Temuan Ini! Bikin Joe Biden Yakin Banget Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Jakarta akan tenggelam 10 tahun itu hal itu dilandaskan berdasarkan Perubahan iklim adalah ancaman besar hal ini memaksa terjadinya penurunan muka tanah di kota-kota besar di dunia termasuk Jakarta.
Di daerah pesisir yang padat penduduk, permukaan tanah turun lebih cepat ketimbang kenaikan muka laut.
Seperti dilansir dari Conversation. Penurunan muka tanah secara perlahan terjadi alami di delta sungai dan bisa dipercepat dengan ekstraksi air tanah, minyak dan gas, yang menyebabkan tanah berkonsolidasi dan permukaan kehilangan ketinggian.
Para peneliti baru memahami implikasi global dari ancaman ini sebatas pada kota-kota di pesisir. Kawasan pesisir rata-rata mengalami kenaikan muka laut relatif kurang dari 3 milimeter (mm) per tahun, namun perumahan di kawasan pesisir rata-rata akan mengalami kenaikan sekitar 8mm hingga 10mm per tahun.
Temuan ini merefleksikan bahwa manusia lebih memilih tinggal di delta sungai, dataran banjir, dan daerah rawan tenggelam lainnya. Ini akhirnya mempercepat subsiden.
Kota-kota yang tenggelam memiliki penduduk lebih dari 150 juta jiwa di kawasan pesisir, atau sekitar 20% dari total penduduk tinggal di pesisir.
Kenaikan muka laut relatif akan lebih mendadak dan memiliki dampak parah daripada yang diprediksikan oleh peneliti.
Jakarta memiliki penduduk 10 juta jiwa lebih ini dan dibangun di dataran rendah dekat dengan laut. Penyedotan air tanah menjadi penyebab kota ini turun lebih dari tiga meter dari tahun 1947 hingga 2010 dan banyak bagian dari kota tersebut menurun hingga 10 sentimeter (cm) atau lebih setiap tahun.
Subsiden ini tidak terjadi merata, sehingga menimbulkan risiko yang tidak sama; akibatnya, perencanaan perkotaan menjadi sulit.
Bangunan-bangunan terhantam banjir, banyak kerusakan infrastruktur terlihat di bangunan yang diabaikan.
Di daerah pesisir yang padat penduduk, permukaan tanah turun lebih cepat ketimbang kenaikan muka laut.
Seperti dilansir dari Conversation. Penurunan muka tanah secara perlahan terjadi alami di delta sungai dan bisa dipercepat dengan ekstraksi air tanah, minyak dan gas, yang menyebabkan tanah berkonsolidasi dan permukaan kehilangan ketinggian.
Para peneliti baru memahami implikasi global dari ancaman ini sebatas pada kota-kota di pesisir. Kawasan pesisir rata-rata mengalami kenaikan muka laut relatif kurang dari 3 milimeter (mm) per tahun, namun perumahan di kawasan pesisir rata-rata akan mengalami kenaikan sekitar 8mm hingga 10mm per tahun.
Temuan ini merefleksikan bahwa manusia lebih memilih tinggal di delta sungai, dataran banjir, dan daerah rawan tenggelam lainnya. Ini akhirnya mempercepat subsiden.
Kota-kota yang tenggelam memiliki penduduk lebih dari 150 juta jiwa di kawasan pesisir, atau sekitar 20% dari total penduduk tinggal di pesisir.
Kenaikan muka laut relatif akan lebih mendadak dan memiliki dampak parah daripada yang diprediksikan oleh peneliti.
Jakarta memiliki penduduk 10 juta jiwa lebih ini dan dibangun di dataran rendah dekat dengan laut. Penyedotan air tanah menjadi penyebab kota ini turun lebih dari tiga meter dari tahun 1947 hingga 2010 dan banyak bagian dari kota tersebut menurun hingga 10 sentimeter (cm) atau lebih setiap tahun.
Subsiden ini tidak terjadi merata, sehingga menimbulkan risiko yang tidak sama; akibatnya, perencanaan perkotaan menjadi sulit.
Bangunan-bangunan terhantam banjir, banyak kerusakan infrastruktur terlihat di bangunan yang diabaikan.