Pengamat: Satelit Jadi Solusi Efektif di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Telekomunikasi Kristiono menilai teknologi satelit selalu punya keunggulan dibandingkan teknologi darat. Karena cakupan satelit sifatnya langsung ke setiap titik di Bumi.
Apalagi melihat kondisi geografis di Indonesia yang berbentuk kepulauan dan kepadatan penduduknya tidak merata khususnya di luar Pulau Jawa, satelit merupakan solusi yang efektif.
"Satelit menjadi pelengkap dari infrastruktur darat yang efektif , mengisi coverage area yang tidak terisi infrastruktur darat termasuk dalam hal contingency bila terjadi misalnya bencana alam yang menyebabkan kerusakan infrastruktur darat," ujar Kristiono saat dihubungi melalui pesan singkat.
Untuk itu dengan adanya Satelit Satria-1 diharapkan semua titik di wilayah Indonesia akan terjangkau akses internet. Namun, permasalahannya tentunya terbatas pada kapasitas terpasangnya.
Menurut Kristiono, pengalaman Palapa Ring harus dijadikan pelajaran, dimana tingkat penetrasi penggunanya lambat yang berakibat okupasinya sangat rendah.
Karena, sejak awal peta kebutuhan pelanggan dan interkoneksinya dengan jaringan backbone operator eksisting tidak terkoordinasikan dengan baik.
Proyek satria-1 juga harus sedini mungkin memetakan seluruh potensi pengguna dan mengkoordinasikan aspek teknis, operasional, serta komersialnya.
"Sehingga tidak terjadi kelambatan dalam pemanfaatan nantinya karena banyak pihak-pihak yang harus dilibatkan." pungkasnya.
Apalagi melihat kondisi geografis di Indonesia yang berbentuk kepulauan dan kepadatan penduduknya tidak merata khususnya di luar Pulau Jawa, satelit merupakan solusi yang efektif.
"Satelit menjadi pelengkap dari infrastruktur darat yang efektif , mengisi coverage area yang tidak terisi infrastruktur darat termasuk dalam hal contingency bila terjadi misalnya bencana alam yang menyebabkan kerusakan infrastruktur darat," ujar Kristiono saat dihubungi melalui pesan singkat.
Untuk itu dengan adanya Satelit Satria-1 diharapkan semua titik di wilayah Indonesia akan terjangkau akses internet. Namun, permasalahannya tentunya terbatas pada kapasitas terpasangnya.
Menurut Kristiono, pengalaman Palapa Ring harus dijadikan pelajaran, dimana tingkat penetrasi penggunanya lambat yang berakibat okupasinya sangat rendah.
Karena, sejak awal peta kebutuhan pelanggan dan interkoneksinya dengan jaringan backbone operator eksisting tidak terkoordinasikan dengan baik.
Proyek satria-1 juga harus sedini mungkin memetakan seluruh potensi pengguna dan mengkoordinasikan aspek teknis, operasional, serta komersialnya.
"Sehingga tidak terjadi kelambatan dalam pemanfaatan nantinya karena banyak pihak-pihak yang harus dilibatkan." pungkasnya.
(wsb)