Picu Bencana Dahsyat di Bumi, DARD dan HERA Mulai Disiapkan
loading...
A
A
A
Lubang kawah tabrakan, juga memberikan informasi kepada ilmuwan, mengenai komposisi material di permukaan maupun di bawah permukaan asteroid. Dengan mengetahui komposisi ini, ilmuwan akan dapat memahami, tindakan apa yang harus diambil untuk mengalihkan orbit asteroid batuan semacam Dimorphos.
Wahana antariksa Hera dari ESA direncanakan akan diluncurkan pada Oktober 2024, dan diharapkan tiba di orbiter asteroid ganda akhir 2026. Wahana ini akan melakukan survey jarak dekat "Didymoon," selama minimal enam bulan. Hera juga membawa dua sateit kecil yang disebut CubeSats.
CubeSats bertugas meneliti bagian dalam asteroid, dengan memindai bentuk kawah yang terbentuk dari tabrakan DART. Dengan informasi yang dikumpulkan, ilmuwan akan dapat membuat desain pengalihan trayektori asteroid dalam misi di masa depan.
Misi kolaborasi ini terutama bertujuan menaksir massa Didymoon dengan akurasi hingga 90%. Lazimnya pengukuran massa benda langit dilakukan dengan melacak efek gravitasi pada trayektori wahana luar angkasa.
Tapi karena "Didymoon" mengorbit amat rapat pada "Didymain", pengukuran ini jadi mustahil dilakukan. Dengan menabrakkan wahana, ilmuwan bisa mengukur massa "Didymoon", dari goyangannya yang berefek pada "Didymain"
NASA menyebutkan, perlu waktu satu dekade untuk merancang dan melaksanakan misi mengubah trayektori asteroid. “Diperhitungkan, cukup mengubah orbitnya dalam fraksi amat kecil untuk membuat asteroid terlambat 10 menit melintas orbit bumi, agar mencegah tabrakan dengan planet kita ini“, ujar para ilmuwan NASA.
Jika sesuai rencana, Hera akan diluncurkan pada 2024 dan akan tiba pada 2026 untuk menggali temuan baru dari asteroid itu.
Jika sesuai rencana, Hera akan diluncurkan pada 2024 dan akan tiba pada 2026 untuk menggali temuan baru dari asteroid itu.
Wahana antariksa Hera dari ESA direncanakan akan diluncurkan pada Oktober 2024, dan diharapkan tiba di orbiter asteroid ganda akhir 2026. Wahana ini akan melakukan survey jarak dekat "Didymoon," selama minimal enam bulan. Hera juga membawa dua sateit kecil yang disebut CubeSats.
CubeSats bertugas meneliti bagian dalam asteroid, dengan memindai bentuk kawah yang terbentuk dari tabrakan DART. Dengan informasi yang dikumpulkan, ilmuwan akan dapat membuat desain pengalihan trayektori asteroid dalam misi di masa depan.
Misi kolaborasi ini terutama bertujuan menaksir massa Didymoon dengan akurasi hingga 90%. Lazimnya pengukuran massa benda langit dilakukan dengan melacak efek gravitasi pada trayektori wahana luar angkasa.
Tapi karena "Didymoon" mengorbit amat rapat pada "Didymain", pengukuran ini jadi mustahil dilakukan. Dengan menabrakkan wahana, ilmuwan bisa mengukur massa "Didymoon", dari goyangannya yang berefek pada "Didymain"
NASA menyebutkan, perlu waktu satu dekade untuk merancang dan melaksanakan misi mengubah trayektori asteroid. “Diperhitungkan, cukup mengubah orbitnya dalam fraksi amat kecil untuk membuat asteroid terlambat 10 menit melintas orbit bumi, agar mencegah tabrakan dengan planet kita ini“, ujar para ilmuwan NASA.
Jika sesuai rencana, Hera akan diluncurkan pada 2024 dan akan tiba pada 2026 untuk menggali temuan baru dari asteroid itu.
Jika sesuai rencana, Hera akan diluncurkan pada 2024 dan akan tiba pada 2026 untuk menggali temuan baru dari asteroid itu.
(wbs)