Fenomena Antariksa yang Terjadi di Pekan Pertama Maret 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memasuki Maret 2021, beberapa fenomena antariksa akan terjadi. Fenomena ini kerap dinanti warga Bumi, karena memang begitu indah ketika diamati. Beruntung, dinamika luar angkasa juga sudah bisa diprediksi.
Ini beberapa fenomena antariksa yang akan terjadi sepanjang pekan pertama bulan Maret 2021, melansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Selasa (2/3/2021).
Konjungsi Mars Pleiades (1-9 Maret)
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah barat laut ketika awal sejak bahari, hingga terbenam di arah barat-barat laut sekitar pukul 22.42 waktu setempat. Kecerlangan Mars selama berkonjungsi dengan Pleiades di awal Maret bervariasi, antara +1,08 sampai +1,20. Sedangkan kecerlangan Pleiaded secara keseluruhan +1,20.
Triple Konjungsi Merikurius - Jupiter - Saturnus (1-17 Maret)
Mula-mula, sudut pisah Merkurius-Jupiter sebesar 2,78° kemudian semakin kecil hingga puncak konjungsi sudut pisahnya 0,41°. Beberapa hari setelahnya, Merkurius akan menjauhi Jupiter. Sementara itu, sudut pisah Jupiter-Saturnus secara gradual semakin membesar. Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur-tenggara ketima fajar astronomis (altitude Matahari -18°).
Perige Bulan (2 Maret)
Fenomena ini terjadi pada 12.26.12 WIB / 13.26.12 WITA / 14.26.12 WIT, dengan jarak 365.399 km dari Bumi, iluminasi 89,1%, dan berada di sekitar konstelasi Virgo. Pada 2 Maret pukul 21.00 waktu setempat dari arah timur, berkulminasi dari arah selatan keesokan harinya pukul 03.00 waktu setempat dan terbenam di arah barat sekitar 09.00 waktu setempat.
Oposisi Solar Vesta (5 Maret)
Fenomena ini terjadi pada pukul 06.58 WIB dengan jarak 202,7 juta km dan terletak di konstelasi Leo. Konfigurasi ini akan membuat Vesta akan tampak lebih terang jika diamati dari Bumi karena berjarak lebih dekat dengan Bumi.
Vesta dapat diamati menggunakan binokuler maupun teleskop 10 cm sejak malam sebelumnya (4 Maret) pukul 20.00 waktu setempat dari arah timur-timur laut, berkulminasi pada pukul 00.20 waktu setempat di arah utara dan terbenam pukul 04.45 waktu setempat di arah barat-barat laut.
Fase Bulan Perbani di Simpul Menurun (6 Maret)
Puncak fase perbani akhir terjadi pada pukul 08.30.06 WIB / 09.30.06 WITA / 10.30.06 WIT, sehingga fenomena ini bisa disaksikan ketika terbit sekitar tengah malam dari arah timur-tenggara, berkulminasi di arah selatan menjelang terbit Matahari dan kemudian terbenam di arah barat - barat daya sekitar tengah hari.
Elongasi Barat Maksimum Merkurius (6 Maret)
Puncaknya terjadi pukul 17.59 WIB. Tetapi elongasi barat maksimum Merkurius baru dapat disaksikan keesokan paginya (7 Maret) pukul 04.10 WIB dekat konstelasiCapricornus di arah selatan-tenggara, dan akan berada pada ketinggian 25,2° ketika Matahari terbit pukul 06.00 waktu setempat.
Ini beberapa fenomena antariksa yang akan terjadi sepanjang pekan pertama bulan Maret 2021, melansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Selasa (2/3/2021).
Konjungsi Mars Pleiades (1-9 Maret)
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah barat laut ketika awal sejak bahari, hingga terbenam di arah barat-barat laut sekitar pukul 22.42 waktu setempat. Kecerlangan Mars selama berkonjungsi dengan Pleiades di awal Maret bervariasi, antara +1,08 sampai +1,20. Sedangkan kecerlangan Pleiaded secara keseluruhan +1,20.
Triple Konjungsi Merikurius - Jupiter - Saturnus (1-17 Maret)
Mula-mula, sudut pisah Merkurius-Jupiter sebesar 2,78° kemudian semakin kecil hingga puncak konjungsi sudut pisahnya 0,41°. Beberapa hari setelahnya, Merkurius akan menjauhi Jupiter. Sementara itu, sudut pisah Jupiter-Saturnus secara gradual semakin membesar. Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur-tenggara ketima fajar astronomis (altitude Matahari -18°).
Perige Bulan (2 Maret)
Fenomena ini terjadi pada 12.26.12 WIB / 13.26.12 WITA / 14.26.12 WIT, dengan jarak 365.399 km dari Bumi, iluminasi 89,1%, dan berada di sekitar konstelasi Virgo. Pada 2 Maret pukul 21.00 waktu setempat dari arah timur, berkulminasi dari arah selatan keesokan harinya pukul 03.00 waktu setempat dan terbenam di arah barat sekitar 09.00 waktu setempat.
Oposisi Solar Vesta (5 Maret)
Fenomena ini terjadi pada pukul 06.58 WIB dengan jarak 202,7 juta km dan terletak di konstelasi Leo. Konfigurasi ini akan membuat Vesta akan tampak lebih terang jika diamati dari Bumi karena berjarak lebih dekat dengan Bumi.
Vesta dapat diamati menggunakan binokuler maupun teleskop 10 cm sejak malam sebelumnya (4 Maret) pukul 20.00 waktu setempat dari arah timur-timur laut, berkulminasi pada pukul 00.20 waktu setempat di arah utara dan terbenam pukul 04.45 waktu setempat di arah barat-barat laut.
Fase Bulan Perbani di Simpul Menurun (6 Maret)
Puncak fase perbani akhir terjadi pada pukul 08.30.06 WIB / 09.30.06 WITA / 10.30.06 WIT, sehingga fenomena ini bisa disaksikan ketika terbit sekitar tengah malam dari arah timur-tenggara, berkulminasi di arah selatan menjelang terbit Matahari dan kemudian terbenam di arah barat - barat daya sekitar tengah hari.
Elongasi Barat Maksimum Merkurius (6 Maret)
Puncaknya terjadi pukul 17.59 WIB. Tetapi elongasi barat maksimum Merkurius baru dapat disaksikan keesokan paginya (7 Maret) pukul 04.10 WIB dekat konstelasiCapricornus di arah selatan-tenggara, dan akan berada pada ketinggian 25,2° ketika Matahari terbit pukul 06.00 waktu setempat.
(wbs)