Tak Rela Rakyatnya Tumbang, Thailand Tetap Campurkan Vaksin Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Kesehata Dunia WHO melarang mencampur merek vaksin untuk 1 orang, namun Pemerintah Thailand kemarin ngotot untuk mencampur dua dosis vaksin yang berbeda untuk menurunkan angka infeksi Covid-19.
WHO menegaskan bahwa tidak ada data yang solid dan memadai untuk membuktikan bahwa campuran dua vaksin yang berbeda efektif dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Seperti dilansir dari AFP, Namun, kepala virologi Thailand, Yong Poovorawan, mengatakan bahwa mencampur vaksin yang tidak aktif seperti Sinovac dengan vaksin vektor virus seperti AstraZeneca dapat memberikan 'efek perlindungan' secepat enam minggu.
Langkah itu terlihat lebih cepat daripada efek penggunaan dosis ketiga yang membutuhkan waktu 12 minggu untuk memberikan perlindungan
"Kita tidak bisa menunggu 12 minggu (efek dosis ketiga) ketika negara dihadapkan pada situasi pahit seperti ini," katanya.
Thailand telah mencatat lebih dari 353.700 kasus dan 2.847 kematian akibat Covid-19 sejauh ini.
WHO menegaskan bahwa tidak ada data yang solid dan memadai untuk membuktikan bahwa campuran dua vaksin yang berbeda efektif dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Seperti dilansir dari AFP, Namun, kepala virologi Thailand, Yong Poovorawan, mengatakan bahwa mencampur vaksin yang tidak aktif seperti Sinovac dengan vaksin vektor virus seperti AstraZeneca dapat memberikan 'efek perlindungan' secepat enam minggu.
Langkah itu terlihat lebih cepat daripada efek penggunaan dosis ketiga yang membutuhkan waktu 12 minggu untuk memberikan perlindungan
"Kita tidak bisa menunggu 12 minggu (efek dosis ketiga) ketika negara dihadapkan pada situasi pahit seperti ini," katanya.
Thailand telah mencatat lebih dari 353.700 kasus dan 2.847 kematian akibat Covid-19 sejauh ini.
(wbs)