4 Fase Pada Sebagian Wilayah di Dunia saat Gerhana Bulan Total
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun ini beberapa fenomena langit akan terlihat jelas walau tanpa bantuan teleskop. Fenomena alam yang akan terlihat seperti bulan punama penuh, gerhana matahari dan bulan, akan terlihat sangat jelas di 2021.
Selain itu, agak jarang terjadi gerhana matahari terjadi satu dua minggu sebelum dan sesudah gerhana bulan. Ini yang terakhir terjadi pada 2018. Pada 13 Juli 2018 terjadi gerhana matahari sebagian, pada 27 Juli terjadi Gerhana bulan total dan pada 11 Agustus terjadi gerhana matahari sebagian.
Gerhana pertama 2021 terjadi pada malam hari pada 26 Mei 2021, saat bulan purnama melewati bayangan gelap umbra bumi. Gerhana ini terakhir terjadi pada 21 Januari 2019.
Sekitar dua minggu setelah gerhana bulan total 26 Mei, bulan baru akan berada tepat di depan matahari untuk menghadirkan gerhana matahari cincin.
Cincin tipis mengelilingi siluet bulan baru. Meskipun gerhana matahari c incin hanya dapat dilihat dari belahan bumi tertentu, sebagian besar wilayah di dunia akan bisa menyaksikan gerhana matahari parsial.
Enam bulan purnama setelah gerhana bulan total pada 26 Mei, gerhana bulan parsial akan terjadi pada 19 November 2021. Kemudian gerhana matahari total akan terjadi pada 4 Desember 2021, tepat enam bulan baru setelah gerhana matahari cincin pada 10 Juni 2021.
BMKG mengungkapkan bulan adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya Bulan yang terlihat dari Bumi adalah pantulan sinar Matahari, bentuk Bulan yang terlihat dari Bumi akan berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan yang tampak dari Bumi ini disebut dengan fase-fase Bulan.
Dari sejumlah fase Bulan, terdapat empat fase utama, yaitu fase bulan baru, fase setengah purnama awal (perempat awal), fase purnama, dan fase setengah purnama akhir (perempat akhir).
Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi fase bulan baru ke fase setengah purnama awal ke fase purnama ke fase setengah purnama akhir dan kembali ke fase bulan baru disebut sebagai periode sinodis, yang pada 2021 ini secara rata-rata ditempuh dalam waktu 29,54716435 hari (29 hari 13 jam 8 menit).
Selain itu, agak jarang terjadi gerhana matahari terjadi satu dua minggu sebelum dan sesudah gerhana bulan. Ini yang terakhir terjadi pada 2018. Pada 13 Juli 2018 terjadi gerhana matahari sebagian, pada 27 Juli terjadi Gerhana bulan total dan pada 11 Agustus terjadi gerhana matahari sebagian.
Gerhana pertama 2021 terjadi pada malam hari pada 26 Mei 2021, saat bulan purnama melewati bayangan gelap umbra bumi. Gerhana ini terakhir terjadi pada 21 Januari 2019.
Sekitar dua minggu setelah gerhana bulan total 26 Mei, bulan baru akan berada tepat di depan matahari untuk menghadirkan gerhana matahari cincin.
Cincin tipis mengelilingi siluet bulan baru. Meskipun gerhana matahari c incin hanya dapat dilihat dari belahan bumi tertentu, sebagian besar wilayah di dunia akan bisa menyaksikan gerhana matahari parsial.
Enam bulan purnama setelah gerhana bulan total pada 26 Mei, gerhana bulan parsial akan terjadi pada 19 November 2021. Kemudian gerhana matahari total akan terjadi pada 4 Desember 2021, tepat enam bulan baru setelah gerhana matahari cincin pada 10 Juni 2021.
BMKG mengungkapkan bulan adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya Bulan yang terlihat dari Bumi adalah pantulan sinar Matahari, bentuk Bulan yang terlihat dari Bumi akan berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan yang tampak dari Bumi ini disebut dengan fase-fase Bulan.
Dari sejumlah fase Bulan, terdapat empat fase utama, yaitu fase bulan baru, fase setengah purnama awal (perempat awal), fase purnama, dan fase setengah purnama akhir (perempat akhir).
Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi fase bulan baru ke fase setengah purnama awal ke fase purnama ke fase setengah purnama akhir dan kembali ke fase bulan baru disebut sebagai periode sinodis, yang pada 2021 ini secara rata-rata ditempuh dalam waktu 29,54716435 hari (29 hari 13 jam 8 menit).
(wbs)