Matahari Lontarkan Lidah Api Terkuatnya ke Arah Bumi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pusat Prediksi Luar Angkasa AS memantau suar besar pertama matahari yang meletus dan mengarah ke Bumi. Ledakan suar terbesar itu setara jutaan bom hidrogen 100 megaton dan bisa memengaruhi komunikasi frekuensi tinggi di Bumi.
Para peneliti di pusat tersebut mengukur intensitas semburan matahari sebagai X1, yang merupakan kategori suar matahari terbesar yang pernah ada.
"Suar matahari adalah letusan besar radiasi di permukaan matahari. Kita berbicara energi yang setara dengan jutaan bom hidrogen 100 megaton yang meledak pada saat yang sama," kata Bill Murtagh, koordinator program di SWPC AS seperti dikutip CNN, Kamis (8/7/2021).
Murtagh mengatakan, pelepasan energi yang begitu besar dapat dirasakan di Bumi yang jauhnya 93 juta mil. "Jika energi itu masuk ke Bumi, itu dapat mempengaruhi komunikasi frekuensi tinggi dan sistem penentuan posisi global (GPS) serta satelit," kata Murtagh.
Matahari melewati siklus matahari 11 tahun di mana tingkat aktivitas suar berfluktuasi. Siklus 25 dimulai pada Desember 2019 dengan solar minimum. Aktivitas itu perlahan-lahan akan meningkat dan mencapai maksimum matahari saat ada banyak bintik matahari pada Juli 2025.
Dalam siklus matahari yang khas, Murtagh mengatakan para peneliti biasanya melihat sekitar 150 suar yang mencapai intensitas suar 3 Juli 2021. "Tapi mungkin ada sekitar 1.500 suar yang lebih kecil pada periode yang sama, tambahnya.
Setelah lontaran suar matahari itu, lokasi suar menghilang dari pandangan Bumi saat matahari berputar. Lokasi suar akan terlihat lagi dalam dua minggu, tetapi dia mencatat SWPC AS terus memantau letusan di sisi lain matahari.
"Ketika suar matahari menghadap jauh dari Bumi, peningkatan emisi energi tidak dapat mempengaruhi planet kita," katanya.
Para peneliti di pusat tersebut mengukur intensitas semburan matahari sebagai X1, yang merupakan kategori suar matahari terbesar yang pernah ada.
"Suar matahari adalah letusan besar radiasi di permukaan matahari. Kita berbicara energi yang setara dengan jutaan bom hidrogen 100 megaton yang meledak pada saat yang sama," kata Bill Murtagh, koordinator program di SWPC AS seperti dikutip CNN, Kamis (8/7/2021).
Murtagh mengatakan, pelepasan energi yang begitu besar dapat dirasakan di Bumi yang jauhnya 93 juta mil. "Jika energi itu masuk ke Bumi, itu dapat mempengaruhi komunikasi frekuensi tinggi dan sistem penentuan posisi global (GPS) serta satelit," kata Murtagh.
Matahari melewati siklus matahari 11 tahun di mana tingkat aktivitas suar berfluktuasi. Siklus 25 dimulai pada Desember 2019 dengan solar minimum. Aktivitas itu perlahan-lahan akan meningkat dan mencapai maksimum matahari saat ada banyak bintik matahari pada Juli 2025.
Dalam siklus matahari yang khas, Murtagh mengatakan para peneliti biasanya melihat sekitar 150 suar yang mencapai intensitas suar 3 Juli 2021. "Tapi mungkin ada sekitar 1.500 suar yang lebih kecil pada periode yang sama, tambahnya.
Setelah lontaran suar matahari itu, lokasi suar menghilang dari pandangan Bumi saat matahari berputar. Lokasi suar akan terlihat lagi dalam dua minggu, tetapi dia mencatat SWPC AS terus memantau letusan di sisi lain matahari.
"Ketika suar matahari menghadap jauh dari Bumi, peningkatan emisi energi tidak dapat mempengaruhi planet kita," katanya.
(ysw)