Jepang Berencana Ciptakan Satelit yang Terbuat dari Kayu
loading...
A
A
A
TOKYO - Biasanya satelit terbuat dari serangkaian logam yang dirakit. Penggunaan bahan yang ringan seperti logam menjadi pilihan utama dalam membuat satelit karena kuat dan tahan lama.
Tetapi penggunaan logam juga menjadi masalah, karena kerap menjadi puing-puing di sekitar Bumi, dan banyak dari puing tersebut merupakan satelit-satelit tua yang saling bertabrakan. . BACA JUGA - Simpanan Pejabat dan TNI, Land Cruiser Pernah Dibikin di Priok
Bahan berbeda sedang coba dirakit oleh Sumitomo Forestry Jepang yang bekerja sama dengan Universitas Kyoto. Kolaborasi itu berupaya menciptakan satelit dengan bahan kayu.
Melansir dari BGR, Rabu (30/12/2020), ada beberapa tujuan penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan satelit. Tujuan utamanya agar satelit mudah terbakar setelah menjalani misinya dan jatuh kembali ke Bumi. Diperkirakan penggunaan kayu juga membuat satelit lebih efisien.
Misalnya, gelombang elektromagnetik tidak terhalang dengan komponen kayu, seperti halnya penggunaan logam. Komponen penting yang dibawa satelit juga bisa tersimpan aman dalam kayu.
Hal penting yang perlu diingat dari masalah sampah di angkasa saat ini adalah sulitnya satelit keluar dari orbit setelah tidak digunakan. Penggunaan kayu masih akan menjadi sampah antariksa jika terus mengorbit Bumi.
Di luar itu semua, kolaborasi dalam upaya menciptakan satelit berbahan kayu yang mulai dikembangkan pada 2023 ini sangat menarik untuk ditunggu.
Tetapi penggunaan logam juga menjadi masalah, karena kerap menjadi puing-puing di sekitar Bumi, dan banyak dari puing tersebut merupakan satelit-satelit tua yang saling bertabrakan. . BACA JUGA - Simpanan Pejabat dan TNI, Land Cruiser Pernah Dibikin di Priok
Bahan berbeda sedang coba dirakit oleh Sumitomo Forestry Jepang yang bekerja sama dengan Universitas Kyoto. Kolaborasi itu berupaya menciptakan satelit dengan bahan kayu.
Melansir dari BGR, Rabu (30/12/2020), ada beberapa tujuan penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan satelit. Tujuan utamanya agar satelit mudah terbakar setelah menjalani misinya dan jatuh kembali ke Bumi. Diperkirakan penggunaan kayu juga membuat satelit lebih efisien.
Misalnya, gelombang elektromagnetik tidak terhalang dengan komponen kayu, seperti halnya penggunaan logam. Komponen penting yang dibawa satelit juga bisa tersimpan aman dalam kayu.
Hal penting yang perlu diingat dari masalah sampah di angkasa saat ini adalah sulitnya satelit keluar dari orbit setelah tidak digunakan. Penggunaan kayu masih akan menjadi sampah antariksa jika terus mengorbit Bumi.
Di luar itu semua, kolaborasi dalam upaya menciptakan satelit berbahan kayu yang mulai dikembangkan pada 2023 ini sangat menarik untuk ditunggu.
(wbs)