Hasil Studi : Banyak Mikir Penyebab Gagalnya Tendangan Penalti

Senin, 12 Juli 2021 - 06:52 WIB
loading...
Hasil Studi : Banyak Mikir Penyebab Gagalnya Tendangan Penalti
Dua pesepakbola tim nasional Inggris Marcus Rashford (kanan) dan Jadon Sancho (tengah) gagal mengeksekusi tendangan pinalti di babak final Euro 2020. Foto/IST
A A A
JAKARTA - Studi yang dilakukan oleh Frontiers in Computer Science menyimpulkan bahwa kebanyakan berpikir, akan peluang dan konsekwensi, merupakan penyebab utama gagalnya tendangan penalti yang dilakukan pesepakbola. Faktor ini membuat pesepakbola yang biasanya begitu lihai dalam menendang bola justru berubah jadi pesakitan karena gagal melakukan tendangan penalti.

Ambil contoh tendangan penalti yang dilakuan oleh pesepakbola tim nasional Inggris, Marcus Rashford kala berhadap-hadapan dengan kiper tim nasional Italia, Gianluigi Donnarumma di babak final Euro 2020 dini hari tadi. Saat itu tendangan Marcus Rashford melenceng ke sebelah kanan Gianluigi Donnarumma.



"Bagaimana mungkin pesepakbola yang memiliki kontrol yang nyaris sempurna. Bisa menendang jauh dari jarak 50 meter justru gagal ketika melakukannya dari titik 11 meter?" tanya Max Slutter University of Twente, Belanda.

"Tentu saja, tekanan psikologis yang besar memegang peranan besar, namun pertanyaannya mengapa tekanan ini bisa menyebabkan gagalnya tendangan penalti. Kami mencoba menemukan jawabannya dengan mengukur aktivitas yang terjadi pada otak pesepakbola yang melakukan tendangan penalti," sambungnya lagi.

Penelitian yang dilakukan Max Slutter dan rekan-rekannya sendiri menggunakan teknologi Near-Infrared Spectroscopy atau fNIRS. Melalui teknologi itu sebanyak 22 pesepakbola yang melakukan tendangan penalti diminta mnegenakan sebuah headset yang berfungsi mempelajari pergerakan otak saat melakukan kegiatan tertentu.

Hasil Studi : Banyak Mikir Penyebab Gagalnya Tendangan Penalti


Para relawan itu kemudian diminta melakukan tendangan penalti dengan beragam kondisi. Mulai dari tendangan penalti dengan gawang kosong, kiper yang tidak aktif bergerak, hingga kondisi tendangan penalti khusus dimana gangguan dibuat sangat tinggi dan ada taruhan yang besar.

"Kami menemukan fakta bahwa pesepakbola yang tetap berhasil mengeksekusi tendangan penalti dengan berbagai kondisi itu, mampu mengaktivasi bagian-bagian fungsi otak dengan tugas yang relevan," jelas Dr Nattapong Thammasan dari University of Twente.

Salah satunya adalah aktivasi korteks motorik otak yang memang mengontrol seluruh gerakan pesepakbola tersebut. "Ini tampaknya logis, karena gerakan adalah salah satu elemen terpenting saat mengambil penalti," jelasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2139 seconds (0.1#10.140)