Ahli Patogen Prediksi Penyakit X Dibuat untuk Gantikan Virus Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para penganut teori konspirasi Amerika Serikat (AS) kembali meraup 'keuntungan' setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan adanya epidemi yang lebih berbahaya yaitu 'Penyakit X'.
Pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh AFP menemukan kebohongan, termasuk klaim para elit bahwa patogen yang tidak diketahui itu dapat memusnahkan populasi dunia yang tampaknya berasal dari Washington sebelum menyebar ke kawasan Asia dalam berbagai bahasa.
Pesatnya penyebaran informasi yang salah juga menimbulkan keraguan terhadap efektivitas vaksin, serta mempengaruhi persiapan darurat kesehatan masyarakat sekitar empat tahun setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.
Influencer sayap kanan di AS juga mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti masyarakat dengan menjual peralatan medis yang menurut para ahli kesehatan merupakan pengobatan Covid-19 yang belum terbukti.
“Penyebar informasi yang salah mencoba mengeksploitasi teori konspirasi untuk menjual produk mereka. Sebab, ini adalah pendapatan utama mereka,” kata Timothy Caulfield dari Universitas Alberta di Kanada.
Teori konspirasi mulai menyebar setelah Forum Ekonomi Dunia disebut sebagai 'magnet misinformasi' ketika panel 'Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit X' berkumpul pada Januari lalu untuk fokus pada ancaman pandemi di masa depan.
Pendiri situs InfoWars, Alex Jones yang telah menyebarkan jutaan teori konspirasi tentang penembakan dengan kekerasan dan Covid-19 sekali lagi membuat klaim palsu di media sosial dengan mengungkap rencana globalis untuk menggunakan Penyakit X sebagai 'senjata genosida'.
Ketika teori konspirasi mulai menyebar di China, ada postingan di platform X yang mengklaim bahwa pemerintah di Beijing telah mulai meluncurkan krematorium keliling yang konon sebagai persiapan untuk kematian massal.
Namun, investigasi pemeriksa fakta AFP menggunakan penelusuran gambar menemukan bahwa video tersebut sebenarnya adalah layanan kremasi hewan peliharaan yang mati.
Pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh AFP menemukan kebohongan, termasuk klaim para elit bahwa patogen yang tidak diketahui itu dapat memusnahkan populasi dunia yang tampaknya berasal dari Washington sebelum menyebar ke kawasan Asia dalam berbagai bahasa.
Pesatnya penyebaran informasi yang salah juga menimbulkan keraguan terhadap efektivitas vaksin, serta mempengaruhi persiapan darurat kesehatan masyarakat sekitar empat tahun setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.
Influencer sayap kanan di AS juga mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti masyarakat dengan menjual peralatan medis yang menurut para ahli kesehatan merupakan pengobatan Covid-19 yang belum terbukti.
“Penyebar informasi yang salah mencoba mengeksploitasi teori konspirasi untuk menjual produk mereka. Sebab, ini adalah pendapatan utama mereka,” kata Timothy Caulfield dari Universitas Alberta di Kanada.
Teori konspirasi mulai menyebar setelah Forum Ekonomi Dunia disebut sebagai 'magnet misinformasi' ketika panel 'Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit X' berkumpul pada Januari lalu untuk fokus pada ancaman pandemi di masa depan.
Pendiri situs InfoWars, Alex Jones yang telah menyebarkan jutaan teori konspirasi tentang penembakan dengan kekerasan dan Covid-19 sekali lagi membuat klaim palsu di media sosial dengan mengungkap rencana globalis untuk menggunakan Penyakit X sebagai 'senjata genosida'.
Ketika teori konspirasi mulai menyebar di China, ada postingan di platform X yang mengklaim bahwa pemerintah di Beijing telah mulai meluncurkan krematorium keliling yang konon sebagai persiapan untuk kematian massal.
Namun, investigasi pemeriksa fakta AFP menggunakan penelusuran gambar menemukan bahwa video tersebut sebenarnya adalah layanan kremasi hewan peliharaan yang mati.