Teknologi Pendeteksi dan Analisis Kesehatan Kulit
loading...
A
A
A
PARA peneliti dari University of Warwick dan The Chinese University of Hong Kong (CUHK) telah membuat metode baru untuk menganalisis struktur kulit . Mereka menggunakan radiasi yang dikenal sebagai radiasi terahertz (THz) atau sinar-T.
Cara kerja sinar-T ditembakkan dari beberapa sudut berbeda untuk mengetahui gambaran lebih rinci tentang struktur area kulit dan tingkat dehidrasi. Sinar-T juga dapat membantu meningkatkan diagnosisi dan pengobatan kulit seperti eksim, psoriasis, dan kanker kulit. (Baca: Antara Cacian dan Doa yang Dikabulkan)
Metode ini dapat memberikan alat baru bagi para ilmuwan dan dokter untuk mengarakterisasi sifat-sifat kulit pada setiap individu. Pengetahuan tentang kulit akan membantu mengelola dan merawat kondisi kulit.
Sinar-T berada di antara inframerah dan Wi-Fi pada spektrum elektromagnetik. Sinar-T dapat melihat melalui banyak bahan umum seperti plastik, keramik, dan pakaian sehingga menjadikannya berpotensi dalam inspeksi noninvasif. Foton berenergi rendah dari sinar-T juga nonpengion, yang membuatnya sangat aman dalam pengaturan biologis, termasuk keamanan dan pemeriksaan medis.
Sinar-T melewati l apisan luar kulit (stratum korneum dan epidermis) sebelum dipantulkan kembali menjadi area yang dapat dideteksi karena sinar-T tidak bisa menembus jaringan lebih dalam di bawah kulit. Ini membuat pencitraan sinar-T menjadi cara yang kemungkinan efektif untuk memantau lapisan terluar.
Untuk mengujinya, sinar-T difokuskan ke kulit melalui prisma dan menyelaraskan sinar pada suatu bidang dengan fokus tertentu. Penyinaran bergantung pada sifat kulit dan cahaya yang akan dipantulkan kembali. Hal ini akan memudahkan para ilmuwan dalam membandingkan sifat cahaya sebelum dan sesudah masuk ke kulit. (Baca juga: Seleksi Guru PPPK, Guru Wajib Terdaftar di Dapodik)
Metode ini memiliki batasan dalam spektroskopi refleksi THz standar. Para ilmuwan mencoba mengatainya dengan elipsometri yang memfokuskan sinar-T pada beberapa sudut di area kulit yang sama.
Mereka berhasil menunjukkan bahwa penggunaan elipsometri dapat secara akurat menghitung indeks bias kulit (yang menentukan seberapa cepat sinar bergerak melewatinya). Penghitungan diukur dalam dua arah dengan sudut siku-siku satu sama lain.
Perbedaan antara indeks bias yang terjadi disebut birefringence. Ini adalah kali pertama birefringence THz kulit manusia diukur dalam vivo. Sifat-sifat ini dapat memberikan informasi berharga tentang seberapa banyak air di dalam kulit dan memungkinkan penghitungan ketebalan kulit.
Profesor Emma Pickwell-MacPherson dari Departemen Fisika di Universitas Warwick dan Departemen Teknik Elektronik di CUHK mengungkapkan bahwa penelitian ini menunjukkan perkembangan yang bagus dalam merawat kulit. Pengetahuan dasar tentang kondisi kulit menjadi perkiraan setiap orang tentang bagaimana cara merawat kulit yang baik.
“Akurat. Dalam pencitraan refleksi terahertz biasa, Anda memiliki ketebalan dan indeks bias yang digabungkan sebagai satu parameter dengan melakukan pengukuran pada berbagai sudut dan Anda dapat memisahkan keduanya,” kata Emma, dikutip dari Phys. (Baca juga: Fungsi Minyak Zaitun untuk Kesehatan)
Kulit yang terhidrasi akan memiliki indeks bias yang berbeda dari kulit yang mengalami dehidrasi. Untuk orang dengan kelainan kulit, para ilmuwan akan dapat menyelidiki hidrasi kulit mereka secara kuantitatif, lebih dari teknik yang ada.
“Jika Anda mencoba meningkatkan produk perawatan kulit untuk orang-orang dengan kondisi seperti eksim atau psoriasis, kami dapat membuat penilaian kuantitatif tentang bagaimana kulit membaik dengan produk yang berbeda atau untuk membedakan jenis kulit,” tambahnya.
Pencitraan THz juga dapat digunakan untuk pasien kanker kulit dalam memeriksa kulit sebelum operasi dimulai. Pemeriksaan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang seberapa jauh tumor telah menyebar. “Kanker kulit memengaruhi sifat-sifat kulit dan beberapa di antaranya tidak terlihat saat mereka berada di bawah permukaan,” kata Emma. (Baca juga: Indonesia Ajak ASEAN Kerja Sama Tanggulangi Pandemi Covid-19)
Dalam proses pengujian, para peneliti meminta sukarelawan meletakkan tangan mereka di jendela pencitraan peralatan sinar-T selama 30 menit, setelah menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan dan kekeringan di laboratorium. Dengan menempelkan kulit pada permukaan jendela pencitraan, mereka memblokir air yang keluar dari kulit atau biasa dikenal dengan sebutan keringat.
“Teknik kami memungkinkan properti struktur dapat diselidiki secara sensitif, yang memberikan informasi lengkap tentang kulit dan sangat berguna untuk diagnosis kulit,” kata ilmuwan Dr Xuequan Chen.
Profesor Emma menambahkan bahwa para peneliti tidak memiliki apa pun yang benar-benar akurat untuk mengukur kulit, yang dapat digunakan oleh dokter. Dermatologi juga membutuhkan alat kuantitatif yang lebih baik agar dapat digunakan dengan mudah. (Lihat videonya: Lompat dari Motor, Bocah Sembilan Tahun Lolos dari penculikan)
“Jika ini bekerja dengan baik, Anda bisa pergi ke klinik, meletakkan lengan Anda pada pemindai, kurva oklusi Anda akan diplot dan produk yang sesuai untuk kulit Anda dapat direkomendasikan,” katanya. (Fandy)
Cara kerja sinar-T ditembakkan dari beberapa sudut berbeda untuk mengetahui gambaran lebih rinci tentang struktur area kulit dan tingkat dehidrasi. Sinar-T juga dapat membantu meningkatkan diagnosisi dan pengobatan kulit seperti eksim, psoriasis, dan kanker kulit. (Baca: Antara Cacian dan Doa yang Dikabulkan)
Metode ini dapat memberikan alat baru bagi para ilmuwan dan dokter untuk mengarakterisasi sifat-sifat kulit pada setiap individu. Pengetahuan tentang kulit akan membantu mengelola dan merawat kondisi kulit.
Sinar-T berada di antara inframerah dan Wi-Fi pada spektrum elektromagnetik. Sinar-T dapat melihat melalui banyak bahan umum seperti plastik, keramik, dan pakaian sehingga menjadikannya berpotensi dalam inspeksi noninvasif. Foton berenergi rendah dari sinar-T juga nonpengion, yang membuatnya sangat aman dalam pengaturan biologis, termasuk keamanan dan pemeriksaan medis.
Sinar-T melewati l apisan luar kulit (stratum korneum dan epidermis) sebelum dipantulkan kembali menjadi area yang dapat dideteksi karena sinar-T tidak bisa menembus jaringan lebih dalam di bawah kulit. Ini membuat pencitraan sinar-T menjadi cara yang kemungkinan efektif untuk memantau lapisan terluar.
Untuk mengujinya, sinar-T difokuskan ke kulit melalui prisma dan menyelaraskan sinar pada suatu bidang dengan fokus tertentu. Penyinaran bergantung pada sifat kulit dan cahaya yang akan dipantulkan kembali. Hal ini akan memudahkan para ilmuwan dalam membandingkan sifat cahaya sebelum dan sesudah masuk ke kulit. (Baca juga: Seleksi Guru PPPK, Guru Wajib Terdaftar di Dapodik)
Metode ini memiliki batasan dalam spektroskopi refleksi THz standar. Para ilmuwan mencoba mengatainya dengan elipsometri yang memfokuskan sinar-T pada beberapa sudut di area kulit yang sama.
Mereka berhasil menunjukkan bahwa penggunaan elipsometri dapat secara akurat menghitung indeks bias kulit (yang menentukan seberapa cepat sinar bergerak melewatinya). Penghitungan diukur dalam dua arah dengan sudut siku-siku satu sama lain.
Perbedaan antara indeks bias yang terjadi disebut birefringence. Ini adalah kali pertama birefringence THz kulit manusia diukur dalam vivo. Sifat-sifat ini dapat memberikan informasi berharga tentang seberapa banyak air di dalam kulit dan memungkinkan penghitungan ketebalan kulit.
Profesor Emma Pickwell-MacPherson dari Departemen Fisika di Universitas Warwick dan Departemen Teknik Elektronik di CUHK mengungkapkan bahwa penelitian ini menunjukkan perkembangan yang bagus dalam merawat kulit. Pengetahuan dasar tentang kondisi kulit menjadi perkiraan setiap orang tentang bagaimana cara merawat kulit yang baik.
“Akurat. Dalam pencitraan refleksi terahertz biasa, Anda memiliki ketebalan dan indeks bias yang digabungkan sebagai satu parameter dengan melakukan pengukuran pada berbagai sudut dan Anda dapat memisahkan keduanya,” kata Emma, dikutip dari Phys. (Baca juga: Fungsi Minyak Zaitun untuk Kesehatan)
Kulit yang terhidrasi akan memiliki indeks bias yang berbeda dari kulit yang mengalami dehidrasi. Untuk orang dengan kelainan kulit, para ilmuwan akan dapat menyelidiki hidrasi kulit mereka secara kuantitatif, lebih dari teknik yang ada.
“Jika Anda mencoba meningkatkan produk perawatan kulit untuk orang-orang dengan kondisi seperti eksim atau psoriasis, kami dapat membuat penilaian kuantitatif tentang bagaimana kulit membaik dengan produk yang berbeda atau untuk membedakan jenis kulit,” tambahnya.
Pencitraan THz juga dapat digunakan untuk pasien kanker kulit dalam memeriksa kulit sebelum operasi dimulai. Pemeriksaan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang seberapa jauh tumor telah menyebar. “Kanker kulit memengaruhi sifat-sifat kulit dan beberapa di antaranya tidak terlihat saat mereka berada di bawah permukaan,” kata Emma. (Baca juga: Indonesia Ajak ASEAN Kerja Sama Tanggulangi Pandemi Covid-19)
Dalam proses pengujian, para peneliti meminta sukarelawan meletakkan tangan mereka di jendela pencitraan peralatan sinar-T selama 30 menit, setelah menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan dan kekeringan di laboratorium. Dengan menempelkan kulit pada permukaan jendela pencitraan, mereka memblokir air yang keluar dari kulit atau biasa dikenal dengan sebutan keringat.
“Teknik kami memungkinkan properti struktur dapat diselidiki secara sensitif, yang memberikan informasi lengkap tentang kulit dan sangat berguna untuk diagnosis kulit,” kata ilmuwan Dr Xuequan Chen.
Profesor Emma menambahkan bahwa para peneliti tidak memiliki apa pun yang benar-benar akurat untuk mengukur kulit, yang dapat digunakan oleh dokter. Dermatologi juga membutuhkan alat kuantitatif yang lebih baik agar dapat digunakan dengan mudah. (Lihat videonya: Lompat dari Motor, Bocah Sembilan Tahun Lolos dari penculikan)
“Jika ini bekerja dengan baik, Anda bisa pergi ke klinik, meletakkan lengan Anda pada pemindai, kurva oklusi Anda akan diplot dan produk yang sesuai untuk kulit Anda dapat direkomendasikan,” katanya. (Fandy)
(ysw)