Manusia Tengah Berada di Zaman Keemasan Misi Ruang Angkasa
loading...
A
A
A
Hayabusa2 bukanlah satu-satunya misi sejenis yang saat ini aktif. Misi OSIRIS-REx NASA bertemu dengan asteroid Bennu pada Oktober 2020. JAXA dan NASA memiliki kesepakatan untuk menukar sebagian dari sampel asteroid mereka dengan badan lain.
Misi pengambilan sampel bulan China Chang'e 5 saat ini sedang dalam misi kembali ke Bumi. China juga meluncurkan misinya ke Mars, Tianwen-1, musim panas lalu. Misi pengembalian sampel di masa depan yang sedang dikerjakan termasuk misi Lunar-25 Rusia, yang dijadwalkan diluncurkan ke bulan pada 2021.
Asteroid Ryugu. Foto/JAXA
"Saya tidak bisa cukup menekankan betapa berharganya sampel yang kembali untuk meningkatkan pemahaman kita tentang asal-usul dan evolusi tata surya kita, dan tempat kita di alam semesta, dan bagaimana kita muncul," tulis Nguyen.
Nguyen menggunakan salah satu misi pengambilan sampel paling awal untuk menunjukkan nilai pengumpulan sampel. "Misi Stardust NASA mengembalikan materi dari ekor Komet 81P/Wild 2… Penemuan yang benar-benar tidak terduga adalah bahwa komet itu sebenarnya mengandung banyak materi yang terbentuk di tata surya bagian dalam… (oleh karena itu) bahan-bahan ini harus diangkut dalam jarak yang sangat jauh dari tata surya bagian dalam yang panas hingga bagian luar tata surya yang dingin," papar Nguyen.
"Penemuan ini tidak dapat dibuat dengan pengamatan jarak jauh. Dengan mempelajari komponen terkecil dari individu komet, kami dapat membuat kesimpulan tentang proses tata surya skala besar," ungkap Nguyen.
Menurut Francis McCubbin, kurator astromaterial di Johnson Space Center NASA di Houston, para astronom berada di tengah-tengah zaman keemasan untuk misi pengambilan sampel. Hal ini diamini Vander Kaaden. (Baca juga: Arogan Aniaya Intel Kodim Agam, 4 Pengendara Moge Tak Berkutik Saat Sidang )
"Selama 10 tahun ke depan, kami mungkin akan membawa kembali lebih banyak sampel dari lebih banyak tempat daripada yang kami miliki dalam 50 (tahun) terakhir," pungkas McCubbin.
Misi pengambilan sampel bulan China Chang'e 5 saat ini sedang dalam misi kembali ke Bumi. China juga meluncurkan misinya ke Mars, Tianwen-1, musim panas lalu. Misi pengembalian sampel di masa depan yang sedang dikerjakan termasuk misi Lunar-25 Rusia, yang dijadwalkan diluncurkan ke bulan pada 2021.
Asteroid Ryugu. Foto/JAXA
"Saya tidak bisa cukup menekankan betapa berharganya sampel yang kembali untuk meningkatkan pemahaman kita tentang asal-usul dan evolusi tata surya kita, dan tempat kita di alam semesta, dan bagaimana kita muncul," tulis Nguyen.
Nguyen menggunakan salah satu misi pengambilan sampel paling awal untuk menunjukkan nilai pengumpulan sampel. "Misi Stardust NASA mengembalikan materi dari ekor Komet 81P/Wild 2… Penemuan yang benar-benar tidak terduga adalah bahwa komet itu sebenarnya mengandung banyak materi yang terbentuk di tata surya bagian dalam… (oleh karena itu) bahan-bahan ini harus diangkut dalam jarak yang sangat jauh dari tata surya bagian dalam yang panas hingga bagian luar tata surya yang dingin," papar Nguyen.
"Penemuan ini tidak dapat dibuat dengan pengamatan jarak jauh. Dengan mempelajari komponen terkecil dari individu komet, kami dapat membuat kesimpulan tentang proses tata surya skala besar," ungkap Nguyen.
Menurut Francis McCubbin, kurator astromaterial di Johnson Space Center NASA di Houston, para astronom berada di tengah-tengah zaman keemasan untuk misi pengambilan sampel. Hal ini diamini Vander Kaaden. (Baca juga: Arogan Aniaya Intel Kodim Agam, 4 Pengendara Moge Tak Berkutik Saat Sidang )
"Selama 10 tahun ke depan, kami mungkin akan membawa kembali lebih banyak sampel dari lebih banyak tempat daripada yang kami miliki dalam 50 (tahun) terakhir," pungkas McCubbin.
(iqb)