Trauma Kematian Putri Diana, Pangeran Harry Jalani Terapi EMDR, Apa Itu?

Minggu, 23 Mei 2021 - 14:01 WIB
loading...
Trauma Kematian Putri...
Ketika berusia 12 tahun, Pangeran Harry harus menerima kenyataan bahwa ibunda Putri Diana mengalami kecelakaan yang menewaskan Putri Wales tersebut. Peristiwa itu menimbulkan trauma sendiri bagi Pangeran Harry. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Ketika berusia 12 tahun, Pangeran Harry harus menerima kenyataan bahwa ibunda Putri Diana mengalami kecelakaan yang menewaskan Putri Wales tersebut. Peristiwa itu menimbulkan trauma sendiri bagi Pangeran Harry.

Dalam serial dokumenter kesehatan mental baru dengan Oprah Winfrey, Pangeran Harry terlihat menjalani bentuk terapi yang dikenal sebagai Eye Movement Desensitisation and Reprocessing (EMDR) untuk mengobati kecemasan yang belum terselesaikan yang berasal dari kematian ibunya.



Melansir halaman The Guardian, EMDR dikembangkan pada 1980-an oleh psikolog AS, Francine Shapiro. Saat berjalan di taman, Shapiro curiga bahwa gerakan matanya mengurangi tekanan dari ingatan traumatisnya sendiri.

Dia menguji pendekatan tersebut pada orang lain dan dari waktu ke waktu membangun terapi psikologis standar untuk merawat orang dengan ingatan traumatis.

Terapi ini direkomendasikan oleh Nice, National Institute for Health and Care Excellence, dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan digunakan untuk berbagai masalah yang disebabkan oleh trauma masa lalu.

Orang yang menjalani terapi EMDR mengambil bagian dalam beberapa sesi di mana mereka diminta untuk fokus pada pengalaman yang mengganggu mereka dan sensasi yang ditimbulkannya. Dalam sesinya dengan psikoterapis Sanja Oakley, Harry menggambarkan terbang ke London sebagai "pemicu" untuk kecemasannya sendiri dan perasaan "diburu".



Saat berfokus pada pengalaman atau peristiwa tertentu, orang yang menjalani EMDR menerima apa yang disebut "stimulasi bilateral". Ini sering kali berarti mengikuti jari terapis saat bergerak ke kiri dan ke kanan, atau memainkan suara ke satu telinga lalu ke telinga lainnya.

Dalam kasus Harry, dia menyilangkan lengannya dan menepuk dadanya secara bergantian di sisi kiri dan kanan untuk memberikan rangsangan. Tidak ada hipnosis yang terlibat, orang sepenuhnya sadar selama terapi.

Tujuan EMDR adalah untuk mengurangi emosi tertekan yang disebabkan oleh ingatan dan situasi pemicu tertentu. Cara kerjanya tidak jelas, tetapi pemikirannya adalah bahwa peristiwa traumatis tidak disimpan dengan cara yang sama seperti ingatan normal dan sehat, sehingga dapat muncul kembali dan mengganggu.



Dalam terapi EMDR, orang dipaksa untuk membagi perhatian mereka, fokus pada stimulasi bilateral pada saat yang sama saat mereka berkonsentrasi pada peristiwa traumatis. Terapi ini tidak membantu orang untuk melupakan kenangan buruk, tetapi dikatakan dapat meredam kesusahan yang ditimbulkannya dengan membiarkan otak memproses dan menyimpan ingatan secara normal.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2257 seconds (0.1#10.140)