CGBIO Beberkan Dua Inovasi Baru Implantasi Tulang di Indonesia

Senin, 17 Januari 2022 - 07:25 WIB
loading...
CGBIO Beberkan Dua Inovasi Baru Implantasi Tulang di Indonesia
Ketua Tim Departemen Bisnis Indonesia CGBIO Eric Aoh. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
MENLO PARK - Kejadian patah tulang merupakan masalah kesehatan pada masyarakat global. Di Indonesia hasil Riset Badan Penelitian Kesehatan Dasar dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI mencatat, pada 2018 kasus fraktur di Indonesia mencapai prevalensi sebesar 5,5%.

Hal ini menunjukkan, kasus fraktur menjadi salah satu problematika bagi dunia kesehatan Indonesia. Jenis patah tulang atau fraktur sangat beragam, begitu juga dengan penyebabnya. Untuk setiap jenis kasus patah tulang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat.



Kesalahan dalam menangani cedera ortopedi bisa mengakibatkan risiko yang fatal. Salah satu cara untuk menangani fraktur yaitu dengan melakukan implantasi tulang atau cangkok tulang.

Dalam standar prosedur pengobatan cangkok tulang, saat ini penggunaan produk cangkok tulang yang dikomersialkan mulai meningkat secara bertahap. Hal ini dikarena metode autogneous yaitu metode cangkok tulang dengan menggunakan jaringan tulang yang berasal dari dalam tubuh kerap menimbulkan berbagai komplikasi, termasuk keluhan rasa sakit di daerah implantasi.

Di Indonesia, CGBIO sebuah perusahaan yang secara khusus bergerak dalam pengobatan regenerative, baru-baru ini memperkenalkan produk implantasi tulangnya 'NOVOSIS', pengganti tulang yang mengandung rhBMP-2, Rekombinan Human Bone Morphogenetic Protein-2, dan 'Excelos Inject', bahan pengganti tulang yang mengandung beta-tricalsium phosphate di pasar Indonesia, mencerahkan prospek pasar cangkok tulang lokal.

Ketua Tim Departemen Bisnis Indonesia CGBIO Eric Aoh,menjelaskan tentang NOVOSIS sebagai “NOVOSIS adalah rhBMP-2, yang pertama di Korea Selatan dan kedua di dunia, berlaku untuk pennyatuan tulang belakang dan fraktur ekstremitas atas dan bawah.

Produk rhBMP-2, protein faktor pertumbuhan yang membantu sel induk dalam tubuh dengan cepat berdiferensiasi menjadi sel tulang, dimasukkan ke dalam bahan keramik untuk penggantian tulang.” “Novosis memiliki hasil yang sama dengan pencangkokan tulang otonom, sehingga tidak menimbulkan komplikasi akibat cangkok tulang autogenous”, tambahnya.

Excelos Inject adalah produk cangkok tulang yang terbuat dari bahan spherical beta-tricalsium phosphate berukuran puluhan mikrometer. Dapat digunakan untuk mengisi di area tulang yang rusak, meningkatkan kemudahan penggunaan, dan dapat diserap perlahan-lahan dari waktu ke waktu yang akan menjadi tulang baru sepenuhnya.” kata Eric.

“Produk tulang sintetik yang ada di pasaran saat ini, umumnya dalam jenis butiran mulai dari 4mm hingga 10mm, sehingga untuk aplikasinya biasanya membutuhkan proses pembedahan dengan kisaran sayatan yang besar. Excelos Inject memiliki keuntungan karena mudah disuntikkan ke sebagian area karena sifat fisiknya yang seperti pasta gigi, yang dapat dengan mudah diterapkan pada operasi invasif minimal dengan rentang sayatan yang kecil,” kata Eric.

“Kedua produk, Novosis dan Excelos Inject ditujukan untuk semua generasi. Pada pasien lanjut usia, membutuhkan produk Novosis untuk mencegah non-konjugasi dan penggabungan tertunda yang disebabkan oleh proses penyembuhan tulang yang lambat,” terang Eric.

Bahkan, menurut sebuah makalah yang diterbitkan oleh peneliti Indonesia, seorang anak laki-laki di Indonesia yang berusia 8 tahun, lahir dengan cacat pada satu kaki karena displasia osteofibrotik bawaan menjalani operasi untuk mengamputasi kakinya yang bengkok dan menanamkan Novosis dan sel induk di daerah tersebut.

Telah dipastikan bahwa penggabungan tulang bisa terwujud 84 minggu setelah operasi dan saat ini menjalani kehidupan normal. “CGBIO akan terus membuat produk-produk yang membantu masyarakat sekitar untuk hidup sehat”, tambahnya.

Dalam uji klinis berlisensi yang melibatkan 100 pasien dengan herniasi disk intervertebralis yang parah, stenosis tulang belakang, skoliosis anterior tulang belakang, dan segregasi tulang belakang yang melakukan perawatan anterior lumbar interbody fusion, sebagian pasien menggunakan Novosis dan sebagian lagi menggunakan metode transplantasi tulang autogolous.

Hasil CT scan hasil operasi menunjukkan, laju penggabungan tulang setelah 12 minggu operasi adalah 100% pada kelompok Novosis dan 90,2% pada kelompok transplantasi iliaka autologus.

Saat ini Novosis 0,25 mg dan Excelos suntik 3 cc dijual dan didistribusikan secara lokal melalui Kalbe Farma, sebagai perusahaan health care dengan pangsa pasar No. 1 di Indonesia serta di pasar Asia Tenggara.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2520 seconds (0.1#10.140)