Fosil Cumi-cumi Vampir Berusia 30 Juta Tahun Ditemukan Kembali

Senin, 01 Maret 2021 - 06:16 WIB
loading...
Fosil Cumi-cumi Vampir...
Cumi-cumi vampir zaman modern (Vampyroteuthis infernalis) dapat berkembang biak di perairan laut dalam yang miskin oksigen. Foto/Live Science
A A A
JAKARTA - Analis menyebutkan cumi-cumi vampir telah bersembunyi di bagian gelap dalam lautan selama 30 juta tahun. Hal itu diungkap setelah fosilnya ditemukan kembali setelah lama menghilang.

Cumi-cumi vampir zaman modern (Vampyroteuthis infernalis) dapat berkembang biak di perairan laut dalam yang miskin oksigen. Ini tidak seperti banyak spesies cumi-cumi lain yang membutuhkan habitat dangkal di sepanjang landas kontinen.

Beberapa fosil nenek moyang cumi-cumi vampir saat ini masih hidup. Jadi para ilmuwan tidak yakin kapan cephalopoda yang sulit ditangkap ini mengembangkan kemampuan untuk hidup dengan sedikit oksigen.

Analisis fosil baru membantu mengisi celah 120 juta tahun dalam evolusi cumi-cumi vampir, mengungkapkan, nenek moyang cumi-cumi vampir zaman modern sudah hidup di lautan dalam selama Oligosen. Tepatnya 23 juta hingga 34 juta tahun lalu.

"Cumi-cumi ini mungkin berevolusi beradaptasi dengan air rendah oksigen selama Jurassic," kata rekan penulis studi Martin Kosak, ahli paleontologi di Universitas Charles, Praha.

Fosil Cumi-cumi Vampir Berusia 30 Juta Tahun Ditemukan Kembali

Fosil cumi-cumi vampir berusia 30 tahun yang ditemukan kembali oleh para peneliti. Foto/Martin Kosa/Live Science

"Kehidupan dalam tingkat oksigen rendah yang stabil membawa keuntungan evolusioner -tekanan predasi rendah dan persaingan yang lebih sedikit," tulisnya dalam email kepada Live Science.

Fosil yang Ditemukan Kembali
Kosak dan rekan-rekannya menemukan fosil yang telah lama hilang itu dalam koleksi Museum Sejarah Alam Hongaria pada 2019 saat mencari fosil nenek moyang sotong. Fosil itu awalnya ditemukan pada tahun 1942 oleh ahli paleontologi Hongaria Miklos Kretzoi, yang mengidentifikasinya sebagai cumi-cumi yang berumur sekitar 30 juta tahun dan menamakannya Necroteuthis hungarica.

Namun, peneliti selanjutnya berpendapat bahwa itu adalah nenek moyang sotong. Pada 1956, selama Revolusi Hongaria, museum tersebut dibakar, dan fosilnya diperkirakan ikut musnah. Penemuan kembali itu merupakan kejutan yang membahagiakan.

"Itu adalah momen yang luar biasa," kata Kosak tentang penemuan kembali, "untuk melihat sesuatu yang sebelumnya dianggap hilang."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1634 seconds (0.1#10.140)