Asal Nama Stadion Tertua di Indonesia Gajayana di Malang, Ternyata Terinspirasi Kerajaan Ini...

Jum'at, 30 Juli 2021 - 18:40 WIB
loading...
Asal Nama Stadion Tertua di Indonesia Gajayana di Malang, Ternyata Terinspirasi Kerajaan Ini...
Candi Badut jadi peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang. Foto: Sindonews/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Nama Kerajaan Kanjuruhan mungkin tak sementereng nama Kerajaan Majapahit atau Kerajaan Singosari bagi masyarakat awam di Jawa Timur. Namun siapa sangka jauh sebelum kerajaan - kerajaan tersebut berjaya ada Kerajaan tertua di Jawa Timur yang terlebih dahulu berdiri.

Dalam catatan sejarah Kerajaan Kanjuruhan yang berada di Malang tercatat kerajaan yang umurnya sama dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kerajaan yang terletak di aliran Kali Metro yang letaknya berada di lereng Gunung Kawi sisi timur.



Bukti keberadaan adanya Kerajaan Kanjuruhan ditemukan pada prasasti Dinoyo tahun 682 saka atau 760 Masehi. Prasasti Dinoyo sendiri merupakan bagian dari peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang diidentifikasi berdiri pada abad 6 dan 7 Masehi. Prasasti ini ditemukan tak jauh dari aliran Sungai Metro, sementara salah satu bangunan peninggalan Candi Badut juga lokasi ditemukan tak jauh dari lokasi tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, pada prasasti tersebut disebutkan ada raja bernama Raja Dewasimha, kemudian setelah meninggal digantikan sang raja yang bernama Sang Liswa. Liswa inilah yang akhirnya mendapat gelar Gajayana.

Di masa kepemimpinan Gajayana inilah kerajaan ini mengalami masa kejayaan. Kekuasaan kerajaan meliputi lereng timur dan barat Gunung Kawi, bahkan sisi barat kekuasaannya mencapai ke area Pegunungan Tengger Semeru. Kemudian ke sisi utara bahkan hingga mencapai pesisir Laut Jawa. Sementara di wilayah selatan kekuasannya mencapai pantai selatan Pulau Jawa.

Usai masa kepemimpinan Raja Gajayana yang meninggal, Kerajaan Kanjuruhan kemudian dipimpin oleh Pangeran Jananiya. Pangeran Jananiya sendiri merupakan menantu dari Raja Gajayana, ia menikah dengan satu - satunya anak dari Raja Gajayana bernama Uttejana. Kedua pasang suami istri ini memimpin kerajaan dengan penuh kebijaksanaannya.

Namun kemunduran Kerajaan Kanjuruhan muncul setelah sekitar tahun 847 Masehi dimana Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mengembangkan kekuasaannya. Perluasan kekuasaan Kerajaan Mataram Kini dibawah perintah Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu.

Kerajaan Mataram Kuno kemudian kian meluaskan kekuasaannya hingga Jawa Timur, termasuk di wilayah yang dulunya menjadi kekuasaan Kerajaan Kanjuruhan hilang hingga akhirnya dikuasai Kerajaan Mataram Kuno. Dari sanalah akhirnya Kerajaan Kanjuruhan hanya menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kini.

Pegiat Sejarah Museum Reenactor Eko Irawan mengakui bila nama Kerajaan Kanjuruhan dari catatan sejarah di Jawa Timur masih menjadi salah satu kerajaan tertua yang teridentifikasi hingga kini.

"Jadi Kanjuruhan ini kerajaan tertua di Jawa Timur, seumuran dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang berdiri abad 7 - 8 masehi," kata Eko saat dikonfirmasi, beberapa waktu lalu.

Dari sana nama Kerajaan Kanjuruhan dengan Raja Gajayana ini menjadi sebuah inspirasi dan diabadikan untuk dua nama stadion kebanggaan di Malang raya. Stadion Gajayana yang menjadi stadion tertua di Indonesia, dinamakan dengan nama Raja Gajayana. Sedangkan Stadion Kanjuruhan yang berada di Kepanjen, Kabupaten Malang dipilih sebagai kemasyhuran nama Kanjuruhan menjadi kerajaan tertua di Jawa Timur.

"Nama Gajayana untuk Malang kan raja Gajayana dan situs Kanjuruhan tertua di Jawa Timur, peradaban Malang sudah sejak ada 760m. Sudah peradaban maju sejak dahulu, mungkin itu kebanggaan juga. Sama halnya dengan nama Stadion Kanjuruhan juga diambilkan dari nama kerajaan Kanjuruhan, yang jadi tertua di Jawa Timur," paparnya.



Kini meski Kerajaan Kanjuruhan telah musnah, namun jejak - jejak sejarah kejayaan Kerajaan Kanjuruhan ini masih dapat ditemui di Malang raya. Terbesar tentu Candi Badut yang terletak di daerah Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)