Bumi Makin Sekarat, Ribuan Ton Limbah Mikroplastik Berputar di Atmosfer

Rabu, 21 April 2021 - 02:09 WIB
loading...
Bumi Makin Sekarat, Ribuan Ton Limbah Mikroplastik Berputar di Atmosfer
Penelitian terbaru menunjukkan, saat ini ada jutaan potongan kecil plastik yang berputar-putar di atmosfer bumi dan menyebar ke seluruh benua. Foto/NASA
A A A
JAKARTA - Penelitian terbaru menunjukkan, saat ini ada jutaan potongan kecil plastik yang berputar-putar di atmosfer bumi dan menyebar ke seluruh benua. Masalah lingkungan ini kemungkinan akan menjadi lebih buruk dan berdampak serius pada kesehatan manusia.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ukuran mikroplastik yang ada di atmosfer bumi kurang dari 5 milimeter. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa partikel mikroskopis ini dapat ditemukan di laut, air kemasan, dan bahkan kotoran manusia. Tetapi sampai sekarang, bagaimana mikroplastik itu bisa berada di atmosfer masih diteliti.



Pemodelan komputer mengungkapkan bagaimana partikel diangkut dalam jarak yang sangat jauh ke seluruh dunia dan menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman dari polusi.

Para peneliti mengatakan temuan mereka menyoroti bahwa mikroplastik adalah salah satu masalah lingkungan paling mendesak di zaman kita.

"Mikroplastik memiliki kapasitas untuk mengganggu hampir setiap ekosistem, belum lagi kesehatan manusia," kata penulis utama Janice Brahney, seorang ilmuwan lingkungan di Universitas Negeri Utah, kepada Live Science.
"Kami benar-benar baru mulai memahami cakupan pencemarannya, apalagi dampaknya," katanya.

Memasuki atmosfer

Untuk mengetahui bagaimana mikroplastik sampai ke atmosfer, Brahney dan rekan-rekannya mengukur jatuhnya partikel dari udara, sebagai akibat dari gravitasi dan hujan. Pengukuran ini dilakukan di seluruh Amerika Serikat bagian barat selama periode 14 bulan.

Berdasarkan temuannya, mereka memperkirakan bahwa sekitar 1.100 ton (1.000 metrik ton) mikroplastik berada di atmosfer di atas AS bagian barat. "Kami sangat terkejut dengan tingkat mikroplastik yang ditemukan," kata Brahney.



Para peneliti memperkirakan bahwa kota-kota akan menjadi sumber polusi mikroplastik atmosfer terbesar. Sedangkan analisis plastik menunjukkan bahwa jalan adalah penyebab terbesar, yang bertanggung jawab atas 84% mikroplastik di atmosfer.

"Jalan raya dengan mobil yang melaju di atasnya menyediakan energi mekanis untuk memindahkan partikel plastik itu ke atmosfer," katanya.

Sumber lain termasuk lautan (11%) dan debu tanah pertanian (5%), keduanya melibatkan angin kencang yang mendorong partikel ke udara. Namun, para peneliti menduga bahwa ketiga sumber ini kemungkinan akan berkontribusi pada tingkat polusi yang berbeda di belahan dunia lain.

Dengan menggunakan data yang mereka kumpulkan, para peneliti membuat model komputer untuk mengetahui bagaimana mikroplastik diangkut ke seluruh planet dan area mana yang kemungkinan merupakan hotspot untuk tingkat mikroplastik tertinggi, seperti Eropa, Asia Timur, Timur Tengah, India, dan Amerika Serikat. Serikat.

“Atmosfer adalah salah satu penyebab mikroplastik tersebar luas. Ini memiliki potensi untuk mengangkut plastik ke lokasi yang berbeda, melintasi benua dan ke lokasi yang sangat terpencil yang tidak akan tersentuh oleh polusi manusia,” kata Brahney.



Para peneliti menemukan bahwa partikel plastik dapat tetap berada di udara antara satu jam hingga 6,5 hari. Batas atas itu adalah waktu yang cukup untuk transportasi lintas benua, yang berarti tempat-tempat seperti Antartika pun berisiko terkena polusi. "Tidak ada yang terlindungi dari sumber pencemaran ini," kata Brahney.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3121 seconds (0.1#10.140)