Dianggap Rusak Lingkungan, Ilmuwan Skotlandia Akan Kurangi Kentut Sapi
loading...
A
A
A
EDINBURGH - Sekelompok ilmuwan Skotlandia melakukan riset untuk mengurangi kentut sapi yang bertujuan mengurangi polusi udara akibat produksi gas metana.
Seperti dilansir dari The Sun, hal ini karena hewan seperti sapi, domba dan kambing menghasilkan gas metana melalui kentut dan sendawa yang berkontribusi terhadap 14 persen pemanasan global. BACA JUGA -
Ternak sapi ramah lingkungan diyakini menghasilkan lebih sedikit gas metana sehingga menurunkan tingkat kerusakan lingkungan.
Menurut penelitian, setiap hari seekor sapi dapat menghasilkan 160 liter hingga 320 liter gas yang memiliki 28 kali potensi pemanasan global karbon dioksida atau CO2.
Para ilmuwan masih mencari sapi yang menghasilkan gas metana paling sedikit dan akan membiakkannya menjadi kelompok yang terkendali.
Para ahli juga menguji beberapa jenis makanan agar hewan ini bebas kentut .
Perwakilan Asosiasi Peternak Sapi Aberdeen Barrie Turner mengatakan upaya telah dilakukan sejak 2015.
“Kami sadar bahwa sapi menghasilkan kentut yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Kami sedang membangun profil genom untuk memilih sapi yang paling ramah karbon yang akan membuat perbedaan dalam jangka panjang,” jelas Turner.
Seperti dilansir dari The Sun, hal ini karena hewan seperti sapi, domba dan kambing menghasilkan gas metana melalui kentut dan sendawa yang berkontribusi terhadap 14 persen pemanasan global. BACA JUGA -
Ternak sapi ramah lingkungan diyakini menghasilkan lebih sedikit gas metana sehingga menurunkan tingkat kerusakan lingkungan.
Menurut penelitian, setiap hari seekor sapi dapat menghasilkan 160 liter hingga 320 liter gas yang memiliki 28 kali potensi pemanasan global karbon dioksida atau CO2.
Para ilmuwan masih mencari sapi yang menghasilkan gas metana paling sedikit dan akan membiakkannya menjadi kelompok yang terkendali.
Para ahli juga menguji beberapa jenis makanan agar hewan ini bebas kentut .
Perwakilan Asosiasi Peternak Sapi Aberdeen Barrie Turner mengatakan upaya telah dilakukan sejak 2015.
“Kami sadar bahwa sapi menghasilkan kentut yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Kami sedang membangun profil genom untuk memilih sapi yang paling ramah karbon yang akan membuat perbedaan dalam jangka panjang,” jelas Turner.
(wbs)