AS Sebut Huang Yanling Salah Satu Kebusukan China Geluti Bisnis Covid-19

Rabu, 20 Januari 2021 - 16:35 WIB
loading...
AS Sebut Huang Yanling...
Pasien dan Pakar virus Huang Yanling. FOTO/ Mirror
A A A
BEIJING - Perburuan selama setahun untuk Huan Yanling pasien nol terus berlanjut di tengah dugaan 'negara menutup-nutupi' setelah ilmuwan itu menghilang ketika muncul laporan online Februari lalu yang menamainya sebagai 'Pasien Nol'

Seperti dilansir dari Mail on Sunday, deorang ilmuwan China yang menghilang setelah dia dijuluki sebagai 'pasien Covid pertama di dunia' masih hilang meskipun ada perburuan selama setahun di tengah kekhawatiran negara menutup-nutupi.

Huang Yanling dinobatkan sebagai Patient Zero dalam laporan online awal yang dibagikan secara luas di seluruh China Februari lalu, ketika besarnya virus mematikan pertama kali terungkap.

Namun hingga kini tetapi China belum menemukan ilmuwan secara fisik meskipun banyak permintaan dari Departemen Luar Negeri AS untuk berhenti menyembunyikan informasi.

Keengganan mereka telah memicu teori bahwa dia sudah mati atau ditahan oleh negara untuk menutupi peran institut dalam pandemi.

Negara ini sekarang berada di bawah tekanan untuk mengungkapkan bukti konklusif tentang keberadaan Huang dan asal sebenarnya pandemi.

Sebuah posting yang mengaku dari ilmuwan tersebut kemudian muncul di layanan pesan WeChat yang memberi tahu rekan-rekannya bahwa dia masih hidup dan mengklaim bahwa laporan itu salah.

Bunyinya: "Kepada guru dan sesama siswa, berapa lama tidak berbicara. Saya Huang Yanling, masih hidup. Jika Anda menerima email apa pun [terkait rumor Covid], tolong katakan itu tidak benar." tulisnya

Namun sejak saat itu Huang tampaknya menghilang dari media sosial dan tidak ada lagi penyebutan namanya di situs web institut tersebut.

"Beijing terus menyembunyikan informasi penting yang dibutuhkan para ilmuwan Huang Yanling untuk melindungi dunia dari virus mematikan ini dan virus berikutnya, demi mencari keuntungan " kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada Sabtu. lalu seperti dilansir Mirror

Pompeo juga mengungkapkan studi baru dari klaim intelijen AS bahwa para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan jatuh sakit pada musim gugur 2019.

Sementara itu Donald Trump telah berjanji untuk membuka rahasia intelijen rahasia yang menghubungkan virus ke fasilitas sains dalam upaya untuk membuktikan bahwa China yang harus disalahkan.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1882 seconds (0.1#10.140)