Arkeolog Temukan Kuburan Korban Pembantaian Berusia 6.200 Tahun di Kroasia

Kamis, 11 Maret 2021 - 15:38 WIB
loading...
Arkeolog Temukan Kuburan...
Kuburan korban pembantaian purba di Potocani, Kroasia. Foto/Novak
A A A
ZAGREB - Sekitar 6.200 tahun yang lalu, 41 orang di tempat yang sekarang bernama Kroasia dibunuh dan dikuburkan secara massal. Tragisnya, berdasarkan hasil analisis ilmuwan , pembantaian itu dilakukan oleh komunitas mereka sendiri.

Pria dan wanita dewasa termasuk di antara korban pembantaian yang berusia sekitar 2 tahun hingga 50 tahun. Sekitar setengah dari kerangka itu milik anak-anak. Banyak pembantaian tersebut dilaukan ke bagian kepala tanpa ada perlawanan dari korbannya. (Baca: Naskah Kuno Berusia Ribuan Tahun Ungkap Cara Orang Mesir Melakukan Mumifikasi)

Makam itu ditemukan pada tahun 2007, ketika seorang pria yang tinggal di sebuah desa kecil di perbukitan Potocani, Kroasia, sedang menggali fondasi untuk garasi dan menemukan puluhan kerangka.

Arkeolog Temukan Kuburan Korban Pembantaian Berusia 6.200 Tahun di Kroasia


"Arkeolog dari Universitas Zagreb kebetulan sedang melakukan survei di dekatnya dan mereka dapat mulai menyelidiki kuburan massal pada hari ditemukan," kata Mario Novak, penulis utama studi baru dan kepala Laboratorium Antropologi Evolusi dan Bioarkeologi di Institut Penelitian Antropologi di Zagreb, Kroasia.

Lubang itu kecil, berukuran diameter sekitar dua meter dan dalam satu meter. Dalam lobang sempit itu, setidaknya 41 mayat telah dibuang begitu saja di sana. "Pada awalnya, para arkeolog mengira bahwa jasad itu korban Perang Dunia II atau Perang Kemerdekaan Kroasia pada 1990-an," kata Novak kepada Live Science .

Tapi tidak ada benda kontemporer di lubang itu - hanya pecahan tembikar yang terlihat seperti prasejarah. Dan ketika peneliti memeriksa gigi korban, mereka tidak menemukan tambalan gigi. Penanggalan radiokarbon dari tulang, tanah dan pecahan tembikar mengkonfirmasi usia penguburan tersebut, sekitar 4200 SM. (Baca juga: Permukaan Laut Naik Drastis, Pesisir Jakarta Paling terancam di Asia)

Para peneliti mengidentifikasi 21 korban sebagai anak-anak berusia antara 2 tahun hingga 17 tahun, dan 20 sebagai orang dewasa antara 18 tahun hingga 50 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, 21 dari korban tewas adalah laki-laki dan 20 perempuan.

Novak dan rekan-rekannya mengambil sampel DNA dari sisa-sisa dan menganalisis tulang dari 38 individu. Ketika para peneliti memeriksa mayat-mayat tersebut, mereka menemukan bahwa sebagian besar memiliki setidaknya satu cedera traumatis di bagian belakang tengkorak, dan beberapa tengkorak memiliki sebanyak empat tusukan.

"Para korban meninggal karena kekerasan, bukan karena penyakit menular. Satu-satunya skenario yang masuk akal adalah pembantaian," katanya.

Arkeolog Temukan Kuburan Korban Pembantaian Berusia 6.200 Tahun di Kroasia


Asumsi itu didasarkan pada tidak adanya luka pada wajah atau anggota tubuh lainnya. Jadi kemungkinan besar korban tidak terbunuh dalam pertempuran. "Kami tidak melihat adanya cedera wajah, dan tidak ada cedera defensif apapun," kata Novak. (Baca juga: Prancis Terkena 'Karma' dari Uji Coba Nuklir era Perang Dingin di Sahara)

Data genetik juga menunjukkan bahwa hanya 11 korban yang merupakan kerabat dekat, sehingga pembantaian tersebut tidak menargetkan kelompok keluarga tertentu. Juga tidak terlihat seperti pembunuhan diskriminatif terencana, di mana musuh cenderung membunuh pria yang lebih tua sambil menawan wanita.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2105 seconds (0.1#10.140)