India Melarang Warga Kubur dan Buang Mayat Covid-19 di Sungai Gangga
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Banyaknya mayat jenazah Covid-19 di Sungai Gangga India membuat Pemerintah India mengambil keputusan untuk tidak membuang mayat di sungai yang dianggap suci oleh warga India.
Sementara itu, penduduk desa di India utara didesak oleh petugas untuk tidak menguburkan jenazah mereka di sungai setelah puluhan mayat terdampar di tepi Sungai Gangga.
Seperti dilansir dari Daily , Di negara bagian utara Assam, petugas polisi terlihat memukuli orang-orang agar patuh setelah mereka kedapatan melanggar aturan jam malam baru di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Foto-foto menunjukkan petugas yang mengenakan masker wajah dan memegang tongkat besar untuk menghukum pelanggar aturan setelah Assam memberlakukan pembatasan Covid baru, yang membuat jam malam diperpanjang dua jam di daerah perkotaan.
Karantina total melarang pergerakan warga dan kendaraan dari tengah hari hingga pukul 5 pagi untuk mengekang penyebaran virus yang cepat, pemerintah mengumumkan pada Sabtu.
Toko-toko sebelumnya diizinkan buka hingga pukul 13 sementara jam malam mulai berlaku dari pukul 14 selama 15 jam, lapor NDTV.
Perubahan tersebut berarti warga hanya diizinkan keluar selama tujuh jam antara pukul 5 pagi hinggal 12 siang sementara aturan ganjil-genap untuk kendaraan akan terus berlanjut, sesuai aturan yang ditandatangani oleh Sekretaris Utama Assam Jishnu Baruah.
Aturan tersebut menyatakan bahwa kendaraan dengan nomor registrasi ganjil akan diizinkan pada hari ganjil sedangkan nomor registrasi genap akan diberikan pergerakan pada hari genap.
Pembatasan tersebut dilaporkan juga membuat pembukaan toko minuman keras digeser dari pukul 10 pagi ke 9 pagi dalam upaya untuk mencegah 'kepadatan berlebih'.
Perpanjangan dua jam jam malam terjadi setelah negara bagian mencatat 5.347 kasus Covid-19 baru pada Sabtu. Sementara itu, jam malam akan tetap berlaku mulai pukul 18.00 di daerah pedesaan, seperti dilansir MailOnline.
Aturan pembatasan baru dikeluarkan dalam upaya untuk mengatasi penyebaran Covid-19 , karena Assam saat ini telah mencatat lebih dari 41.947 kasus aktif, sementara 2.060 orang telah meninggal di negara bagian itu akibat virus tersebut.
Hal itu terjadi ketika polisi telah mendesak penduduk desa di India utara untuk tidak mengubur jenazah mereka di sungai setelah sejumlah mayat terdampar di tepi Sungai Gangga di tengah gelombang kedua virus Corona.
Puluhan mayat juga ditemukan di kuburan pasir dangkal, mendorong polisi untuk menyelidikinya.
Di jip dan perahu, polisi menggunakan pengeras suara portabel untuk meminta penduduk desa agar tidak membuang mayat di sungai. 'Kami di sini untuk membantu Anda melakukan penguburan,' kata polisi.
Pada Jumat, hujan menyingkap kain penutup jenazah yang dimakamkan di kuburan dangkal di pasir tepi sungai di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.
Itu terjadi ketika India mencatat 4.077 kematian lainnya pada Minggu, menjadikan total kematian menjadi 270.294 kematian.
Sementara itu, penduduk desa di India utara didesak oleh petugas untuk tidak menguburkan jenazah mereka di sungai setelah puluhan mayat terdampar di tepi Sungai Gangga.
Seperti dilansir dari Daily , Di negara bagian utara Assam, petugas polisi terlihat memukuli orang-orang agar patuh setelah mereka kedapatan melanggar aturan jam malam baru di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Foto-foto menunjukkan petugas yang mengenakan masker wajah dan memegang tongkat besar untuk menghukum pelanggar aturan setelah Assam memberlakukan pembatasan Covid baru, yang membuat jam malam diperpanjang dua jam di daerah perkotaan.
Karantina total melarang pergerakan warga dan kendaraan dari tengah hari hingga pukul 5 pagi untuk mengekang penyebaran virus yang cepat, pemerintah mengumumkan pada Sabtu.
Toko-toko sebelumnya diizinkan buka hingga pukul 13 sementara jam malam mulai berlaku dari pukul 14 selama 15 jam, lapor NDTV.
Perubahan tersebut berarti warga hanya diizinkan keluar selama tujuh jam antara pukul 5 pagi hinggal 12 siang sementara aturan ganjil-genap untuk kendaraan akan terus berlanjut, sesuai aturan yang ditandatangani oleh Sekretaris Utama Assam Jishnu Baruah.
Aturan tersebut menyatakan bahwa kendaraan dengan nomor registrasi ganjil akan diizinkan pada hari ganjil sedangkan nomor registrasi genap akan diberikan pergerakan pada hari genap.
Pembatasan tersebut dilaporkan juga membuat pembukaan toko minuman keras digeser dari pukul 10 pagi ke 9 pagi dalam upaya untuk mencegah 'kepadatan berlebih'.
Perpanjangan dua jam jam malam terjadi setelah negara bagian mencatat 5.347 kasus Covid-19 baru pada Sabtu. Sementara itu, jam malam akan tetap berlaku mulai pukul 18.00 di daerah pedesaan, seperti dilansir MailOnline.
Aturan pembatasan baru dikeluarkan dalam upaya untuk mengatasi penyebaran Covid-19 , karena Assam saat ini telah mencatat lebih dari 41.947 kasus aktif, sementara 2.060 orang telah meninggal di negara bagian itu akibat virus tersebut.
Hal itu terjadi ketika polisi telah mendesak penduduk desa di India utara untuk tidak mengubur jenazah mereka di sungai setelah sejumlah mayat terdampar di tepi Sungai Gangga di tengah gelombang kedua virus Corona.
Puluhan mayat juga ditemukan di kuburan pasir dangkal, mendorong polisi untuk menyelidikinya.
Di jip dan perahu, polisi menggunakan pengeras suara portabel untuk meminta penduduk desa agar tidak membuang mayat di sungai. 'Kami di sini untuk membantu Anda melakukan penguburan,' kata polisi.
Pada Jumat, hujan menyingkap kain penutup jenazah yang dimakamkan di kuburan dangkal di pasir tepi sungai di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.
Itu terjadi ketika India mencatat 4.077 kematian lainnya pada Minggu, menjadikan total kematian menjadi 270.294 kematian.
(wbs)