Kelabang Raksasa Pemakan Burung Laut Eksis di Australia
loading...
A
A
A
AUSTRALIA - Kelabang raksasa pemakan burung dan anak ayam ternyata benar-benar ada. Hewan yang cukup menakutkan itu ternyata bukan sebuah rekayasa imajinasi film-film sains fiksi. Nyatanya di Phillip Island, Australia kelabang-kelabang raksasa itu berkembang biak dan bertahan hidup dengan memakan burung laut yang ukurannya sedikit lebih besar.
Disebutkan situs berita ABC, kelabang raksasa ini panjangnya bisa berkembang hingga 30,5 centimeter. Tubuh kelabang raksasa ini memiliki sistem bertahan dan penyerangan yang sempurna.
Hewan itu dipersenjatai dengan racun kuat yang terbungkus dalam dua enjepit yang disebut "forcipules", yang digunakannya untuk melumpuhkan mangsanya. Sementara untuk bertahan dari serangan, tubuh kelabang raksasa itu dilindungi oleh perisai kuat bak pelat lapis baja. Perisai itu melapisi masing-masing dari banyak segmen yang ada di sepanjang tubuh.
Menurut peneliti Monash University, Luke Halpin, kemampuan kelabang raksasa untuk memangsa korbannya sangat kuat. Mereka kerap menyerang jangkrik, anak burung laut, tokek, dan kadal. Namun yang paling sering diserang kelabang raksasa itu di Phillip Island adalah anak ayam petrel.
Kelabang raksasa yang ada di Phillip Island dapat membunuh dan memakan antara 2.109 hingga 3.724 anak ayam petrel setiap tahun. Diketahui anak ayam petrel bersayap hitam nemang berkembang biak di pulau itu.
"Kami melihat luka yang sama di anak-anak ayam petrel yang diserang oleh kelabang itu. Kami bahkan melihat langsung kelabang menyerang dan memakan anak ayam," jelas Luke Halpin.
Uniknya berkembangnya populasi kelabang raksasa di Phillip Island tersebut justru terjadi karena upaya perlindungan yang dilakukan pemerintah Australia. Sejatinya kelabang raksasa itu sudah ditemukan di Phillip Island sejak tahun 1980-an. Hanya saja jumlahnya terlampau sedikit sehingga nyaris menghilangkan jejak kehidupan hewan tersebut.
Upaya konservasi yang dilakukan melalui Northfolk Island National Park akhirnya bisa menyelamatkan nasib naas kelabang raksasa tersebut meski saat ini mereka menjadikan hewan penghuni lainnya sebagai mangsa.
Luke Halpin justru melihat kehadiran kelabang raksasa di Phillip Island justru merupakan salah satu bagian dari penyeimbangan rantai makanan. Menjadi predator buat anak ayam petrel adalah tindakan natural atau alami.
Dengan memangsa vertebrata, kelabang raksasa itu menjebak nutrisi yang dibawa dari laut oleh burung laut dan mendistribusikannya ke seluruh pulau.
"Dalam beberapa hal, mereka telah mengambil tempat mamalia pemangsa, yang tidak ada di pulau itu," ucap Luke Halpin.
Disebutkan situs berita ABC, kelabang raksasa ini panjangnya bisa berkembang hingga 30,5 centimeter. Tubuh kelabang raksasa ini memiliki sistem bertahan dan penyerangan yang sempurna.
Hewan itu dipersenjatai dengan racun kuat yang terbungkus dalam dua enjepit yang disebut "forcipules", yang digunakannya untuk melumpuhkan mangsanya. Sementara untuk bertahan dari serangan, tubuh kelabang raksasa itu dilindungi oleh perisai kuat bak pelat lapis baja. Perisai itu melapisi masing-masing dari banyak segmen yang ada di sepanjang tubuh.
Menurut peneliti Monash University, Luke Halpin, kemampuan kelabang raksasa untuk memangsa korbannya sangat kuat. Mereka kerap menyerang jangkrik, anak burung laut, tokek, dan kadal. Namun yang paling sering diserang kelabang raksasa itu di Phillip Island adalah anak ayam petrel.
Kelabang raksasa yang ada di Phillip Island dapat membunuh dan memakan antara 2.109 hingga 3.724 anak ayam petrel setiap tahun. Diketahui anak ayam petrel bersayap hitam nemang berkembang biak di pulau itu.
"Kami melihat luka yang sama di anak-anak ayam petrel yang diserang oleh kelabang itu. Kami bahkan melihat langsung kelabang menyerang dan memakan anak ayam," jelas Luke Halpin.
Uniknya berkembangnya populasi kelabang raksasa di Phillip Island tersebut justru terjadi karena upaya perlindungan yang dilakukan pemerintah Australia. Sejatinya kelabang raksasa itu sudah ditemukan di Phillip Island sejak tahun 1980-an. Hanya saja jumlahnya terlampau sedikit sehingga nyaris menghilangkan jejak kehidupan hewan tersebut.
Upaya konservasi yang dilakukan melalui Northfolk Island National Park akhirnya bisa menyelamatkan nasib naas kelabang raksasa tersebut meski saat ini mereka menjadikan hewan penghuni lainnya sebagai mangsa.
Luke Halpin justru melihat kehadiran kelabang raksasa di Phillip Island justru merupakan salah satu bagian dari penyeimbangan rantai makanan. Menjadi predator buat anak ayam petrel adalah tindakan natural atau alami.
Dengan memangsa vertebrata, kelabang raksasa itu menjebak nutrisi yang dibawa dari laut oleh burung laut dan mendistribusikannya ke seluruh pulau.
"Dalam beberapa hal, mereka telah mengambil tempat mamalia pemangsa, yang tidak ada di pulau itu," ucap Luke Halpin.
(wsb)