Analis Sebut Autothrottle Bukan Faktor Utama Penyebab Kecelakaan SJ182
loading...
A
A
A
Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan telah memberikat laporan awal terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Selain Autothrottle yang bermasalah hasil ivestigasi mencara ada beberapa laporan kecelakaan.
Ada dua masalah sebelumnya yang dilaporkan dengan sistem Autothrottle yang secara otomatis mengontrol tenaga mesin berdasarkan catatan pemeliharaan, tetapi masalah tersebut telah diperbaiki pada 5 Januari, empat hari sebelum kecelakaan, kata KNKT.
Sementara iut, Analis penerbangan Gerry Soejatman mengatakan bahwa masalah throttle saja seharusnya tidak menyebabkan pesawat tersebut jatuh. Dia mencatat bahwa sangat mudah untuk mematikan Autothrottle dan kru seharusnya dapat melakukan pemulihan. Dia berkata,
“Saya tidak puas kecelakaan ini bisa sesederhana itu. Faktor lain pasti ikut bermain. Pilot dilatih untuk memperhatikan hal ini dan mencegah kehilangan kendali. " tuturnya seperti dilansir dari simpleflying
Berdasarkan laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berdasar unggahan FDR Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ182 terkuak,
Usai lepas landas Pukul 14.38 WIB karena kondisi cuaca, pilot Kapten Afwan meminta kepada ATC berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan ATC.
Beberapa detik kemudian perubahan arah tersebut ATC memperkirakan akan membuat Sriwijaya Air SJ182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari ladas pacu 25L dengan tujuan yang sama.
Oleh karenanya itu ATC meminta pesawat Sriwijaya Air SJ182 untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
Artinya ada kemungkinan jika pesawat terus naik tabrakan dengan pesawat lain bisa terjadi atau Autothrottle yang rusak kembali sehingga mengurangi daya angkat pesawat.
Bahkan Flightradar24, sendiri terlihat bagaimana pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang terus menurun hingga hilang dari pantauan radar
Ada dua masalah sebelumnya yang dilaporkan dengan sistem Autothrottle yang secara otomatis mengontrol tenaga mesin berdasarkan catatan pemeliharaan, tetapi masalah tersebut telah diperbaiki pada 5 Januari, empat hari sebelum kecelakaan, kata KNKT.
Baca Juga
Sementara iut, Analis penerbangan Gerry Soejatman mengatakan bahwa masalah throttle saja seharusnya tidak menyebabkan pesawat tersebut jatuh. Dia mencatat bahwa sangat mudah untuk mematikan Autothrottle dan kru seharusnya dapat melakukan pemulihan. Dia berkata,
“Saya tidak puas kecelakaan ini bisa sesederhana itu. Faktor lain pasti ikut bermain. Pilot dilatih untuk memperhatikan hal ini dan mencegah kehilangan kendali. " tuturnya seperti dilansir dari simpleflying
Berdasarkan laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berdasar unggahan FDR Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ182 terkuak,
Usai lepas landas Pukul 14.38 WIB karena kondisi cuaca, pilot Kapten Afwan meminta kepada ATC berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan ATC.
Beberapa detik kemudian perubahan arah tersebut ATC memperkirakan akan membuat Sriwijaya Air SJ182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari ladas pacu 25L dengan tujuan yang sama.
Oleh karenanya itu ATC meminta pesawat Sriwijaya Air SJ182 untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
Artinya ada kemungkinan jika pesawat terus naik tabrakan dengan pesawat lain bisa terjadi atau Autothrottle yang rusak kembali sehingga mengurangi daya angkat pesawat.
Bahkan Flightradar24, sendiri terlihat bagaimana pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang terus menurun hingga hilang dari pantauan radar
(wbs)