Waspada, Hantaman Asteroid Raksasa ke Bumi Lebih Sering dari Perkiraan
loading...
A
A
A
COLORADO - Studi baru menemukan bahwa Asteroid raksasa seperti yang memusnahkan dinosaurus, menghantam Bumi kuno lebih sering daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Kira-kira setiap 15 juta tahun, planet Bumi dihantam asteroid raksasa seukuran kota atau bahkan provinsi yang lebih besar, kata para ilmuwan yang dipresentasikan pada konferensi geokimia Goldschmidt bulan ini.
Dalam studi tersebut, Simone Marchi, seorang ilmuwan utama di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado dan rekan-rekannya melihat keberadaan apa yang disebut spherules. Ini merupakan gelembung-gelembung kecil dari batu yang menguap yang terlempar ke luar angkasa oleh setiap tumbukan asteroid.
Tim mengembangkan metode baru untuk memodelkan efek dampak asteroid. Semakin besar asteroid, semakin tebal lapisan bola di batu seharusnya.
"Kami menemukan bahwa model tabrakan asteroid dengan Bumi tercatat denga baik di bebatuan itu," kata Marchi dalam pernyataan itu seperti dikutip Live Science, Selasa (20/7/2021).
"Fluks dampak sebenarnya bisa mencapai faktor 10 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya dalam periode antara 3,5 dan 2,5 miliar tahun yang lalu," katanya.
Serangan asteroid masa lalu itu mungkin juga mempengaruhi kadar oksigen dan kemampuan planet muda untuk mendukung kehidupan.
Menurut Rosalie Tostevin, dari Universitas Cape Town, beberapa penanda kimia menunjukkan adanya bau oksigen di atmosfer awal, sebelum kenaikan permanen yang terjadi di sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.
"Kami cenderung fokus pada interior Bumi dan evolusi kehidupan sebagai kontrol pada keseimbangan oksigen Bumi, tetapi tubrukan batu dari luar angkasa memberikan alternatif yang menarik," katanya.
Benda berbatu tanpa atmosfer, seperti bulan, membawa catatan rinci tentang dampak asteroid di masa lalu. Sedangkan di planet Bumi dengan pola cuaca dan aktivitas geologis yang bervariasi, jejak dari banyak dampak masa lalu telah lama terhapus.
Butuh waktu hingga akhir 1970-an bagi para ilmuwan untuk menemukan kawah tumbukan Chicxulub di Meksiko. Butuh beberapa tahun lagi bagi mereka untuk mengidentifikasi dampak ini sebagai penyebab kepunahan dinosaurus.
Kira-kira setiap 15 juta tahun, planet Bumi dihantam asteroid raksasa seukuran kota atau bahkan provinsi yang lebih besar, kata para ilmuwan yang dipresentasikan pada konferensi geokimia Goldschmidt bulan ini.
Dalam studi tersebut, Simone Marchi, seorang ilmuwan utama di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado dan rekan-rekannya melihat keberadaan apa yang disebut spherules. Ini merupakan gelembung-gelembung kecil dari batu yang menguap yang terlempar ke luar angkasa oleh setiap tumbukan asteroid.
Tim mengembangkan metode baru untuk memodelkan efek dampak asteroid. Semakin besar asteroid, semakin tebal lapisan bola di batu seharusnya.
"Kami menemukan bahwa model tabrakan asteroid dengan Bumi tercatat denga baik di bebatuan itu," kata Marchi dalam pernyataan itu seperti dikutip Live Science, Selasa (20/7/2021).
"Fluks dampak sebenarnya bisa mencapai faktor 10 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya dalam periode antara 3,5 dan 2,5 miliar tahun yang lalu," katanya.
Serangan asteroid masa lalu itu mungkin juga mempengaruhi kadar oksigen dan kemampuan planet muda untuk mendukung kehidupan.
Menurut Rosalie Tostevin, dari Universitas Cape Town, beberapa penanda kimia menunjukkan adanya bau oksigen di atmosfer awal, sebelum kenaikan permanen yang terjadi di sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.
"Kami cenderung fokus pada interior Bumi dan evolusi kehidupan sebagai kontrol pada keseimbangan oksigen Bumi, tetapi tubrukan batu dari luar angkasa memberikan alternatif yang menarik," katanya.
Benda berbatu tanpa atmosfer, seperti bulan, membawa catatan rinci tentang dampak asteroid di masa lalu. Sedangkan di planet Bumi dengan pola cuaca dan aktivitas geologis yang bervariasi, jejak dari banyak dampak masa lalu telah lama terhapus.
Butuh waktu hingga akhir 1970-an bagi para ilmuwan untuk menemukan kawah tumbukan Chicxulub di Meksiko. Butuh beberapa tahun lagi bagi mereka untuk mengidentifikasi dampak ini sebagai penyebab kepunahan dinosaurus.
(ysw)