Jet Supersonik X-59 Mampu Redam Sonic-Boom, NASA Lakukan Uji Struktur Pesawat

Sabtu, 25 Desember 2021 - 20:34 WIB
loading...
Jet Supersonik X-59...
NASA mengembangkan jet supersonik yang tidak berisik untuk keperluan berbagai misi di masa depan. Pesawat eksperimen ini diberi nama X-59 Quiet Supersonic Technology atau QueSST. Foto/thewarzone/Lockheed Martin
A A A
TEXAS - NASA mengembangkan pesawat jet supersonik yang tidak berisik untuk keperluan berbagai misi di masa depan. Pesawat eksperimen ini diberi nama X-59 Quiet Supersonic Technology atau QueSST yang dibangun oleh Skunk Works Lockheed Martin di Pabrik 42 Angkatan Udara AS di Palmdale, California, Amerika Serikat (AS).

Penampakan pesawat eksperimen itu terlihat ketika sedang dibawa ke markas NASA Fort Worth, Texas. Seorang fotografer sempat mengambil gambar pesawat yang ditutupi selubung biru sedang diangkut truk semi-trailer di Marana, Arizona awal pekan ini.

Lockheed Martin mengonfirmasi kepada The War Zone bahwa X-59 dibawa Texas untuk tes struktural sebelum membawanya kembali ke Palmdale untuk putaran awal pengujian penerbangan. Palmdale sudah dikenal karena menjadi tempat perakitan jet tempur F-35 Joint Strike Fighter.

Program X-59 QueSST bertujuan mengeksplorasi teknologi yang secara dramatis mampu mengurangi suara dan dampak ledakan sonik pada pesawat yang terbang lebih cepat daripada kecepatan suara. Diketahui, pesawat yang terbang melebihi kecepatan suara mempunyai beberapa kendala, seperti suara yang sangat bising dan guncangan yang keras.
Jet Supersonik X-59 Mampu Redam Sonic-Boom, NASA Lakukan Uji Struktur Pesawat

Suara pesawat yang sangat bising dan guncangan keras saat terbang membuat pihak militer membatasi latihan dengan pesawat supersonik. Jika program jet supersonik X-59 yang tidak berisik ini berhasil, juga akan bermanfaat dalam misi operasi tempur.

Untuk menekan biaya program X-59 Lockheed Martin membuat desain yang sederhana dan berbiaya serendah mungkin. Lockheed Martin pun banyak menggunakan banyak komponen dari pesawat yang pernah dibuat sebelumnya. (Baca juga; Pertama Kali, Rusia Uji Tembak Rudal Supersonik Pembunuh Kapal Induk )

“Peralatan pendarat (diambil) dari pesawat tempur F-16 Angkatan Udara, kanopi kokpit dari pesawat latih NASA T-38, sistem propulsi dari pesawat mata-mata U-2, dan tongkat kendali dari pesawat tempur siluman F-117. Semua untuk digunakan pada pesawat terbaru NASA (X-59)," demikian keterangan NASA dikutip SINDOnews dari laman the war zone, Sabtu (25/12/2021).

Pesawat ini didukung oleh mesin tunggal General Electric F414 yang dimodifikasi, diambil dari varian mesin yang biasa digunakan pesawat tempur Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan jet EA-18G Growler, serta jet tempur Saab Gripen. Jadi hanya sekitar 10% dari desain yang sepenuhnya menggunakan bahan yang baru.

Bagian itu pada penggunaan kulit komposit pada satu bagian besar sayapnya untuk membantu membuktikan teknik manufaktur canggih pada jet supersonik X-59. Skunk Works menjadikan jet supersonik X-59 sebagai proyek pertama yang benar-benar memanfaatkan kemampuan penyadapan suara dengan robot dan sistem yang sangat otomatis.
Jet Supersonik X-59 Mampu Redam Sonic-Boom, NASA Lakukan Uji Struktur Pesawat

Salah satu desain yang tidak biasa dari X-59 menyebabkan visibilitas pilot tidak luas. Namun, desain ini memungkinkan seluruh ujung depan pesawat lebih dioptimalkan untuk penerbangan supersonik dengan kemampuan meredam sonic-boom. (Baca juga; Ini Rahasia Rudal Hipersonik Rusia Tidak Terdeteksi Radar )

Untuk membantu pilot yang menerbangkan X-59 mendapatkan visibilitas yang baik, maka digunakan sistem penglihatan jarak jauh yang disebut eXternal Vision System (XVS). Sistem ini menggunakan berbagai kamera resolusi tinggi yang menghadap ke depan. (Baca juga; NASA Segera Uji Coba Pesawat Supersonic X-59 )

NASA menetapkan batas waktu untuk penerbangan pertama X-59 sekitar tahun depan. Namun, Lockheed Martin belum memberikan jawaban pasti kapan pesawat itu akan mengudara pertama kalinya. Sebab, pengujian penerbangan awal, untuk kelaikan dasar pesawat, diperkirakan memakan waktu sembilan bulan dan berlangsung hingga 2023.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)