Untuk Ritual Kematian, Orang China Sudah Minum Bir Sejak 9.000 Tahun Lalu
loading...
A
A
A
BEIJING - Para arkeolog menemukan beberapa artefak tertua yang pernah ditemukan terkait dengan bir di Qiaotou, China. Wadah bir yang diperkirakan dari 9.000 tahun lalu itu digunakan untuk ritual kematian.
Pendapat ilmuwan itu diperkuat dengan temuan dua kerangka manusia yang dikelilingi oleh sejumlah guci tanah berisi sisa bir. Dari 50 guci yang utuh, para peneliti mengambil 20 sampel untuk dianalisis.
Semua itu menunjukkan bahwa minum telah menjadi bagian dari upacara ritual yang berkaitan dengan penguburan orang mati, pikir para peneliti.
Beberapa guci memiliki ukuran yang mirip dengan gelas, sementara tujuh di antaranya tampak seperti teko Hu berleher panjang, yang digunakan untuk minum alkohol pada periode tersebut.
"Melalui analisis residu pot dari Qiaotou, hasil kami mengungkapkan bahwa bejana tembikar digunakan untuk menampung bir," kata antropolog Jiajing Wang dari Dartmouth College, New Hampshire seperti dikutip Science Alert, Kamis (2/9/2021).
Wang mengatakan, bir yang ditemukan ini tidak seperti yang dikenal saat ini. Analisis pot melihat sampel pati, fitolit (sisa tanaman yang diawetkan) dan jamur yang ditemukan dari tanah sekitarnya. Jejak butiran pati, fitolit, jamur dan ragi yang ditemukan di dalam pot semuanya konsisten dengan proses fermentasi bir.
"Tampaknya nasi, biji-bijian, dan umbi-umbian yang tidak dikenal digunakan untuk memasak minuman keras. Sekam padi dan bagian tanaman lainnya mungkin telah ditambahkan untuk membantu fermentasi," kata Wang.
Karena sisa-sisanya berasal dari masa lalu ketika beras baru mulai digunakan sebagai makanan pokok, sulit bagi para arkeolog untuk memastikan bagaimana alkohol diproduksi oleh komunitas kuno ini. "Kami belum bisa memastikan karena fermentasi dapat terjadi secara alami," kata Wang.
Para peneliti juga mencoba untuk menempatkan penemuan wadah bir ini dengan gambaran yang lebih luas tentang masyarakat di China pada saat itu. Saat ini, daerah China selatan ini adalah jantung padi negara itu, kemudian menjadi pemukiman yang besar.
"Temuan menunjukkan bahwa minum bir adalah elemen penting dalam ritual pemakaman prasejarah di Cina selatan, berkontribusi pada munculnya masyarakat pertanian yang kompleks empat milenium kemudian," tulis para peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan.
Pendapat ilmuwan itu diperkuat dengan temuan dua kerangka manusia yang dikelilingi oleh sejumlah guci tanah berisi sisa bir. Dari 50 guci yang utuh, para peneliti mengambil 20 sampel untuk dianalisis.
Semua itu menunjukkan bahwa minum telah menjadi bagian dari upacara ritual yang berkaitan dengan penguburan orang mati, pikir para peneliti.
Beberapa guci memiliki ukuran yang mirip dengan gelas, sementara tujuh di antaranya tampak seperti teko Hu berleher panjang, yang digunakan untuk minum alkohol pada periode tersebut.
"Melalui analisis residu pot dari Qiaotou, hasil kami mengungkapkan bahwa bejana tembikar digunakan untuk menampung bir," kata antropolog Jiajing Wang dari Dartmouth College, New Hampshire seperti dikutip Science Alert, Kamis (2/9/2021).
Wang mengatakan, bir yang ditemukan ini tidak seperti yang dikenal saat ini. Analisis pot melihat sampel pati, fitolit (sisa tanaman yang diawetkan) dan jamur yang ditemukan dari tanah sekitarnya. Jejak butiran pati, fitolit, jamur dan ragi yang ditemukan di dalam pot semuanya konsisten dengan proses fermentasi bir.
"Tampaknya nasi, biji-bijian, dan umbi-umbian yang tidak dikenal digunakan untuk memasak minuman keras. Sekam padi dan bagian tanaman lainnya mungkin telah ditambahkan untuk membantu fermentasi," kata Wang.
Karena sisa-sisanya berasal dari masa lalu ketika beras baru mulai digunakan sebagai makanan pokok, sulit bagi para arkeolog untuk memastikan bagaimana alkohol diproduksi oleh komunitas kuno ini. "Kami belum bisa memastikan karena fermentasi dapat terjadi secara alami," kata Wang.
Para peneliti juga mencoba untuk menempatkan penemuan wadah bir ini dengan gambaran yang lebih luas tentang masyarakat di China pada saat itu. Saat ini, daerah China selatan ini adalah jantung padi negara itu, kemudian menjadi pemukiman yang besar.
"Temuan menunjukkan bahwa minum bir adalah elemen penting dalam ritual pemakaman prasejarah di Cina selatan, berkontribusi pada munculnya masyarakat pertanian yang kompleks empat milenium kemudian," tulis para peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan.
(ysw)