Kehebatan Rudal Supersonik BrahMos yang Dilirik Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia bersiap untuk memiliki rudal supersonik BrahMos. Rudal buatan India ini juga dipakai olehFilipina, sekaligus menandai pencapaian penting bagi India dalam ekspor pertahanan dan kemitraan strategis di Asia Tenggara.
Baru-baru ini, delegasi tingkat tinggi Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Yunianto dari Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia, mengunjungi BrahMos Aerospace untuk mengeksplorasi potensi kerja sama militer.
Army Recognition melansir, Sabtu (14/9/2024) selama kunjungan tersebut, Atul Dinkar Rane, CEO dan Managing Director BrahMos Aerospace, mempresentasikan kemampuan rudal supersonik BrahMos, yang menunjukkan ketertarikan Indonesia pada sistem pertahanan canggih ini.
Rudal BrahMos, dinamai berdasarkan Sungai Brahmaputra di India dan Sungai Moskwa di Rusia termasuk rudal jelajah supersonik yang dikembangkan bersama oleh India dan Rusia. Sistem rudal ini didasarkan pada rudal Rusia SS-N-26 (3M55 Oniks/Yakhont/Bastion) dan dirancang sebagai senjata serbaguna yang mampu menyerang target darat dan laut dengan presisi tinggi.
BrahMos Aerospace yang didirikan pada 1998, merupakan hasil dari kerja sama antara Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India dan Mashinostroyeniye Rusia.
BrahMos PJ-10 menonjol karena kecepatan supersoniknya, berkisar antara Mach 2.0 hingga Mach 2.8, tergantung pada ketinggian jelajah. Kecepatan tinggi ini, dikombinasikan dengan teknologi siluman, membuat rudal ini sulit dihadang dan meningkatkan daya hancurnya.
Rudal ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi inersia (INS) untuk target maritim, dan kombinasi INS dan GPS untuk target darat, dengan sistem radar aktif/pasif sebagai pemandu akhir untuk memastikan akurasi tinggi.
Berbagai versi BrahMos menawarkan jangkauan antara 300 hingga 500 kilometer, tergantung pada platform peluncurannya. Rudal ini dapat diluncurkan dari darat, udara, laut, dan bahkan platform bawah air. Versi darat dan laut memiliki panjang 8,2 meter, membawa muatan seberat 300 kilogram, dan berat peluncuran 3.000 kilogram.
Baru-baru ini, delegasi tingkat tinggi Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Yunianto dari Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia, mengunjungi BrahMos Aerospace untuk mengeksplorasi potensi kerja sama militer.
Army Recognition melansir, Sabtu (14/9/2024) selama kunjungan tersebut, Atul Dinkar Rane, CEO dan Managing Director BrahMos Aerospace, mempresentasikan kemampuan rudal supersonik BrahMos, yang menunjukkan ketertarikan Indonesia pada sistem pertahanan canggih ini.
Rudal BrahMos, dinamai berdasarkan Sungai Brahmaputra di India dan Sungai Moskwa di Rusia termasuk rudal jelajah supersonik yang dikembangkan bersama oleh India dan Rusia. Sistem rudal ini didasarkan pada rudal Rusia SS-N-26 (3M55 Oniks/Yakhont/Bastion) dan dirancang sebagai senjata serbaguna yang mampu menyerang target darat dan laut dengan presisi tinggi.
BrahMos Aerospace yang didirikan pada 1998, merupakan hasil dari kerja sama antara Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India dan Mashinostroyeniye Rusia.
BrahMos PJ-10 menonjol karena kecepatan supersoniknya, berkisar antara Mach 2.0 hingga Mach 2.8, tergantung pada ketinggian jelajah. Kecepatan tinggi ini, dikombinasikan dengan teknologi siluman, membuat rudal ini sulit dihadang dan meningkatkan daya hancurnya.
Rudal ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi inersia (INS) untuk target maritim, dan kombinasi INS dan GPS untuk target darat, dengan sistem radar aktif/pasif sebagai pemandu akhir untuk memastikan akurasi tinggi.
Berbagai versi BrahMos menawarkan jangkauan antara 300 hingga 500 kilometer, tergantung pada platform peluncurannya. Rudal ini dapat diluncurkan dari darat, udara, laut, dan bahkan platform bawah air. Versi darat dan laut memiliki panjang 8,2 meter, membawa muatan seberat 300 kilogram, dan berat peluncuran 3.000 kilogram.