Gen Pendorong Kanker Dapat Dideteksi Melalui Algoritma
loading...
A
A
A
Jakarta - Sebuah penelitian dari Universitas California, Amerika Serikat, telah memperdalam pemahaman tentang mekanisme gen dalam proses pembentukan kanker. Pemahaman ini akan mengungkapkan daftar gen pendorong kanker yang sebelumnya tidak terdeksi.
Para peneliti menggunakan algoritma prediksi baru yang disebut dengan DORGE (Discovery of Oncogenes and Tumour Suppressor Genes Using Genetic and Epigenetic Features). Mereka dapat mengidentifikasi gen penekan tumor baru (TSGs) dan onkogen (OG / gen termodifikasi yang meningkatkan keganasan sel tumor) dengan mengintegrasikan kumpulan data genetik dan epigenetik yang paling lengkap.
Baca juga : Kendaraan Listrik Nasional Bersiap Menuju Pasar Global
"Algoritma bioinformatika yang ada sekarang tidak cukup memanfaatkan fitur epigenetik untuk memprediksi gen pendorong kanker, meskipun fakta bahwa perubahan epigenetik diketahui terkait dengan gen pendorong kanker," kata peneliti di Universitas California Wei Li, dikutip dari Sciencedaily.
Kanker sendiri terjadi akibat akumulasi perubahan genetik kunci yang mengganggu keseimbangan antara pembelahan sel dan apoptosis. Ini dikarenakan gen dengan mutasi "pendorong" akan mempengaruhi perkembangan kanker dan dapat diklasifikasikan sebagai TSG dan OG berdasarkan perannya.
"Algoritma komputasi kami mengintegrasikan data publik pada alternatif epigenetik dan genetik untuk meningkatkan prediksi gen pemicu kanker," tambahnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa gen pendorong kanker, yang diprediksi oleh DORGE, mencakup gen pendorong kanker yang telah diketahui. Namun, gen pendorong baru belum dilaporkan dalam literatur saat ini.
Baca juga : Hati-Hati! Ini Penyebab Kabel Kelistrikan Kendaraan Sering Korsleting
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa gen fungsi ganda baru sangat diperkaya di pusat interaksi protein-protein dan jaringan obat / senyawa-gen. Gen ini diprediksi oleh DORGE sebagai TSG dan OG.
Algoritma DORGE berhasil memanfaatkan data publik untuk menemukan perubahan genetik dan epigenetik yang memainkan peran penting dalam disregulasi gen penyebab kanker. Temuan ini dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan upaya pencegahan, diagnosis, dan pengobatan kanker di masa depan.
Para peneliti menggunakan algoritma prediksi baru yang disebut dengan DORGE (Discovery of Oncogenes and Tumour Suppressor Genes Using Genetic and Epigenetic Features). Mereka dapat mengidentifikasi gen penekan tumor baru (TSGs) dan onkogen (OG / gen termodifikasi yang meningkatkan keganasan sel tumor) dengan mengintegrasikan kumpulan data genetik dan epigenetik yang paling lengkap.
Baca juga : Kendaraan Listrik Nasional Bersiap Menuju Pasar Global
"Algoritma bioinformatika yang ada sekarang tidak cukup memanfaatkan fitur epigenetik untuk memprediksi gen pendorong kanker, meskipun fakta bahwa perubahan epigenetik diketahui terkait dengan gen pendorong kanker," kata peneliti di Universitas California Wei Li, dikutip dari Sciencedaily.
Kanker sendiri terjadi akibat akumulasi perubahan genetik kunci yang mengganggu keseimbangan antara pembelahan sel dan apoptosis. Ini dikarenakan gen dengan mutasi "pendorong" akan mempengaruhi perkembangan kanker dan dapat diklasifikasikan sebagai TSG dan OG berdasarkan perannya.
"Algoritma komputasi kami mengintegrasikan data publik pada alternatif epigenetik dan genetik untuk meningkatkan prediksi gen pemicu kanker," tambahnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa gen pendorong kanker, yang diprediksi oleh DORGE, mencakup gen pendorong kanker yang telah diketahui. Namun, gen pendorong baru belum dilaporkan dalam literatur saat ini.
Baca juga : Hati-Hati! Ini Penyebab Kabel Kelistrikan Kendaraan Sering Korsleting
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa gen fungsi ganda baru sangat diperkaya di pusat interaksi protein-protein dan jaringan obat / senyawa-gen. Gen ini diprediksi oleh DORGE sebagai TSG dan OG.
Algoritma DORGE berhasil memanfaatkan data publik untuk menemukan perubahan genetik dan epigenetik yang memainkan peran penting dalam disregulasi gen penyebab kanker. Temuan ini dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan upaya pencegahan, diagnosis, dan pengobatan kanker di masa depan.
(fan)