Hati-Hati, Kucing Mudah Terinfeksi Covid-19

Senin, 08 Juni 2020 - 06:02 WIB
loading...
Hati-Hati, Kucing Mudah...
Kucing bermaskser. Kredit: FOTO/ DAILY
A A A
WUHAN - Para ilmuan di Amerika Serikat (AS) dan Jepang telah melakukan penelitian di laboratorium tetang penyebaran Covid-19 melalui kucing. Kucing dengan mudah terinfeksi oleh virus Covid-19 dan dapat menularkan ke kucing lain.

Para peneliti di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wisconsin (UW) memberikan virus Covid-19 yang berasal dari pasien manusia kepada tiga kucing. Keesokan harinya, mereka menyeka bagian hidung kucing dan mampu mendeteksi virus pada dua kucing. Tiga hari kemudian, semua kucing terinveksi virus Covid-19. BACA JUGA - Keadaan Genting, NASA Deteksi Asteroid Besar Sedang Melesat Menuju Bumi

Penelitian yang di pimpin oleh Profesor Ilmu Patobiologi, Yoshihiro Kawaoka, melakukan penelitian lebih lanjut dengan menempatkan kucing lain di masing-masing kandang kuncing yang terinveksi. Para peneliti tidak memberikan virus Covid-19 pada kucing-kucing ini.

BACA JUGA - Inilah Kecepatan dan Volume Asteroid yang Akan Terobos Bumi Besok

Setiap hari, para peneliti mengambil swab hidung dan dubur dari keenam kucing untuk menilai keberadaan virus. Dua hari kemudian salah satu kucing yang sebelumnya tidak terinfeksi, terdeteksi virus dalam usap hidung. Namun, dalam waktu enam hari, semua kucing mampu melepaskan virus dari dalam tubuhnya.

Setiap kucing mampu melepaskan virus Covid-19 dari saluran hidung mereka hingga enam hari. Virus itu tidak mematikan dan tidak ada kucing yang menunjukkan tanda-tanda penyakit.

"Itu adalah temuan utama bagi kami, kucing tidak memiliki gejala," kata Kawaoka, yang membantu upaya untuk menciptakan vaksin Covid-19 yang disebut CoroFlu, dikutip dari Scitechdaily.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kucing dapat terinfeksi Covid-19 berasal dari manusia atau kucing lain yang positif Covid-19. Penelitian ini menunjang penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh para ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian China kepada kucing.

"Ini adalah sesuatu yang harus diingat oleh orang-orang. Jika mereka dikarantina di rumah dan khawatir akan memberikan COVID-19 kepada anak-anak dan pasangannya, mereka juga harus khawatir untuk memberikannya kepada hewan peliharaan," kata Peter Halfmann, profesor peneliti di UW – Madison.

Kedua peneliti menyarankan kepada orang dengan gejala Covid-19 agar menghindari kontak dengan kucing. Mereka juga menyarankan pemilik kucing untuk menjaga hewan peliharaan mereka di dalam ruangan dan membatasi kontak kucing mereka dengan orang atau hewan lain.

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merasa prihatin dengan kesejahteraan hewan. Mereka tidak membenarkan untuk mengambil tindakan terhadap hewan peliharaan yang dapat membahayakan kesejahteraan mereka.

Manusia tetap menjadi risiko terbesar bagi manusia lain dalam penularan virus. Sejauh ini belum ada bukti bahwa kucing dapat menularkan virus ke manusia dengan mudah. Dokumentasi medis juga belum mengidentifiikasi bahwa manusia tertular Covid-19 dari kucing.

Justru sebaliknya, ada beberapa contoh kucing yang terinveksi karena kontak dekat dengan manusia yang positif Covid-19. Termasuk beberapa kucing besar di Kebun Binatang Bronx juga dinyatakan positif.

Pengumuman dari Departemen Pertanian AS pada 22 April lalu menyebutkan bahwa ada dua kucing di dua rumah pribadi di negara bagian New York dinyatakan positif Covid-19. Salah satunya berada di rumah bersama seseorang dengan kasus penyakit virus yang terkonfirmasi. Kucing-kucing itu menunjukkan tanda-tanda penyakit pernapasan ringan dan diharapkan pulih sepenuhnya.

Direktur Program Kedokteran Penampungan UW – Madison, Sandra Newbury, menguji kucing di tempat penampungan hewan yang sebelumnya pernah terkena kasus Covid-19. Ia mengatakan bahwa kucing dapat dinyatakan positif Covid-19 setelah kontak dekat dengan manusia.

"Organisasi kesejahteraan hewan bekerja sangat keras dalam krisis ini untuk mempertahankan ikatan manusia-hewan dan memelihara hewan peliharaan dengan pemilik mereka," kata pimpinan peneliti di beberapa negara bagian di AS.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini adalah waktu yang menegangkan bagi semua orang. Setiap orang membutuhkan kenyamanan dan dukungan untuk diberikan kepada hewan peliharaan.

Newbury telah bekerja dengan CDC dan American Veterinary Medical Association untuk mengembangkan rekomendasi tempat penampungan hewan peliharaan yang berpotensi terpapar Covid-19. Ini digunakan untuk memberikan perawatan ketika pemiliknya dirawat di rumah sakit atau tidak mau mewaratnya lagi karena sebuah penyakit.

Studi UW-Madison membantu mengkonfirmasi secara eksperimental bahwa kucing dapat terinfeksi, meskipun risiko infeksi alami akibat paparan Coovid-19 tampaknya cukup rendah. Dari 22 hewan yang telah diuji oleh program, tidak ada yang memiliki tes reaksi berantai polimerase positif untuk virus ini," kata Newbury.

Disisi lain, Keith Poulsen, direktur Laboratorium Diagnostik Hewan Wisconsin, merekomendasikan agar pemilik hewan peliharaan terlebih dahulu berdiskusi dengan dokter hewan. Jika memungkinkan, pengujian dapat dilakukan pada populasi kucing dan spesies lain yang terbukti rentan terhadap virus dan penularan virus.

"Kucing masih jauh lebih mungkin untuk mendapatkan Covid-19 dari Anda daripada Anda mendapatkannya dari kucing," kata Poulsen.

Mudahnya penularan Covid-19 dari manusia ke kucing menjadikan Ruthanne Chun, associate dekan untuk urusan klinis di UW Veterinary Care, angkat bicara. Ia memberikan beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemiliki hewan peliharaan, seperti :

1. Jika hewan peliharaan Anda tinggal di dalam ruangan bersama Anda dan tidak bersentuhan dengan individu positif Covid-19, aman untuk memeluk dan berinteraksi dengan hewan peliharaan Anda.

2. Jika Anda positif Covid-19, Anda harus membatasi interaksi dengan hewan peliharaan Anda untuk melindunginya dari paparan virus.

3. Panduan tambahan tentang mengelola hewan peliharaan di rumah tempat orang sakit dengan COVID-19 tersedia dari American Veterinary Medical Association dan CDC, termasuk dalam FAQ ini dari AVMA.

"Seperti biasa, pemilik hewan harus menyertakan hewan peliharaan dan hewan lain dalam perencanaan kesiapsiagaan darurat mereka, termasuk menyediakan persediaan makanan dan obat-obatan selama dua minggu," kata Chun.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1393 seconds (0.1#10.140)