Sampah Antariksa Bertambah, Dampak Uji Coba Rudal Anti Satelit Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Uji coba senjata anti-satelit oleh Rusia terhadap salah satu satelitnya telah menghasilkan puing-puing sampah antariksa yang berisiko bagi astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Dilansir Reuters, Selasa (16/11/2021), para ahli mengatakan senjata yang menghancurkan satelit menimbulkan bahaya luar angkasa dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit Bumi.
"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang di luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan ruang angkasa tidak jujur dan munafik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan.
Sejauh ini, rudal anti satelit yang ditembakan Rusia menghasilkan sekitar 1.500 keping sampah orbital yang dapat dilacak.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kekhawatiran paling mendesak adalah puing-puing tetapi tes menunjukkan perlunya norma di luar angkasa.
Militer dan kementerian pertahanan Rusia tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Amerika Serikat melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, ketika satelit masih langka dan baru.
April lalu, Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit lainnya karena para pejabat mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.
Tes ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang dari operasi ruang angkasa yang penting untuk sejumlah besar kegiatan komersial, termasuk layanan perbankan dan GPS.
Pekan kemarin, Stasiun Luar Angkasa Internasional nyaris ditabrak puing-puing satelit China. Bahkan pesawat antariksa Rusia harus menghidupkan roket selama 6 menit untuk menggeser posisi ISS agar terhindar dari puing antariksa tersebut.
Dilansir Reuters, Selasa (16/11/2021), para ahli mengatakan senjata yang menghancurkan satelit menimbulkan bahaya luar angkasa dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit Bumi.
"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang di luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan ruang angkasa tidak jujur dan munafik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan.
Sejauh ini, rudal anti satelit yang ditembakan Rusia menghasilkan sekitar 1.500 keping sampah orbital yang dapat dilacak.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kekhawatiran paling mendesak adalah puing-puing tetapi tes menunjukkan perlunya norma di luar angkasa.
Militer dan kementerian pertahanan Rusia tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Amerika Serikat melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, ketika satelit masih langka dan baru.
Baca Juga
April lalu, Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit lainnya karena para pejabat mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.
Tes ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang dari operasi ruang angkasa yang penting untuk sejumlah besar kegiatan komersial, termasuk layanan perbankan dan GPS.
Pekan kemarin, Stasiun Luar Angkasa Internasional nyaris ditabrak puing-puing satelit China. Bahkan pesawat antariksa Rusia harus menghidupkan roket selama 6 menit untuk menggeser posisi ISS agar terhindar dari puing antariksa tersebut.
(ysw)