Kreatif, Mahasiswa UMM Sulap Limbah Kulit Mangga Jadi Masker Wajah Rp20 Ribuan
loading...
A
A
A
MALANG - Lima orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinovasi mengolah sampah kulit mangga menjadi sebuah masker wajah.
Inovasi ini berkaca pada banyaknya kulit mangga yang terbuang. Padahal, dalam limbah kulit mangga terdapat banyak manfaatnya.
Ya, banyak masyarakat yang menyukai buah mangga. Sayangnya, setelah habis, kulitnya langsung dibuang begitu saja.
Berangkat dari situ, akhirnya kelima mahasiswa UMM, yakni Nabilah Hanuun Haniiifah, Mega Amelia Tri Adinda, Novia Parameswari Putri, dan Dita Ayu Novitasari, mencoba mengolah dan memanfaatkan limbah tersebut menjadi sebuah masker wajah. Kelimanya pun mengolah kulit-kulit mangga itu menjadi limbah sebagai masker.
Ketua tim Elvira Putri menjelaskan, ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk mengubah limbah kulit mangga.
Pertama, mengumpulkan limbah kulit mangga untuk kemudian dicuci dan dikeringkan.
Selanjutnya, harus melalui proses ekstraksi kulit.
Tidak cukup sampai di situ, hasil dari ekstraksi lalu masuk pada proses produksi formula masker hingga berakhir pada uji pengukuran pH (power of hidrogen) agar sesuai dengan pH kulit wajah.
“Tahap pengujian pH ini sangatlah penting agar tidak terjadi iritasi pada wajah saat menggunakannya. Pun agar konsumen merasa nyaman dengan masker tersebut,” ucap Elvira, melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/8).
Inovasi ini berkaca pada banyaknya kulit mangga yang terbuang. Padahal, dalam limbah kulit mangga terdapat banyak manfaatnya.
Ya, banyak masyarakat yang menyukai buah mangga. Sayangnya, setelah habis, kulitnya langsung dibuang begitu saja.
Berangkat dari situ, akhirnya kelima mahasiswa UMM, yakni Nabilah Hanuun Haniiifah, Mega Amelia Tri Adinda, Novia Parameswari Putri, dan Dita Ayu Novitasari, mencoba mengolah dan memanfaatkan limbah tersebut menjadi sebuah masker wajah. Kelimanya pun mengolah kulit-kulit mangga itu menjadi limbah sebagai masker.
Ketua tim Elvira Putri menjelaskan, ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk mengubah limbah kulit mangga.
Pertama, mengumpulkan limbah kulit mangga untuk kemudian dicuci dan dikeringkan.
Selanjutnya, harus melalui proses ekstraksi kulit.
Tidak cukup sampai di situ, hasil dari ekstraksi lalu masuk pada proses produksi formula masker hingga berakhir pada uji pengukuran pH (power of hidrogen) agar sesuai dengan pH kulit wajah.
“Tahap pengujian pH ini sangatlah penting agar tidak terjadi iritasi pada wajah saat menggunakannya. Pun agar konsumen merasa nyaman dengan masker tersebut,” ucap Elvira, melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/8).