalan.
Selama penerbangan, pesawat harus mengubah rute (flight plan mereka) karena kejadian yang tidak terduga, seperti badai. Fenomena meteorologi yang mungkin disertai hujan es dan kilat sulit untuk diprediksi, termasuk kapan dan dimana fokus badai akan terjadi.
Baca juga : Awas! Bahaya Kecanduan Gadget Pada Anak
Mengutip dari laman Technology, tujuan START adalah mengembangkan algoritma penelitian untuk mengoptimalkan jaringan transportasi udara. Artinya, ketahanan dalam menghadapi fenomena yang mengganggu selama di udara dapat dihindari.
"Badai yang kami analisis dalam proyek ini bersifat konvektif, biasanya cumulonimbus (sejenis awan) yang sangat energik dan berbahaya bagi pesawat dalam penerbangan, sehingga pilot cenderung menghindarinya secara sistematis," kata Manuel Soler, dari UC3M.
Soler mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi dalam dunia penerbangan menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang. Algoritma yang tangguh harus dapat bereaksi secara otomatis terhadap badai dan memulihkan sistem.
"Dengan cara ini, penerbangan dapat direncanakan seperti pengetahuan bahwa ada kemungkinan badai yang akan terjadi di daerah tertentu, bahkan jika tempat dan waktunya tidak diketahui," tambah peneliti.
Selain itu, sistem juga akan memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan ketidakpastian saat merencanakan penerbangan. Faktor tersebut bisa berupa model pesawat yang berbeda saat digunakan, berat dan muatannya, hembusan angin, bahkan upaya lepas landas dan pendaratan.
Baca juga : Peduli Pelanggan, IUIGA Ganjar Transaksi Online dan Offline dengan Vitamin C
Para ilmuwan mengantisipasi bahwa hasil akhir dari proyek ini adalah perangkat lunak perencanaan penerbangan yang akan memperbaiki indikator sistem transportasi udara, mengurangi penundaan, meningkatkan kapasitasnya, dan meningkatkan keselamatan. Ini juga akan meningkatkan indikator ekonomi maskapai penerbangan dengan mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan mereka dengan waktu penerbangan yang lebih baik.
Pada tataran metodologis, proyek ini membutuhkan pendekatan multidisiplin. Para ilmuwan akan menggunakan AI untuk mengkarakterisasi ketidakpastian dari semua elemen yang membentuk lalu lintas udara dan menggunakan model epidemiologi untuk mensimulasikan bagaimana penundaan dalam sistem menyebar di tingkat jaringan.
Di sisi lain, mereka akan menggunakan Big Data untuk menganalisis seberapa besar volume informasi dapat diproses secara terus menerus. Ini digunakan agar pengembangan algoritma dapat mengoptimalkan penerbangan ini.
Selama penerbangan, pesawat harus mengubah rute (flight plan mereka) karena kejadian yang tidak terduga, seperti badai. Fenomena meteorologi yang mungkin disertai hujan es dan kilat sulit untuk diprediksi, termasuk kapan dan dimana fokus badai akan terjadi.
Baca juga : Awas! Bahaya Kecanduan Gadget Pada Anak
Mengutip dari laman Technology, tujuan START adalah mengembangkan algoritma penelitian untuk mengoptimalkan jaringan transportasi udara. Artinya, ketahanan dalam menghadapi fenomena yang mengganggu selama di udara dapat dihindari.
"Badai yang kami analisis dalam proyek ini bersifat konvektif, biasanya cumulonimbus (sejenis awan) yang sangat energik dan berbahaya bagi pesawat dalam penerbangan, sehingga pilot cenderung menghindarinya secara sistematis," kata Manuel Soler, dari UC3M.
Soler mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi dalam dunia penerbangan menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang. Algoritma yang tangguh harus dapat bereaksi secara otomatis terhadap badai dan memulihkan sistem.
"Dengan cara ini, penerbangan dapat direncanakan seperti pengetahuan bahwa ada kemungkinan badai yang akan terjadi di daerah tertentu, bahkan jika tempat dan waktunya tidak diketahui," tambah peneliti.
Selain itu, sistem juga akan memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan ketidakpastian saat merencanakan penerbangan. Faktor tersebut bisa berupa model pesawat yang berbeda saat digunakan, berat dan muatannya, hembusan angin, bahkan upaya lepas landas dan pendaratan.
Baca juga : Peduli Pelanggan, IUIGA Ganjar Transaksi Online dan Offline dengan Vitamin C
Para ilmuwan mengantisipasi bahwa hasil akhir dari proyek ini adalah perangkat lunak perencanaan penerbangan yang akan memperbaiki indikator sistem transportasi udara, mengurangi penundaan, meningkatkan kapasitasnya, dan meningkatkan keselamatan. Ini juga akan meningkatkan indikator ekonomi maskapai penerbangan dengan mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan mereka dengan waktu penerbangan yang lebih baik.
Pada tataran metodologis, proyek ini membutuhkan pendekatan multidisiplin. Para ilmuwan akan menggunakan AI untuk mengkarakterisasi ketidakpastian dari semua elemen yang membentuk lalu lintas udara dan menggunakan model epidemiologi untuk mensimulasikan bagaimana penundaan dalam sistem menyebar di tingkat jaringan.
Di sisi lain, mereka akan menggunakan Big Data untuk menganalisis seberapa besar volume informasi dapat diproses secara terus menerus. Ini digunakan agar pengembangan algoritma dapat mengoptimalkan penerbangan ini.
(fan)