Ini Fosil Buaya Modern Berusia 155 Juta Tahun, Punya 30 Gigi Tajam dan Berat 500 Kg
loading...
A
A
A
WYOMING - Fosil buaya modern berusia 155 juta tahun dari spesies baru keluarga Goniopholidid ditemukan di Wyoming, Amerika Serikat. Fosil Amphicotyleus milesi digali di East Camarasaurus Quarry, berukuran 14 kaki dan diperkirakan bobotnya bisa mencapai 500 Kg.
Ketua tim ahli paleontologi Junki Yoshida dari Universitas Hokkaido Jepang mengatakan, buaya yang pernah menjelajahi lanskap Serengeti di Wyoming ini memiliki 30 gigi tajam berukuran 2 inci dan mempunyai sistem penapasan yang unik. (Baca juga; 5 Sungai dengan Buaya Terbanyak dan Paling Berbahaya di Dunia )
Junki Yoshida mengungkapkan asal usul sistem pernapasan unik yang digunakan untuk menyelam berupa saluran hidung yang memanjang ke belakang. Kemudian tulang lidah yang pendek dan melengkung mirip dengan buaya modern. (Baca juga; 8 Fakta Menarik Tentang Buaya, Semua di Luar Nalar )
“Ini menunjukkan, dengan menjaga lubang hidung luar mereka di atas permukaan air, nenek moyang buaya bisa menaikkan katup di lidah. Mereka bisa bernapas di bawah air sambil menahan mangsa di mulut, seperti yang dilakukan buaya modern saat ini,” kata Junki Yoshida dikutip SINDOnews dari laman dailmail, Rabu (8/12/2021).
Dalam jurnal Royal Society Open Science, Junki Yoshida menjelaskan, fosil Amphicotylus miles memberikan wawasan baru tentang adaptasi akuatik pada buaya modern. Buaya modern mampu menahan napas hingga satu jam di bawah air.
Saat ini hanya ada 25 spesies buaya yang masih hidup, padahal selama zaman dinosaurus ada ratusan spesies. Bahkan beberapa spesies memiliki panjangnya mencapai 30 kaki dan beratnya tiga ton atau enam kali lipat dari Amphicotylus milesi.
Para peneliti percaya bahwa Amphicotylus milesi merupakan predator oportunistik dan memakan segala, mulai dari katak ikan kecil, kadal, dan kura-kura hingga mungkin dinosaurus herbivora dan pterosaurus.
Ketua tim ahli paleontologi Junki Yoshida dari Universitas Hokkaido Jepang mengatakan, buaya yang pernah menjelajahi lanskap Serengeti di Wyoming ini memiliki 30 gigi tajam berukuran 2 inci dan mempunyai sistem penapasan yang unik. (Baca juga; 5 Sungai dengan Buaya Terbanyak dan Paling Berbahaya di Dunia )
Junki Yoshida mengungkapkan asal usul sistem pernapasan unik yang digunakan untuk menyelam berupa saluran hidung yang memanjang ke belakang. Kemudian tulang lidah yang pendek dan melengkung mirip dengan buaya modern. (Baca juga; 8 Fakta Menarik Tentang Buaya, Semua di Luar Nalar )
“Ini menunjukkan, dengan menjaga lubang hidung luar mereka di atas permukaan air, nenek moyang buaya bisa menaikkan katup di lidah. Mereka bisa bernapas di bawah air sambil menahan mangsa di mulut, seperti yang dilakukan buaya modern saat ini,” kata Junki Yoshida dikutip SINDOnews dari laman dailmail, Rabu (8/12/2021).
Dalam jurnal Royal Society Open Science, Junki Yoshida menjelaskan, fosil Amphicotylus miles memberikan wawasan baru tentang adaptasi akuatik pada buaya modern. Buaya modern mampu menahan napas hingga satu jam di bawah air.
Saat ini hanya ada 25 spesies buaya yang masih hidup, padahal selama zaman dinosaurus ada ratusan spesies. Bahkan beberapa spesies memiliki panjangnya mencapai 30 kaki dan beratnya tiga ton atau enam kali lipat dari Amphicotylus milesi.
Para peneliti percaya bahwa Amphicotylus milesi merupakan predator oportunistik dan memakan segala, mulai dari katak ikan kecil, kadal, dan kura-kura hingga mungkin dinosaurus herbivora dan pterosaurus.
(wib)