Manuskrip Babilonia Kuno Mengungkap Kisah Banjir Besar Mirip Bahtera Nuh
loading...
A
A
A
LONDON - Kisah Babilonia tentang banjir yang memusnahkan umat manusia terangkum dalam manuskrip yang terbuat dari lempengan tanah liat berusia 3.000 tahun. Cerita ini hampir sama dengan bahtera Nuh , namun ada yang berbeda karena perintah pembuatan bahtera itu hanya tipuan Dewa Ea.
Perbedaannya, Dr. Martin Worthington dari Universitas Cambridge mengatakan dalam buku barunya Duplicity in the Gilgamesh Flood, adalah cara bahtera itu dibuat. Dalam penelitian barunya mengklaim orang-orang Babilonia ditipu untuk membangun bahtera oleh Dewa Ea. (Baca: Seluruh Umat Manusia Mati, Nabi Nuh Menjadi Bapak Manusia Kedua)
Mitos Banjir yang menginspirasi Bahtera Nuh misteri. “Ea menipu umat manusia dengan menyebarkan berita palsu. Dia memberi tahu Babilonia Nuh, yang dikenal sebagai Uta-napishti, untuk berjanji kepada rakyatnya bahwa makanan akan turun dari langit jika mereka membantunya membangun bahtera," jelas Worthington dalam sebuah pernyataan yang dikutip IFL Science.
Dr Worthington menganalisis kisah sembilan baris yang terukir di lempengan tanah kuno itu. Dia mengatakan, pesan sembilan baris Ea adalah tipuan. Ini seperti saat kita mengucapkan kata yang dapat dipahami dengan cara yang sangat berbeda, seperti 'ice cream' dalam bahasa Inggris dan 'I scream'. (Baca juga: Doa Nabi Nuh, Keturuanan Sam Menjadi Nabi dan Raja)
“Meskipun pesan Ea tampaknya menjanjikan hujan makanan, namun dari makna yang tersembunyi memperingatkan akan adanya Air Bah,” lanjutnya. Setelah bahtera dibangun, Uta – napishti dan keluarganya naik ke atas kapal bersama sejumlah hewan sedangkan semua orang tenggelam.
Dengan episode awal ini, berlatar waktu mitologis, manipulasi informasi dan bahasa telah dimulai. "Ini mungkin contoh berita palsu paling awal," katanya.
Kunci rumitnya bermuara pada dua baris, yang dapat diinterpretasikan dengan beberapa cara:
"ina šēr (-) kukkī" dan "ina lilâti ušaznanakkunūši šamūt kibāti"
Dari cara penafsiran positif pesan tersebut, yang diterjemahkan Worthington, memberi tahu orang-orang bahwa "saat fajar akan ada kue kukku, pada malam hari dia akan menghujani kamu dengan hujan gandum." (Baca juga: Ilmuwan Temukan Mineral Mars Terpendam di Dalam Es Antartika)
Sementara itu, ada beberapa cara penafsiran kalimat yang sama negatif. Dr Worthington mengartikannya sebagai:
Perbedaannya, Dr. Martin Worthington dari Universitas Cambridge mengatakan dalam buku barunya Duplicity in the Gilgamesh Flood, adalah cara bahtera itu dibuat. Dalam penelitian barunya mengklaim orang-orang Babilonia ditipu untuk membangun bahtera oleh Dewa Ea. (Baca: Seluruh Umat Manusia Mati, Nabi Nuh Menjadi Bapak Manusia Kedua)
Mitos Banjir yang menginspirasi Bahtera Nuh misteri. “Ea menipu umat manusia dengan menyebarkan berita palsu. Dia memberi tahu Babilonia Nuh, yang dikenal sebagai Uta-napishti, untuk berjanji kepada rakyatnya bahwa makanan akan turun dari langit jika mereka membantunya membangun bahtera," jelas Worthington dalam sebuah pernyataan yang dikutip IFL Science.
Dr Worthington menganalisis kisah sembilan baris yang terukir di lempengan tanah kuno itu. Dia mengatakan, pesan sembilan baris Ea adalah tipuan. Ini seperti saat kita mengucapkan kata yang dapat dipahami dengan cara yang sangat berbeda, seperti 'ice cream' dalam bahasa Inggris dan 'I scream'. (Baca juga: Doa Nabi Nuh, Keturuanan Sam Menjadi Nabi dan Raja)
“Meskipun pesan Ea tampaknya menjanjikan hujan makanan, namun dari makna yang tersembunyi memperingatkan akan adanya Air Bah,” lanjutnya. Setelah bahtera dibangun, Uta – napishti dan keluarganya naik ke atas kapal bersama sejumlah hewan sedangkan semua orang tenggelam.
Dengan episode awal ini, berlatar waktu mitologis, manipulasi informasi dan bahasa telah dimulai. "Ini mungkin contoh berita palsu paling awal," katanya.
Kunci rumitnya bermuara pada dua baris, yang dapat diinterpretasikan dengan beberapa cara:
"ina šēr (-) kukkī" dan "ina lilâti ušaznanakkunūši šamūt kibāti"
Dari cara penafsiran positif pesan tersebut, yang diterjemahkan Worthington, memberi tahu orang-orang bahwa "saat fajar akan ada kue kukku, pada malam hari dia akan menghujani kamu dengan hujan gandum." (Baca juga: Ilmuwan Temukan Mineral Mars Terpendam di Dalam Es Antartika)
Sementara itu, ada beberapa cara penafsiran kalimat yang sama negatif. Dr Worthington mengartikannya sebagai: