Langit Indonesia Keluarkan Suara Gemuruh, The Hum Masih Jadi Misteri

Sabtu, 13 Februari 2021 - 14:05 WIB
loading...
Langit Indonesia Keluarkan Suara Gemuruh, The Hum Masih Jadi Misteri
IUSTRASI cuaca buruk di Indonesia FOTO/DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Fenomena Alam Suara gemuruh di langit Indonesia seperti yang terjadi di Bandung dan Lampung beberapa waktu alu membuat heboh warga.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memiliki penjelasan mengenai fenomena Suara gemuruh di langit .



Kepala Stasiun Geofisika Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, suara gemuruh terjadi akibat aktivitas petir di arah barat dan tenggara dari Bandung. Suara gemuruh di langit terhimpun terjadi pada malam hari pukul 23:28 WIB, 23:37 WIB, dan pukul 23:52 WIB. "Dari analisa alat lightning detector yaitu alat untuk memantau aktivitas petir milik BMKG yang dioperasikan di Lembang dan dapat memantau seluruh wilayah Jawa Barat, bahwa pada jam tersebut telah terjadi petir di barat dan tenggara wilayah Bandung," kata Tony, Rabu (26/12/2018).

Namun bebrapa ilmuwan antariksa berpendapat Suara gemuruh di langit disebut Fenomena The Hum merupakan salah satu fenomena langit yang bisa dikatakan menarik. Fenomena ini ternyata sudah pernah terjadi di beberapa tempat.

Perlu diketahui bahwa fenomena Suara gemuruh di langit pertama kali terjadi di Inggris. Suara gemuruh di langit atau The Hum ini terjadi di tahun 1960 silam.

Dikatakan The Hum karena memiliki suara yang begitu aneh seperti gemuruh. Suara ini memang mengejutkan karena belum diketahui penyebabnya.

Ada beberapa fenomena Suara gemuruh di langit yang sering terjadi di beberapa negara. Kemudian para ilmuwan juga meneliti beberapa fenomena tersebut.

The Hum sendiri juga merupakan salah satu peristiwa langit. Setelah terjadi di Inggris pada tahun 1960 lalu, terjadi lagi di Amerika Serikat dua puluh tahun kemudian.

Kejadian ini tentu saja cukup mengagetkan. Terlebih lagi suara yang dihasilkan merupakan gemuruh. Muncul beberapa hipotesis terkait dengan kejadian The Hum ini.

Salah satunya adalah hipotesis yang tertuju pada jaringan listrik. Bahkan merujuk pula pada menara ponsel. Namun akhirnya hipotesis pertama tentang fenomena The Hum ini dipatahkan.



Alasannya terbilang cukup kuat. Salah satunya adalah di tahun 1960 belum ada telepon seluler yang begitu mendominasi. Selanjutnya adalah jaringan listrik yang mudah diblokir menggunakan selungkup logam.

Setelah hipotesis yang satu ini dipatahkan begitu saja, lalu muncul teori-teori yang lain soal Suara gemuruh di langit . Teori ini tentunya juga harus diperjelas agar tujuannya pun lebih jelas.

Seorang peneliti yang bernama Deming juga telah melakukan pengamatan tentang fenomena ini. Ia mengamati sebuah Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi.

Pengamatan fenomena The Hum ini terkait dengan senyawa militer yang sudah terisolasi di kawasan Alaska.

Cara yang digunakan dalam pengamatan kali adalah menggunakan gelombang radio. Sehingga Deming mengungkapkan teorinya berupa adanya kemungkinan emisi otoacoustic.

Istilah ini memiliki arti bahwa The Hum merupakan suara alami yang disebabkan oleh getaran sel rambut telinga.

Terkai Suara gemuruh di langit BMKG sendiri menjelaskan petir bisa terjadi karena saat ini musim hujan. Di wilayah Jawa Barat juga terdapat kumpulan awan-awan konvektif yang berpotensi terjadi guruh dan petir serta dengan intensitas ringan hingga sedang.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2699 seconds (0.1#10.140)