Rahang Prajurit Bizantium Berkawat Emas Bukti Kemajuan Ilmu Kedokteran Kuno

Selasa, 05 Oktober 2021 - 11:01 WIB
loading...
Rahang Prajurit Bizantium Berkawat Emas Bukti Kemajuan Ilmu Kedokteran Kuno
Diketahui kalau kawat emas tersebut merupakan teknik dokter kuno untuk memperbaiki rahang yang terluka dalam perang. Foto/dok
A A A
NEW YORK - Arkeolog menemukan kepala seorang prajurit Bizantium yang rahangnya terdapat kawat emas. Diketahui kalau kawat emas tersebut merupakan teknik dokter kuno untuk memperbaiki rahang yang terluka dalam perang.

Tengkorak dan rahang bawah prajurit Bizantium itu ditemukan di benteng Polystylon, sebuah situs arkeologi di Thrace Barat, Yunani, pada tahun 1991.

Profesor antropologi Departemen Sejarah di Universitas Adelphi di New York, Anagnostis Agelarakis mengatakan, penemuan rahang yang berusia hampir 650 tahun itu sungguh menakjubkan.

Ilmuwan melihat akurasi yang profesional dari tenaga medis kuno yang mampu menyatukan dua fragmen utama rahang yang terpisah. "Rahangnya hancur menjadi dua bagian," kata penulis studi Anagnostis Agelarakis seperti dikutip Live Science.



Kemungkinan dokter kuno ini mendapatkan keahlian dari tulisan Dokter Yunani Hippocrates yang menulis sebuah risalah yang mencakup cedera rahang sekitar 1.800 tahun sebelum prajurit itu terluka.

Penyebab kerusakan rahang itu masih belum jelas tetapi kemungkinan karena jatuh dari kuda; terkena sabetan senjata musuh; atau hantaman proyektil balistik yang dipicu oleh bubuk hitam, tulis Agelarakis dalam studi baru yang diterbitkan secara online dalam jurnal Mediterranean Archaeology and Archaeometry edisi September.

Prajurit itu meninggal antara usia 35 sampai 40 tahun. Kemungkinan pada tahun 1373, ia mengalami patah rahang yang menghancurkan. "Analisis gigi di rahang bawah prajurit itu mengungkapkan garis zig-zag di sekitar pangkal gigi pria itu," ujar Agelarakis.

Kawatnya sudah lama hilang, tapi Agelarakis menduga kawat tersebut terbuat dari emas karena tidak ada jejak material lain seperti perak atau tembaga.

"Itu pasti semacam benang emas, kawat emas atau semacamnya, seperti yang direkomendasikan dalam korpus Hippocrates yang disusun pada abad kelima SM," kata Agelarakis.



Emas lembut dan lentur tetapi kuat dan tidak beracun, sehingga menjadikannya pilihan yang baik untuk jenis perawatan medis ini. "Salah satu gigi dikikir sedikit sehingga simpul yang diikat di kawat tidak menggores pipi, ini sangat canggih, sangat menakjubkan," kata Agelarakis.

Perawatan medis yang luar biasa ini menunjukkan bahwa prajurit itu merupakan orang penting. "Dia adalah pemimpin militer, kemungkinan besar dari benteng itu. Karena itu, dia dipenggal ketika bentengnya direbut," kata Agelarakis.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4953 seconds (0.1#10.140)