Epidemiologi Permasalahkan Penggunaan GeNose C19 yang Akurasinya Cuma 90%

Rabu, 03 Februari 2021 - 14:20 WIB
loading...
Epidemiologi Permasalahkan...
Launching alat screening Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19, FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mulai Jumat, (5/2/2021) mendatang, alat screening Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19, akan digunakan sebagai salah satu syarat perjalanan penumpang kereta api, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dan Stasiun Tugu, Yogyakarta.



"Sekarang ini kami masih gunakan di dua stasiun, yaitu Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Tugu Yogyakarta. Nantinya secara bertahap penggunaan GeNose akan ditambah di titik-titik stasiun lainnya," ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, saat meninjau uji coba penerapan GeNose di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan dengan akurasi 90% yang dimiiliki GeNose C19, artinya ada 10% kemungkinan kasus tertular di kereta api.

"Biayanya murah harus kita ambil. Tapi menurut saya ini dinamai cost efficiency bukan cost effectiveness," kata Tri, saat dihubungi MNC Portal, Rabu (3/2/2021).

Tri menjelaskan, meski lebih murah, akurasi GeNose masih lebih rendah dibandingkan Rapid Antigen yang sebelumnya digunakan, karena memiliki akurasi 95%.



"Terminal bus dan kereta api tak apa-apa pakai GeNose, tapi kalau bandara jangan," tandas Tri.

GeNose C19 telah mengantongi Izin Edar KEMENKES RI AKD 20401022883 dan siap diproduksi massal untuk dipasarkan. GeNose memiliki sensitifitas 90%, spesifisitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2069 seconds (0.1#10.140)