Kerabat Titanoboa, Ahli Akui Ukuran Ular Raksasa Kalimantan Sulit Dipastikan

Kamis, 30 September 2021 - 16:31 WIB
loading...
Kerabat Titanoboa, Ahli Akui Ukuran Ular Raksasa Kalimantan Sulit Dipastikan
Titanoboa sendiri ular terbesar saat ini, Bahkan Anacondai kalah besar dari Titanoboa. Foto/ ist
A A A
SAMARINDA - Misteri ular raksasa di Kalimantan seperti Nabau dan Tangkalaluk yang hingga kini belum terungkap secara ilmu sains. Namun para ilmuwan menyakini bahwa Nabau dan Tangkalaluk adalah kerabat dekat ular purba Titanoboa.

Seperti dilansir dari Ancient Origins, Titanoboa sendiri ular terbesar saat ini, anaconda, masih jauh lebih besar Titanoboa. Bagian tubuh Titanoboa yang paling tebal, diperkirakan memiliki diameter 3 kaki atau 0,9 meter, meskipun demikian para ilmuwan akui sulit menumukan fosil utuh Titanoboa untuk memastikan ukurannya.

Menurut perkiraan yang dibuat oleh ahli paleontologi, Titanoboa bisa tumbuh hingga sepanjang 12 sampai 15 meter, dan berat badan sampai 1.144 kilogram. Sedangkan tubuh Anaconda hanya memiliki panjang 6 meter dan berat badan 227 kilogram.

Bagian tubuh Titanoboa yang paling tebal, diperkirakan memiliki diameter hanpir satu meter. Ular ini bisa tumbuh hingga 15 meter, dan berat badannya bisa mencapai seribu kilogram.
Kerabat Titanoboa, Ahli Akui Ukuran Ular Raksasa Kalimantan Sulit Dipastikan

Bagian tubuh Titanoboa yang paling tebal, diperkirakan memiliki diameter hanpir satu meter. Ular ini bisa tumbuh hingga 15 meter, dan berat badannya bisa mencapai seribu kilogram.

Titanoboa berarti 'titanic boa' dan merupakan nama yang tepat untuk ular prasejarah ini. Titanoboa jelas merupakan raksasa dibandingkan dengan Anaconda, ular terbesar yang kita miliki saat ini.

Penemuan fosil Titanoboa dilakukan di Cerrejón, sebuah tambang batu bara di bagian utara Kolombia selama dekade pertama abad ke-21.

Berawal pada 1994, ketika ahli geologi Kolombia, Henry Garcia menemukan fosil asing yang diberi label sebagai 'Cabang Membatu'. Kemudian dia menempatkan fosil tersebut di etalase perusahaan batu bara.

Pada 2003, sebuah ekspedisi pencarian fosil-fosil tumbuhan diadakan di Cerrejón. Salah satu peneliti yang bergabung dalam ekspedisi tersebut bernama Scott Wing. Dia adalah seorang kurator fosil tumbuhan di Smithsonian’s National Museum of Natural History.

Para ilmuwan, tengkorak ular hampir tidak pernah ditemukan karena sangat rapuh dan biasanya sudah hancur. Hampir tidak mungkin untuk membuat gambaran lengkap dan akurat, tentang sosok ular raksasa yang sudah punah ini.

Para ahli akhirnya berhasil mengungkap tidak hanya satu, tetapi juga fragmen dari tiga tengkorak. Hal ini memungkinkan mereka untuk pertama kali mengetahui seperti apa rupa raksasa kuno ini .
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1554 seconds (0.1#10.140)