Ternyata Begini Cara Astronot Menentukan Kiblat dan Waktu Sholat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada 2019 lalu, Hazza al-Mansoori mencetak sejarah sebagai orang Arab pertama yang mencapai Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Hazza berada di luar angkasa selama sepekan dan mendarat kembali di Bumi pada Kamis, 3 Oktober 2019.
Dua hari sebelum tiba di Bumi, Hazza membagikan kisahnya selama di luar angkasa, termasuk menjelaskan bahwa waktu sholat di luar angkasa begitu relatif, tergantung pada kecepatan pesawat yang dikendarai.
Melansir dari NU Online, Jumat (10/9), selama di luar angkasa, dia mengelilingi Bumi setiap 90 menit sekali. Dengan demikian, Hazza melihat matahari terbit dan terbenam sebanyak 16 kali selama sehari.
Bagaimana tidak, pesawat luar angkasa yang dikendarai Hazza berkecepatan hingga 28.000 kilometer per jam.
Namun, Hazza menuturkan bahwa ia menjalankan sholat lima waktu sesuai nasihat dari para ulama. Ketika sholat, Hazza mengaku menghadap ke Bumi sebagai arah kiblat, jika memungkinkan. Hazza juga dibekali buku panduan salat oleh peneliti senior di Departemen urusan Islam dan Badan Amal Dubai (IACAD).
Sheikh Muszaphar Shukor adalah orang Malaysia pertama yang pergi ke luar angkasa pada 2007. Foto: ist
Dalam buku panduan tersebut, para ulama di Dubai Islamic Affairs menegaskan, meski di luar angkasa Hazza tetap wajib menjalankan sholat. ”Sebagai pilot profesional, saya terbiasa sholat sambil terbang dengan kecepatan tinggi,” tuturnya.
Hal senada juga diamini oleh Habib Husein Ja'far Hadar. Dalam sebuah konten di YouTube, Habib Husein mengatakan arah kiblat ketika seorang Muslim melakukan sholat di luar angkasa tetap menghadap ke Bumi.
"Yang jelas arahnya (kiblat) ke yang terdekat. Sholatnya juga boleh duduk. Kalau tidak ada air atau jumlah airnya sedikit, boleh pakai tayamum," jelasnya.
Kemudian terkait waktu sholat, Habib Husein menuturkan astronot tersebut mengikut waktu sholat di tempat keberangkatannya.
"Misalkan jika berangkat dari Malaysia, mengikuti waktu sholat di Malaysia. Tinggal menyesuaikan saja," tuturnya.
Dua hari sebelum tiba di Bumi, Hazza membagikan kisahnya selama di luar angkasa, termasuk menjelaskan bahwa waktu sholat di luar angkasa begitu relatif, tergantung pada kecepatan pesawat yang dikendarai.
Melansir dari NU Online, Jumat (10/9), selama di luar angkasa, dia mengelilingi Bumi setiap 90 menit sekali. Dengan demikian, Hazza melihat matahari terbit dan terbenam sebanyak 16 kali selama sehari.
Bagaimana tidak, pesawat luar angkasa yang dikendarai Hazza berkecepatan hingga 28.000 kilometer per jam.
Namun, Hazza menuturkan bahwa ia menjalankan sholat lima waktu sesuai nasihat dari para ulama. Ketika sholat, Hazza mengaku menghadap ke Bumi sebagai arah kiblat, jika memungkinkan. Hazza juga dibekali buku panduan salat oleh peneliti senior di Departemen urusan Islam dan Badan Amal Dubai (IACAD).
Sheikh Muszaphar Shukor adalah orang Malaysia pertama yang pergi ke luar angkasa pada 2007. Foto: ist
Dalam buku panduan tersebut, para ulama di Dubai Islamic Affairs menegaskan, meski di luar angkasa Hazza tetap wajib menjalankan sholat. ”Sebagai pilot profesional, saya terbiasa sholat sambil terbang dengan kecepatan tinggi,” tuturnya.
Hal senada juga diamini oleh Habib Husein Ja'far Hadar. Dalam sebuah konten di YouTube, Habib Husein mengatakan arah kiblat ketika seorang Muslim melakukan sholat di luar angkasa tetap menghadap ke Bumi.
"Yang jelas arahnya (kiblat) ke yang terdekat. Sholatnya juga boleh duduk. Kalau tidak ada air atau jumlah airnya sedikit, boleh pakai tayamum," jelasnya.
Kemudian terkait waktu sholat, Habib Husein menuturkan astronot tersebut mengikut waktu sholat di tempat keberangkatannya.
"Misalkan jika berangkat dari Malaysia, mengikuti waktu sholat di Malaysia. Tinggal menyesuaikan saja," tuturnya.
(dan)