Eropa Akui Ahli Bunuh Varian Delta dengan Campur 2 Vaksin Covid-19
loading...
A
A
A
BERLIN - Organisasi kesehatan dunia WHO melarang keras tim medis mencampur merek vaksin untuk 1 orang. Namun Badan Medis Eropa (EMA) telah menolak untuk membuat rekomendasi apa pun tentang pencampuran dua jenis vaksin Covid-19 atau pemberian dosis ketiga.
Seperti dilansir dari Reuters, EMA bersikeras bahwa masalah tersebut masih terlalu dini untuk diputuskan. Meski demikian, lembaga itu mencatat, semua jenis vaksin Covid-19, baik Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca diperlukan untuk melindungi populasi dari varian Delta.
Beberapa negara sebelumnya telah memutuskan untuk mencampur dua jenis vaksin Covid-19 yang diklaim dapat meningkatkan tingkat imunisasi.
"Semua negara yang memilih untuk mencampur dua vaksin yang berbeda perlu memastikan bahwa strateginya sejalan dengan pandangan ahli epidemiologi dan situasi infeksi saat ini," kata EMA dalam sebuah pernyataan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Oxford bulan lalu menunjukkan pemberian vaksin Pfizer dalam waktu empat minggu setelah vaksin AstraZeneca diberikan dapat menghasilkan respon imun yang lebih baik daripada pemberian vaksin AstraZeneca dosis kedua.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) sebelumnya memperkirakan varian Delta menyumbang 99 persen kasus infeksi di benua itu pada akhir Agustus.
WHO percaya varian Delta akan menjadi dominan di seluruh dunia dalam beberapa bulan ke depan.
Seperti dilansir dari Reuters, EMA bersikeras bahwa masalah tersebut masih terlalu dini untuk diputuskan. Meski demikian, lembaga itu mencatat, semua jenis vaksin Covid-19, baik Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca diperlukan untuk melindungi populasi dari varian Delta.
Beberapa negara sebelumnya telah memutuskan untuk mencampur dua jenis vaksin Covid-19 yang diklaim dapat meningkatkan tingkat imunisasi.
"Semua negara yang memilih untuk mencampur dua vaksin yang berbeda perlu memastikan bahwa strateginya sejalan dengan pandangan ahli epidemiologi dan situasi infeksi saat ini," kata EMA dalam sebuah pernyataan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Oxford bulan lalu menunjukkan pemberian vaksin Pfizer dalam waktu empat minggu setelah vaksin AstraZeneca diberikan dapat menghasilkan respon imun yang lebih baik daripada pemberian vaksin AstraZeneca dosis kedua.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) sebelumnya memperkirakan varian Delta menyumbang 99 persen kasus infeksi di benua itu pada akhir Agustus.
WHO percaya varian Delta akan menjadi dominan di seluruh dunia dalam beberapa bulan ke depan.
(wbs)